Almost There

5.1K 371 3
                                    

Angkasa mematikan remote tvnya lalu melempar asal ketika ia melihat acara gosip yang sedang menayangkan berita tentang dirinya dan Lyla Kim yang gagal bertunangan serta pernyataan Lyla Kim kalau gadis itu tengah menjalin kasih dengan Barry.

Angkasa mendengus tapi jauh di lubuk hatinya ia sangat berterima kasih kepada gadis itu yang telah berinisiatif duluan untuk melakukan pernyataan mengenai hubungan mereka yang sebenarnya.

"Jadi lo gak tunangan?" sergap Abdul yang langsung merangsek masuk ke dalam ruang kerja Angkasa disusul Reza. Angkasa terperanjat yang nyaris membuatnya terjungkal dari singgah sananya.

"Bisa ketok pintu dulu?" omel Angkasa tidak peduli.

"Jawab pertanyaan gue, kek," protes Abdul yang membuat Angkasa terkekeh.

"Seperti itulah kira-kira," jawab Angkasa asal yang membuat kedua sahabatnya ini kesal setengah mati.

"Lantas kalau memang tidak ada pertunangan di antara kalian berdua, buat apa Lyla Kim jauh-jauh terbang ke Osaka?" kali ini Reza yang bertanya.

"Untuk menuntaskan unfinished bussines di antara kita berdua,"

"Ian sudah tahu?" tanya Reza yang membuat Angkasa langsung teringat dengan gadis itu. Kalaupun Ian tahu akan berita terbaru mengenai dirinya dengan Lyla Kim. Angkasa sanksi jika Ian akan kembali padanya lagi.

"Sudahlah. Tidak semua hal harus Ian tahu," ujar Angkasa.

***

Ian tiba-tiba berdiri dari duduknya dengan ponsel yang masih berada di tangannya. Barusan ia menerima sebuah pesan singkat dari Dre yang berisikan tautan mengenai pernyataan Lyla Kim perihal pertunangannya dengan Angkasa.

"Tidak ada pertunangan di antara kami,"

Kata-kata Lyla Kim barusan masih terngiang di kepala Ian. Mas Kukuh yang terkejut melihat Ian yang tampak linglung langsung memanggil Ian.

"Ngh?" Ian menatap Mas Kukuh dengan pandangan yang sulit diartikan. Namun tak lama kemudian gadis itu berjalan menuju lift. Ia merasa kalau ia harus menemui lelaki itu sekarang juga.

Ian menjejakan kakinya untuk pertama kali di Oil Pacific. Kedatangan Ian disambut ramah oleh sang resepsionis.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang lelaki yang bernama Jaka.

"Saya mau bertemu dengan Angkasa," kata Ian buru-buru.

"Maaf ibu, jika ingin bertemu dengan Bapak Angkasa harus melakukan perjanjian terlebih dahulu," kata Jaka sopan yang mengatakan kalau Angkasa tidak bisa ditemui dengan asal begitu saja.

"Tapi saya harus bertemu dengan dia. Dia ada di ruanga kerjanya, kan?"

Jaka masih tersenyum ramah. Ia sudah sering berhadapan dengan tamu semacam Ian dan karena sudah tugasnya untuk melayani para tamu dengan sebaik mungkin maka senyum ramah tak boleh sirna dari wajahnya.

"Iya betul namun tetap saja Bapak Angkasa tidak bisa ditemui jika tanpa janji dahulu,"

Ian menghela nafasnya kecewa. Ia ingin segera bertemu dengan Angkasa.

Akhirnya Ian memutuskan untuk menyerah. Percuma juga jika ia ngotot untuk meminta bertemu dengan Angkasa. Ketika dilihatnya Ian sudah pergi, Jaka langsung meyambungkan teleponnya menuju ruang kerja Angkasa.

"Halo Pak Angkasa, tadi ada tamu ingin bertemu dengan Bapak," kata Jaka.

"Perempuan, Pak,"

"Kayanya masih karyawan gedung sini. Namanya? Maaf Pak saya tidak sempat bertanya,"

Fat Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang