Confession

5.1K 365 2
                                    

Setelah satu minggu bercuti, akhirnya Ian hari ini masuk kembali ke Paras Ayu.

"Yan," panggil Sasa yang tak sengaja melihat Ian yang baru turun dari Brionya. Ian sedikit terkejut tapi buru-buru ia menunjukan senyum ramahnya.

"Hei, Sa,"

"Bisa kita ngobrol sebentar?" pinta Sasa sedikit gugup karena hal itu tampak dari jemari Sasa yang ia mainkan di depan perutnya. Ian memiringkan wajahnya sejenak namun akhirnya ia menuruti pinta Sasa juga.

Kini keduanya sudah terduduk di Starbucks. Ian diam karena memang tidak ada hal yang ia ingin bicarakan dengan Sasa, alhasil gadis ini masih menunggu untuk Sasa buka suara.

"Yan," Sasa berdeham sejenak sebelum ia melanjutkan pembicaraannya. "aku mau minta maaf sama kamu," katanya sambil menatap Ian dengan tatapan sedih.

Ian masih diam belum berkomentar apapun.

"Mungkin aku telat untuk meminta maaf sama kamu karena aku benar-benar sangat merasa bersalah terhadap kamu. Karena aku, hubungan antara kamu dan Dimas harus putus," ucapnya lagi yang membuat Ian sedikit menyunggingkan senyumnya entah apa maksud dari senyumannya itu.

"Kamu suka sama Dimas, Sa?" tanya Ian yang menguat gadis di hadapannya itu tergelak.l tapi tak khayal ia menganggukan kepalanya.

"Cinta?" tanya Ian lagi dan dijawab anggukan lagi oleh Sasa.

"Hmm," gumam Ian.

"Sejujurnya aku tidak tahu hubungan apa antara kamu dan Dimas karena pada dasarnya juga aku sama sekali tidak ingin tahu. Namun, aku sadar kalau disini di hubungan aku dan Dimas ada peran kamu yang cukup besar,"

"Dimas bohong sama aku ternyata dia pergi untuk menemui kamu, Dimas berkata kasar dengan aku dan foto-foto kamu bersama Dimas,"

"Yan,"

Ian mengangkat sebelah tangannya meminta Sasa untuk tidak memotong pembicaraannya.

"Jangan melakukan hal kotor ini lagi ke wanita manapun yang akan Dims pilih nantinya. Karena aku yakin, Dimas tidak akan memilih kamu. Aku tahu Dimas," Ian menutup kalimatnya sambil tersenyum dan beranjak dari kursinya.

"Oh iya satu hal lagi, aku sudah memaafkan kamu, kok, Sa," ujar Ian sebelum betul-betul pergi.

Sasa nyaris menangis ketika mendengar ucapan Ian yang begitu saklek. Ia menggigit bibirnya guna menyalurkan emosinya yang meletup-letup.

***

Dimas mendapati Ian yang sudah bertengger di balij kubikelnya. Diam-diam ia tersenyum ketika tahu Ian sudah menyelesaikan cutinya tapi senyuman itu langsung berganti dengan perasaan getir karena ia tidak bisa lagi bercengkrama hangat dengan Ian.

"Awas bintitan," celetuk Mas Kukuh yang melihat Dimas yang tak bisa melepaskan matanya dari menatap Ian. Dimas yang menyadari telah tertangkap basah oleh Mas Kukuh hanya berdecak kesal kepada lelaki itu yang langsung disambut kekehan dari Mas Kukuh.

***

"Kenapa lo liatin tangan gue terus?" tanya Angkasa yang mulai kesal ketika Abdul dan Reza tak melepaskan matanya dari tangan Angkasa.

"Lo tidak pakai cincin tunangan," kata Abdul yang diikuti anggukan setuju dari Reza. Angkasa mendesag kesal.

"Harus banget?"

"Gak juga sih, gue sama istri juga gak pake tunangan malah. Ta'aruf, khitbah langsung akad," kali ini Reza yang menjawab.

"Pengen," rengek Abdul tiba-tiba yang membuat Angkasa bergidik.

Fat Love (COMPLETED)Where stories live. Discover now