Bab 18

749 77 0
                                    

Matahari bersinar terang, namun keadaan hutan masih saja gelap karena rimbunan pohon yang menghalangi akses cahaya matahari menyinari tanah Hutan Aokigahara. Hutan yang paling angker dan tempat banyak manusia mengakhiri hidupnya di Jepang. Tanpa para manusia itu sadari, seorang fallen angel sudah dari lama mengawasi perkembangan jaman dari dalam hutan. Damian, seorang fallen angel dengan aura biru itu hidup menyendiri disamping mengerjakan tugasnya.

***

Getaran Glasdtone masih pemuda itu rasakan. Telapak tangannya yang tergenggam erat sampai berkeringat pun tidak ia perdulikan.

Iris biru gelap yang hampir tersembunyi di balik poni rambut hitam tersebut menatap sendu tubuh gadis manusia yang terlelap di atas lampiran kain di rumah pohonnya.

"Aku sangat merindukanmu, Attila. Aku bersyukur kau terlahir kembali, tapi ...," Damian menundukkan pandangannya. Setetes airmata mengaliri pipi putih dan turun sampai rahang tegasnya. "kenapa kau terlahir sebagai denoir .... Kenapa!?" serunya tidak terima.

Pemuda setinggi 185 cm itu mengambil Glasdtone di saku rompi hijau tua yang ia pakai, lalu secara cepat mencoba menusukkannya pada jantung Athala. Namun, mata pisau kecil yang gagangnya memiliki permata merah itu terhenti tepat lima sentimeter di atas jantung sang gadis.

Tangan Damian bergetar. Dia tidak bisa membunuh gadis manusia yang memiliki wajah persis dengan Attila itu. Hati kecilnya berbisik tidak bisa.

Attila, gadis manusia yang menjadi cinta pertama fallen angel tersebut sudah mati ratusan tahun lalu. Dan sekarang dia terlahir kembali. Jika saja gadis di depannya bukan denoir, ia rela sepenuh hati menentang Azazel untuk bisa hidup bersama pemilik wajah tersebut.

Menghela napas untuk menetralkan emosinya, Damian memberikan waktu untuk dirinya kembali ke posisi semula. Dia menarik tangannya dari atas tubuh Athala.

Beberapa menit, sebelum pemuda berambut gondrong hitam itu menoleh cepat karena merasakan kehadiran dari sosok-sosok yang dikenalnya.

Damian segera mengambil tubuh Athala dan menggendongnya di depan tubuh, lalu mengembangkan sayap miliknya dan terbang keluar rumah pohon. Bertepatan dengan beberapa pisau angin meluncur cepat menuju rumah pohon dan meledakkannya.

Bunga api setinggi sepuluh meter tercipta akibat ledakan besar tersebut. Ledakan yang mampu membuat terbang Damian menjadi sedikit tidak terkendali hingga membuatnya hampir jatuh menukik tanah jika saja seseorang tidak menarik punggung Damian untuk memperbaiki letak terbangnya.

Avram merasakan Damian memberontak dari genggamannya. Sebuah tendangan mengarah ke perutnya, namun Avram segera menghindar hingga membuat pegangannya pada pemuda beriris biru gelap itu terlepas.

Surai hitam legam itu mulai memperlihatkan perubahan warna pada ujung rambut bagian kirinya. Warna biru gelap yang melambangkan kekuatan milik fallen angel pemegang senjata busur tersebut. Sepasang sayap hitam yang ukurannya mulai membesar.

Tatapan Damian terarah pada dua sosok yang baru datang. Seorang pemuda berjas long coat hitam dan seorang lagi berkemeja merah.

Linus menatap datar salah satu rekannya, lalu beralih menatap seorang gadis yang tidak sadarkan diri yang digendong di depan tubuh pemuda itu. Matanya memicing menangkap luka-luka yang membekas di wajah dan tubuh Athala. "Lepaskan dia," ucap pemuda setinggi 189 cm tersebut. Surai hitam pendeknya menari saat terembus angin yang tercipta dari kepakan tiga pasang sayap makhluk dunia bawah tersebut.

"Dia milikku," jawab Damian tak kalah dingin. Bayangan kematian Attila menari-nari di depan matanya. Jika saja waktu itu Linus tidak bertemu Attila, mungkin saat itu gadis tersebut masih hidup.

The Guardian Angel #ODOCThewwg [✓]Kde žijí příběhy. Začni objevovat