Masih Tentang Galaunya Angkasa

4.7K 397 6
                                    

Prosesi saling tukar sticky note ternyata berlanjut. Dimas dan Ian sama-sama selalu tersenyum senang ketika mendapatkan sticky note yang bertuliskan kata-kata manis yang justru jauh dari kalimat gombal yang bikin cringey.

Terkadang Dimas menuliskan puisi-puisi indah dari Sapardi Djoko Damono hingga Chairil Anwar. Tentu acara saling tukar menukar sticky note dilakukan secara diam-diam bahkan Mas Kukuh yang duduk bersebelahan dengan kubikel Ian saja tidak 'ngeh' sama sekali tapi ada satu hal yang Mas Kukuh pahami kalau intensitas Dimas ke toilet semakin sering.

"Lo anyang-anyangan apa begimana sih, Dim?" celetuk Mas Kukuh yang melihat Dimas yang sepagi ini sudah ketiga kalinya cowok itu pergi ke toilet yang sontak membuat Ian ataupun Sasa yang mendengar tertawa.

"Iya! Kenapa? Usil banget sih." rutuk Dimas kesal.

"Ya, lo ke dokter,kek, Dim atau paling enggak minum jamu. Bahaya banget loh kalau dibiarin soalnya nanti ketika lo merit-"

'PLUK!'

Dimas melempar kertas kosong yang telah ia bentuk seperti bola kepada Mas Kukuh dan mendarat tepat di paha lelaki yang rambutnya sudah menyentuh kerah baju.

"Gue serius Dim! Soalnya Eyang uyut gue itu-"

"Mas Kukuh!!!!" seru Dimas menghalau Mas Kukuh untuk berhenti berbicara. Mas Kukuh tergelak dan berusaha menghindari Dimas yang seakan akan ingin menerkamnya. Tapi sayangnya ada sesuatu  yang Dimas tak sadari, secarik sticky notes yang hendak ia berikan kepada Ian malah sudah tertempel manis pada punggung kemejanya yang entah kenapa bisa berada di situ.

Beno yang merasa ada sesuatu yang aneh di kemeja Dimas langsung menghampiri Dimas yang sudah mendekam di balik kubikelnya sambil misuh-misuh sendiri. Beno menarik sticky note berwarna pink tersebut dan membacanya secara seksama.

"Jangan pernah bersanding dengan matahari atau bulan. Karena dengan dirimu bersanding dengannya aku bisa jamin mereka akan pulang ke peraduan lebih awal karena sungkan dengan kecantikanmu yang mengalahkan mereka berdua."

dari Dimas untuk Abriana.

Mata Beno melotot ketika membaca sepenggal puisi ini.

"Mas, lo sama Ian jadian?!!!!!" seru Beno heboh yang membuat seluruh karyawan terkejut dan menatap Beno dan Dimas secara bergantian. Dimas yang tidak menyadari Beno sudah berada di belakangnya tak kalah terkejut tapi ia semakin terkejut ketika melihat tangan Beno sudah terdapat sticky note yang akan ia berikan untuk Ian.

Ian yang sedang mengetik sesuatu di Imacnya langsung menghentikan aktifitasnya.

"Kalian backstreet?!!" kali ini Pipit yang bertanya.

Dimas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sedangkan Ian hanya bisa mengusap wajahnya gusar.

"Pantesan, gue curiga banget! Pernah beberapa waktu yang lalu gue lihat Dimas dan Ian gandengan tangan di pakiran. Wah, wah, jago juga kalian backstreetnya." kata Beno seraya bertepuk tangan.

"Ada ribut apaan sih?" tiba-tiba Mbak Anita muncul dari ruang kerjanya.

"Ini, Mbak, si Mas Dimas dan Ian pacaran. Backstreet dari kita, kacau sih!" jelas Beno kepada Mbak Anita yang terkejut.

"Serius kalian?" tanya Mbak Anita kepada keduanya. Ian dan Dimas hanya bisa mengangguk pasrah.

"Halah kenapa harus bakcstreet sih. Sudah-sudah balik kerja lagi!" Mbak Anita menghalau Beno, Pipit dan keryawan lainnya untuk kembali bekerja.

Fat Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang