- 20 KG

5.9K 483 6
                                    

Mungkin ketika memulai untuk berdiet Ian benar-benar mengalami kesulitan apalagi untuk menahan selera makan di tengah malam. Tapi seiring dengan berjalannya waktu ditambah dengan tekad yang kuat akhirnya Ian berhasil memangkas bobot tubuhnya kurang lebih 20kg dimana hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Ian.

Dona merasa bangga atas perjuangan putri bungsunya maka dari itu sebagai perayaan kecil-kecilan untuk turunnya berat badan Ian, Dona mengajak Ian untuk berbelanja baju baru.

"Baju kamu kebesaran semua, sudah kurang cocok dipakai di badan kamu yang sekarang." ujar Dona kala ia melihat Ian menggunakan baju kerjanya.

Dan siang ini di hari Sabtu, Ian serta Dona sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan yang berada di bilangan Tebet. Berhubung malam minggu maka jangan heran jikalau hari ini Kokas begitu ramai akan pengunjung yang berniat untuk menghabiskan malam minggu mereka di sini entah bersama pasangan, teman atau keluarga seperti Ian saat ini.

Harris yang harus kembali ke Bandung untuk mengurusi bisnis kebun organiknya membuat ia tidak bisa turut serta dalam acara malam mingguan Ian dan Dona.

"Ke sana yuk!" ajak Dona sambil menggamit lengan Ian menuju Zara. Ian hanya menurut saja begitu juga ketika ia sedang dipilihkan seabrek baju beserta celana, rok, dan lainnya untuk dicoba.

"Mama tunggu sini ya." kata Dona pada Ian yang hendak menyoba baju.

Ian masuk ke dalam fitting room dengan beberapa baju yang akan ia coba. Sebelum ia memulai mencoba baju-baju ini, Ian melihat bayangan dirinya yang terpantul pada cermin di depannya. Ian nyaris tak mengenali siapa dirinya, ada perasaan mencelos ketika tahu ia bukanlah Abriana yang dahulu, Abriana yang gendut dengan segala kekurangannya serta bulian dari orang-orang terdekat.

Akhirnya Ian mulai mencoba satu persatu baju dan semua baju yang sebelumnya tak pernah muat di tubuhnya kini begitu pas dan cantik.

"Mam, semua pas. Tapi aku suka-"

"Beli semua! Yuk!" tanpa menunggu kalimat Ian selesai, Dona sudah berjalan menuju kasir untuk membayar semua baju barusan. Ian bingung tapi ia tetap mengekori ibundanya.

"Abriana?" panggil seseorang dari arah belakang yang sontak membuat gadis tersebut memutar tubuhnya. Mata Ian terbelalak ketika siapa yang menyapa dirinya. Ia adalah Aldi, kakak kelasnya sewaktu kuliah dulu yang kata Mas Mono naksir berat kepada dirinya.

"Hai Kak!" sapa Ian kikuk.

"Ternyata benar kamu Abriana. Aku sempat ragu tapi setelah lihat kamu bersama mama kamu, aku langsung yakin kalau itu kamu." kata Aldi sambil membenarkan letak kacamatanya. Ian nyaris luluh ketika Aldi membenarkan kacamatanya, entah kenapa Ian selalu suka lelaki berkacamata seperti ia melihat Dimas yang selalu menggunakan kacamata ketika bekerja.

"Kok jadi Dimas?"

"Ian." panggil Dona yang sudah selesai melakukan transaksi di kasir. Dona melirik lelaki yang tengah berdiri di depan Ian, ia tampak berpikir sejenak siapa lelaki ini karena wajahnya yang familiar.

"Aldi ya?" tanya Dona memastikan kalau ia tak salah orang. Aldi langsung mengangguk dan menyalami Dona dengan sopan. Dona menepuk pelan punggung Aldi.

"Kamu sama siapa, istri?" tanya Dona yang memang sudah mengetahui kabar Aldi yang sudah menikah dari Ian. Pertanyaan Dona barusan membuat seutas senyum getir dari wajah Aldi.

"Saya gagal menikah, Tan." ujar Aldi yang membuat ibu dan anak di depannya ini terkejut bagai tersambar petir di siang bolong.

"Maaf, nak. Tante tidak bermaksud." sesal Dona sambil mengelus iba pundak Aldi yang membuat lelaki berkacamata itu tersenyum. Sebenarnya Dona ingin tahu alasan apa yang membuat Aldi batal menikah tapi ia urungkan karena rasanya tidak etis untuk kepo privacy orang yang sudah lama tidak ia jumpai.

Fat Love (COMPLETED)Where stories live. Discover now