DIET (D 45)

6.4K 500 5
                                    

Hasil tidak akan pernah mengkhianati kerja keras, bukan? Mungkin pepatah tersebut tepat sekali disematkan untuk setiap kerja keras Ian yang telah 1 bulan ini ia menggencarkan untuk diet dan berolahraga.

Berat badannya berhasil turun mencapai 10kg tapi Ian sudah merasakan beberapa perubahan pada dirinya seperti saat ini ketika ia tengah bersiap untuk pergi ke kantor tapi entah kenapa celana kulot yang selalu ia gunakan terasa sangat kebesaran. Ian akhirnya mematut tubuhnya di depan cermin kamarnya, ia putar tubuhnya ke sana dan kemari dan sesaat kemudian seutas senyum hangat tersembul manis di wajah cantiknya.

Matanya terasa menghangat, Ian merasa sangat terharus atas pencapaian awalnya ini meskipun masih panjang lagi perjuangan ia untuk mendapatkan berat badan yang ideal.

Diam-diam Ian berjalan keluar kamar menuju kamar Dre. Dre sudah kembali bekerja yang kali ini ke Palembang untuk tiga bulan lamanya dan setelah itu Dre akan resign untuk mempersiapkan pernikahannya.

Ian menghampiri lemari jati yang berada di sudut kamar Dre. Lemari tersebut sangat besar yang tingginya mencapai langit-langit kamar dengan cermin sebagai pelapis pintunya. Pelan-pelan Ian membuka lemari baju Dre sehingga menimbulkan suara derit khas kayu tua. Beberapa detik kemudian terpampang jelas baju-baju Dre yang dilipat maupun digantung. Selera berbusana Dre sangat berbanding terbalik dibandingkan dengan Ian. Dre memiliki berbagai macam warna baju; marun, baby pink, tosca, fusia, hingga warna neonpun ada yang membuat Ian bergidik ngeri. Ia belum bisa membayangkan jikalau suatu saat nanti Ian akan menggunakan baju berwarna demikian.

Ian menelusuri satu persatu tumpukkan baju milik Dre hingga jarinya berhenti pada sebuah kemeja berbahan chiffon bermotif daun monstera kecil-kecil berwarna hijau dengan sedikit aksen tali yang bisa diserut di area pinggang sehingga jika kita menggunakannya akan membuat seolah  tubuh kita menjadi ramping. Ian tersenyum dan segera menariknya pelan dari tumpukkan baju, takut-takut akan membuat berantakan baju-baju yang lain. Setelah itu ia beralih pada tumpukkan celana jeans milik Dre. Tanpa pikir panjang Ian langsung memilih skinny jeans berwarna navy dengan sedikit aksen ripped di area lutut yang tidak terlalu berlebihan.

Setelahnya Ian menutup kembali lemari baju Dre dan berniat untuk segera berangkat ke kantor.

***

"Ian?" pekik Sasa ketika melihat gadis itu memasuki lift bersamaan dengan dirinya. Ian yang terkejut segera menoleh ke arah Sasa dan langsung tersenyum manis.

"Aku baru sadar kalau diet kamu sukses ya?" ujar Sasa yang kini sembari tersenyum hangat juga. Ian yang masih tersenyum hanya menganggukkan kepalanya semangat.

"Aku seneng liat usaha kamu, Yan." ujar Sasa lagi.

Mendengar pernyataan Sasa sedikit banyak membuat perasaannya membuncah di hati kecil Ian. Biar bagaimanapun juga Sasa adalah salah satu orang yang turut mendukung dirinya untuk berdiet dan Sasa juga yang selalu memarahi Dimas jikalau cowok itu sesekali menyogok Ian dengan cokelat, gorengan, atau cake sekalipun.

"Lo harus suportif jadi laki! Masa temen lagi berjuang mau dipatahin gitu semangatnya?" omel Sasa kala itu ketika Dimas menyogoknya dengan selusin donat J.Co lengkap dengan Iced Chocolate yang setelahnya langsung dirampas oleh Mas Kukuh hingga tandas. Dimas kalau sudah diomelin oleh Sasa pasti langsung ciut bak anak anjing. Ian hanya tertawa melihat adegan di hadapannya itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ian tidak tahu harus bersyukur seperti apa lagi telah diberikan perkerjaan yang cukup serta teman-teman yang super baik.

TING!

Ian tersentak ketika suara lift berbunyi dan pintunya terbuka ketika mereka sudah sampai di lantai 6. Sasa langsung melingkarkan lengannya pada lengan Ian dan menariknya keluar dari lift.

Fat Love (COMPLETED)Where stories live. Discover now