Bab 11

920 93 1
                                    

The Guardian Angel

.
.
.
.
.
.
.

"Kak Linus?" tebak Felix ragu.

Pemuda bersurai hitam pendek dengan iris kuning madu itu berdiri di depan tubuh Shimizu yang tengah menatap kosong. Ponsel di tangannya ia jatuhkan.

Aroma mawar bercampur arang yang menguar di udara membuat pemuda itu siaga. "Sialan. Sepertinya kali ini aku mundur dulu," ucapnya kesal, lalu mengangkat sebelah tangannya ke udara. Tiba-tiba muncul sebuah perisai berbentuk segi lima dengan bagian bawah menyatu tajam. Aura kuning menguar dan menyebar di tubuh Fallen Angel spesialis bertahan tersebut.

Setelah menggumamkan beberapa kalimat untuk membuat perisai menjadi transparan, Felix kembali mengubah senjata bertahannya menjadi lebar. Hal itu dilakukannya agar Linus tidak mencium jejaknya setelah ia pergi.

"Padahal tadi aku tidak mencium aroma Kak Linus, tapi kenapa tiba-tiba ...?" setelah mengatakan itu, tubuh Felix langsung menghilang menjadi asap. Meninggalkan Shimizu yang tiba-tiba sadar dengan keadaannya.

"A-aduh," lirih perempuan berambut hitam sebahu tersebut. Dia mengedarkan pandangannya dengan lirih sembari masih memegangi kepalanya. "Dimana aku?"

Saat menunduk, barulah gadis itu menemukan ponselnya dalam keadaan menyala di atas tanah.

Dari : TsukkiAtha-chan

Kau dimana? Di toilet tidak ada.

"Tsukki-chan?" ucapnya ragu menyebutkan nama pengirim pesan di ponselnya. Baru saja sang gadis akan mengambil ponsel, suara geraman keras muncul dari arah belakangnya.

'Gggrrmmmhhhhhh....'

Punggung Shimizu menegang. Dia merasakan aliran darahnya memanas dan membuat jantungnya menggila. "A-apa itu tadi?" gumamnya tidak berani menoleh.

Sebelah tangannya terangkat dan mengusap tengkuk sebelum akhirnya berlari.

Dan bertepatan dengan sesosok laki-laki yang berlari menyergap tubuh Shimizu dan menggoreskan pedang berbilah tipisnya pada punggung lunak manusia.


Jeritan tertahan keluar dari mulut Shimizu saat dengan cepat pemuda itu menutup mulut gadis itu dengan tangannya.

***

Embusan napas panjang keluar dari mulut gadis berambut cokelat tersebut. Surai sebahunya ikut bergoyang saat empunya mengedarkan kepalanya ke segala arah.

"Sebenarnya dia ke mana 'sih?" gumam Athala sedikit kesal karena tak menemukan Shimizu di toilet yang seharusnya. "Padahal dia sendiri yang memintaku untuk datang, kenapa tidak ada?" netra jade sang gadis tertuju kembali pada layar ponselnya yang tidak menunjukkan datangnya pesan balasan dari Shimizu.

Melihat keadaan sekeliling yang minim cahaya, membuat gadis 17 tahun itu teringat kembali peristiwa yang membuat salah satu senpainya belum ditemukan sampai saat ini.

Bulu roma gadis setinggi 160 cm itu berdiri saat angin musim dingin menyapu wajahnya seolah menelusup masuk melalui pori-pori jaket tebalnya. Athala memejamkan matanya rapat-rapat, menggumamkan beberapa do'a yang diharapkan bisa menenangkan jantungnya yang sekejap menggila.

The Guardian Angel #ODOCThewwg [✓]Where stories live. Discover now