Bab 12

884 86 5
                                    

The Guardian Angel
.
.
.
.
.

Bangunan besar bertingkat tiga yang berdiri di tengah hutan itu hanya bisa dilihat oleh makhluk lain selain manusia. Bangunan bergaya eropa dengan cat merah dan hitam yang mendominasi dindingnya beserta beberapa jenis ukiran rumit membentuk Bunga Gardania, simbol Kerajaan Gardania.

Di sebuah ruangan luas yang hanya memiliki sebuah ranjang dan satu set meja berisi dua buah kursi yang menjadi satu-satunya barang di sana, terlelap seorang perempuan berambut cokelat terurai di atas bantal.

Sinar matahari terbias di jendela yang terletak di lantai tiga tersebut. Bolamata di balik kelopaknya itu perlahan bergerak-gerak, namun makin lama terlihat panik.

"Jauhi dexter, jauhi kegelapan. Sudah kukatakan padamu semenjak pertemuan pertama kita."

"Atha-chan, ada sesuatu yang sepertinya tengah mengejar kita!"

"Irimi-san!"

"Kita harus lari, Athala."

"Sudah kubilang padamu untuk menjauhi tempat gelap, lalu kau pikir itu hanya mimpi?"

"Athala ...kh .... La-larilah ... cepatkh...! Lari!"

"Irimi-san!"

Slap

Netra jade milik Athala terbuka tiba-tiba. Keringat dingin muncul di berbagai bagian tubuhnya. Napas gadis itu tidak terkontrol, degup jantungnya juga tidak normal. Mimpi buruk! Terlalu nyata untuk disebut demikian.

Baru gadis itu sadari. Langit-langit kamar tempatnya tidur bukanlah rumahnya.

"Kau sudah bangun?"

Sebuah pertanyaan membuat gadis itu menoleh cepat dan bangkit dari posisi tidurnya hingga membuat keseimbangannya goyah. Dengan sigap, sebelum jatuh, Linus menangkap Athala.

Gadis itu reflek mengalungkan tangannya pada leher Linus.

"Hati-hati," ucap Linus pelan tepat di depan wajah Athala. Semerbak warna merah menyebar dengan cepat di pipi gadis manusia itu hingga akhirnya deheman Linus membuat Athala sontak melepaskan tangannya. "Jangan lepas---"

"Akh!"

Athala terjatuh. 


Linus menghela napas keras, lalu mengulurkan tangannya pada gadis yang kini tengah meringis sembari mengusapi pinggulnya. "Sudah kubilang, jangan lepas dulu," sindir pemuda itu. Sementara sang gadis masih meringis, ingatannya mulai melayang pada kejadian beberapa waktu lalu.

Bukannya meraih tangan Linus, Athala malah berdiri cepat dan segera mengambil langkah mundur menjauhi pemuda  tak dikenalnya itu. "Menjauh dariku!" seru gadis berambut cokelat terurai tersebut ketakutan.

Mata Linus menyipit tidak suka. "Hei, apa ini respon setelah kuselamatkan? Mana ucapan terimakasihnya?"

Menggeleng cepat, Athala menampakkan raut wajah sinis juga tidak suka. "Lalu, apa maksudmu waktu itu menghunuskan pedang padaku kalau tidak untuk membunuhku?!" histerisnya. "Kau monster!"

The Guardian Angel #ODOCThewwg [✓]Where stories live. Discover now