Pernikahan Dre

6.2K 430 8
                                    

Ballroom Hotel Fairmont telah disulap menjadi tempat acara pernikahan Dre dengan pelaminan megah bernuansakan adat Koto Gadang. Para tamu sudah mulai berdatangan. Pagi tadi pukul 8 tepat telah dilangsungkan acara akad nikah. Jadi, hari ini Dre dan Mas Aji resmi sudah menjadi sepasang suami istri. Sebelum prosesi akad nikah, Dona tak henti-hentinya meneteskan air mata berbeda dengan Harris yang tampak diam tidak banyak bicara. Namun, pemandangan jadi berbalik ketika Harris mengucapkan ijab kabul yang setelahnya akan dijawab oleh Mas Aji. Suara Harris tampak bergetar dan sesekali tercekat sehingga ia mati-matian berusaha menuntaskan kalimatnya.

Ian sudah bersiap selaku adik dari pegantin, begitu juga dengan adik-adik Mas Aji. Ian hari ini mengenakan kebaya berwarna kuning dengan songket Padang sebagai bawahannya. Rambutnya ditata dengan rapi dan wajahnya di rias sedemikian rupa.

"Cantik sekali, bisa ngalahin pengantin nih," puji salah seorang Tantenya yang membuat Ian tersipu malu.

Akhirnya resepsi pernikahan dimulai dengan Dre dan Mas Aji bersanding dibarisan paling depan dan diekori oleh orang tua Dre, orang tua Mas Aji, para adik dari Dre serta Mas Aji dan selanjutnya tante dan om dari kedua belah pihak.

Mereka semua berjalan dengan anggunnya diiringi oleh Tari Piring. Semua tamu undangan tak henti-hentinya melepaskan tatapan mereka kepada ratu dan raja sehari ini.

"Cantik banget, manglingi!" seru kawan Dre yang membuat Dre tersenyum.

Tak lama kemudian, pengantin dan orang tua pengantinpun sudah berada di pelaminan. Mereka tampak memukau dan menawan. Setelahnya beberapa sambutan dan doa untuk kedua mempelai dan sehabis itu pemberian ucapan selamat untuk pengantin.

Ian langsung buru-buru melipir dari barisan, ia mulai bergerilya mencari makanan karena sangat lapar sekali.

"Masih diet gak sih?" tanya Bang Rizal sepupu Ian ketika melihat Ian sedang nikmatnya menyantap kambing guling. Ian terkekeh.

"Masih dong," jawab Ian disela santapannya.

"Enak?" Bang Rizal bertanya.

"Enak banget, mau?" tawar Ian, Bang Rizal langsung mengangguk. Ian menyuapi Bang Rizal dengan hati-hati takut mengotori beskapnya.

"Pacarmu mana?" tanya Bang Rizal yang membuat Ian mendelik.

"Pacar Abang mana?" bukannya menjawab Ian malah balik bertanya yang membuat Bang Rizal tertawa.

Keduanya berbincang-bincang hangat. Sesekali sepupunya yang lain juga ikut nimbrung sambil menikmati makanan mereka. Hingga akhirnya Ian memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang disediakan. Sepatu hak tinggi ini benar-benar menyiksa Ian. Ian melepas sepatunya sebentar dan kelegaan langsung menghampirinya.

"Legaaa," ujar Ian sembari memijit-mijit tumit.

"Ian," panggil seseorang dari sebelah Ian yang membuat Ian sontak menoleh. Angkasa berdiri dengan setelan jas yang sangat membuatnya semakin terlihat tampan.

"Jangan pernah memungkiri ketampanan lelaki yang sedang dibalut oleh Suit and Tie,"

Bukannya merespon panggilan Angkasa, gadis itu malah bangkit dari duduknya berjalan cepat bahkan nyaris berlari meninggalkan Angkasa.

"Shit, shit, shit, kenapa gue lari coba? Dan terkutuklah kain ini yang membuat gue kepayahan berjalan," rutuk Ian dalam hatinya. Ian tetap berjalan berusaha menjauhi Angkasa.

Lelaki itu tampak bingung melihat reaksi Ian yang impulsif. Angkasa langsung mengejar Ian tapi matanya tertuju pada sepatu Ian yan tertinggal, alhasil lelaki itu mengambil sepatu Ian dan membawa bersamanya.

Fat Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang