Bab 14

864 73 6
                                    


Dunia Bawah

Kerajaan Gardania

Bar Castella

Puluhan deman baik perempuan maupun laki-laki tengah berkumpul di bar dan tengah bersuka ria dengan alunan musik dan minuman keras di jangkauan mereka.

Sebuah pengumuman yang tertulis di sebuah papan kayu yang memberitahukan bahwa perluasan wilayah ke dunia manusia akan dilakukan dalam waktu dekat.

Semua orang tengah menari ria dengan pasangan mereka masing-masing. Namun, berbeda dengan satu orang yang terlihat suram tengah duduk di pinggiran bar, tidak bergabung dengan deman lainnya.

Dua orang deman perempuan mendekat lalu menempel manja pada laki-laki dengan surai ombre merah dan hitam tersebut. "Avram~ tidak biasanya kau berwajah suram.... Apa terjadi sesuatu?~" ucap salah satu dari dua wanita berambut pirang dengan kulit kemerahan dan dua buah tanduk di dahinya.

Berbeda dengan Hellen yang hanya berbicara dengan nada manja, Ellina kini memeluk tubuh Avram dari belakang seraya mengelus pipi pemuda itu. "Avram sayang~ bagaimana kalau kita habiskan malam ini seperti saat itu?~ Lupakan sejenak masalahmu~." wanita itu lalu mengecup pelan rahang tegas sang fallen angel.

Embusan panjang keluar dari mulut laki-laki itu. "Hellen, Ellina, maaf untuk kali ini aku tidak bisa bersama kalian," lirih Avram. "Tapi .., setelah aku pulang dari tugasku, sempatkan untuk mampir ke rumah, oke?" lanjut laki-laki bersurai ombre itu mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum manis, membuat wajah dua wanita yang mengapit tubuh Avram memerah.

"Tentu saja, Avram~ Apa 'sih yang tidak buatmu," ucap dua deman perempuan itu bersamaan sembari memeluk laki-laki setinggi 189 cm itu dari dua sisi.

Ah, sekejap melupakan masalah Linus tidak apa, 'kan? Batin Avram menatap langit-langit bar yang terbuat dari kayu.

***

Avram menapakkan kakinya di tanah. Ini adalah ke sekian kalinya ia menginjakkan kaki di wilayah Linus. Sepasang sayap hitam di punggungnya perlahan terlipat lalu hilang menyatu dengan punggung lebarnya.

Pemuda setinggi 189 cm itu mengambil sesuatu dari saku celana hitamnya, sebuah karet. Avram mengikat rambutnya tinggi dan menyisakan rambut hitam di kedua sisi wajahnya, ponytail.

Jaket tebal berwarna merah panjang dengan bulu-bulu di bagian tudungnya digunakan olehnya. Sebuah kacamata dengan frame hitam tiba-tiba muncul saat tangannya terangkat. Avram memakai kacamata tersebut.

Baru beberapa langkah, kemudian pemuda itu sampai di keramaian dunia manusia. Banyak manusia--khususnya kaum hawa yang berhenti sejenak untuk memastikan matanya tidak salah dalam melihat lukisan tuhan yang tergambar pada fisik pemuda berambut panjang tersebut.

Beberapa kali Avram tersenyum dan mengangguk untuk menyapa perempuan-perempuan yang tidak berhenti menatapnya.

"Hahhh," Avram menghela napasnya. "Sepertinya manusia memiliki selera yang bagus, seperti diriku contohnya," ucap pemuda itu bersiul pelan. Akhirnya setelah membuat pipinya terasa pegal karena terus menerus senyum--untuk menebar pesona-- pada kumpulan perempuan, Avram tiba di jalanan kecil dimana pejalan kaki lebih sedikit.

Tiba di sebuah belokan gang dimana terdapat deretan tempat sampah, tiba-tiba langkah Linus terhenti. Semerbak aroma yang familiar terlintas di depan indera penciumannya.

Aroma arang dengan mawar ini .., Linus?

Slash

Baru saja Avram menebak-nebak pemilik aroma jiwa tersebut, tiba-tiba sebuah pedang hitam terlempat dan menuju ke arahnya berdiri. Jika saja pemuda berkacamata itu tidak sigap menghindar, mungkin pedang yang kini tertancap di tanah tepat dimana dia berdiri sudah membelah wajahnya.

The Guardian Angel #ODOCThewwg [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang