4. Don't Leave Me 📌

4.1K 93 0
                                    

"Dan Nabi Muhammad SAW. Nikah sama Khadijah aja umurnya juga beda jauh kok. Masa kita yang cuma beda beberapa tahun aja nggak bisa."

.
.
.
.
.

23.40
V

iola pov.

"Hoooahm ,, perut gue sesak banget sih." Gerutu gue ketika gue bangun karena haus. "Astaga" Tanpa sadar gue teriak. Ketika gue mendapati tangan Satria udah piknik di perut gue. Satria yang kaget karena teriakan gue akhirnya bangun. "Kenapa sih sayang? Baru dipeluk aja udah kaget. Gimana kalo nanti kita sunnah rosul?" Goda Satria lalu kembali menenggelamkan kepalanya di leher gue. Sementara tangannya yang sebelah digunakan Satria buat peluk gue.

"Lo tuh udah punya tunangan juga masih mau tidur sama gue." Marah gue. Karena gue merasa wanitanya Satria di PHP sama Satria. Gue sebagai wanita kan juga bisa ngerasain apa yang di rasain ceweknya satria. "Yaudah biar enak besok kita nikah" Jawab Satria santai. "Ya nggak bisa. Kan kita belum kenal dan lo udah punya tunangan sendiri Satria. Lagi pula umur kita tuh jauh banget bedanya" Gue udah berusaha menjelaskan secara mentah mentah ke Satria tapi dia masih tidak menggubris omongan gue.

"Dan Nabi Muhammad SAW. Nikah sama Khadijah aja umurnya juga beda jauh kok. Masa kita yang cuma beda beberapa tahun aja nggak bisa." Lagi lagi jawaban Satria membuat gue merasa kaget. Mana bisa gue nikah sama Satria sedangkan jelas jelas kemarin tadi gue baru jadian sama Juna. Aku harus apa tuhan? Sementara disisi lain Satria benar benar menyuruh Devan menyiapkan pernikahannya dengan gue.

.

"Viola. Gue mau ngomong sama lo. Penting" Teriak Cika setelah sampai di depan kamar gue. Sementara gue masih baru bangun tidur. Karena setelah kemarin malam gue cek cok sama Satria gue balik ke kamar gue sendiri dan ngelanjutin bobok cantik gue. Setelah gue selesai cuci muka dan mandi. Gue temuin Cika dan Juna di Cafe utama.

"Hay. Ada apa ngajak ketemuan? Padahal biasanya juga udah ketemu. Btw kan cafenya tutup juga" Sapa gue ke Juna dan Cika. Sementara gue yang merasa ada yang beda di antara mereka gue bingung. Lalu Juna mengawali pembicaraan mereka.

"Siapa Satria?"

Deg

Wew. Nggak lama juga berita tentang Satria cepet nyebar. "Hmm. Maaf Juna. Tapi Satria susah gue ajak ngomong baik baik da ,," Ucapan gue ke potong karena amarah Juna yang makin ke ubun ubun. "Gue tanya siapa Juna. Bukan gimana bisa ini terjadi" Juna marah dan melempar undangan pernikahan yang di sana sudah ada nama

Satria Jeka Riots
Dan
Aciana Clever Putri Viola

"Maaf." Ucap gue lirih. Sedangkan Cika dan Juna langsung pergi ninggalin gue. Apa gue bilang. Semua orang yang gue sayang pasti bakal pergi. Tanpa sadar gue langsung meneteskan air mata. Nggak cuma Cika sama Juna aja yang marah. Tapi Tasya juga kecewa karena undangan yang udah disebar sama orang suruhan Satria.

"Ya allah. Aku emang nggak punya waktu bahagia kah? Sampai kedua orang tuaku kau pisahkan. Aku kau hidupkan sendiri  kau hadirkan seseorang yang sudah 3 tahun denganku. Namun aku membuatnya kecewa karena kesalah pahaman. Aku rindu masa dimana aku tertawa bahagia karena jatuh dari sepeda bukan jatuh cinta. Juna yang udah aku anggap masa depan tapi dia kecewa" Batin gue yang udah berdoa terpenggal karena Satria sama temen temennya tiba tiba datang ke Hotel.

"Viola. Kenalin ini Deo dan ini Steven. Dan kalian kenalin ini calon bini gue. Cantik kan!. Nggak kaya nenek sihir kemaren" Jelas Satria memperkenalkan gue ke temen temennya. Sedangkan gue masih canggung. Mereka mengulurkan tangannya dan gue menjabatnya.

"Devan! Beresin barang barang Viola. Nanti bawa ke rumah gue." Lalu Devan langsung mengemasi barang barang Viola. Sedangkan Viola langsung lari kr kemarnya karena takut jika boneka peninggalan mamanya dan papanya ketinggalan. "Maaf Devan. Ini tolong dibawa ya. Soalnya kenangan Mama sama Papa" Jelas gue agak cangung. Dan Devan hanya mengangguk setuju dan memasukan barang itu ke koper Viola.

.

Kenangan 3 tahun lalu bakal kehapus hanya karena satu orang aneh.
Pertemanan yang udah gue ikat harus hancur
Bahkan teman yang paling gue percaya dan mereka percaya sama gue harus gue bikin kecewa.
Apa suatu saat nanti mereka bakal kembali sama gue?
Atau mereka bakal lupa dan nggak mau maafin gue?

Argh. Bingung.

.
.
.

Rumah Satria
"Heh Bang Sat! Gue sama Deo mau pulang. Jangan macem macem sama Viola. Belum sah bro!!" Ledek Steven sambil menjabat tangan Satria khas cowok. Btw kenapa perasaan gue males banget ya kalo ketemu sama Satria. Kaya ada rasa benci yang nyelip di dalam hati. Tapi kenapa gue nggak bisa ngomongin langsung?

"Ngelamun aja kesambet sapi ompong baru tau rasa. Masuk kuy!!" Ajak Satria sambil narik tangan gue sedangkan gue males banget kalo ketemu sama Satria apa lagi deket sama dia. "Lo tidurnya jangan seranjang sama gue. Males gue sama lo" Tiba tiba kalimat itu terlontar tanpa pormisi dan langsung keluar aja pokoknya.

"Jangan mentang mentang gue udah mau nikah sama lo lo bisa seenaknya nyuruh gue." Jawab Satria cepat. Lalu dia langsung terkam tubuh gue dan tidur sambil peluk gue. Keseharian gue sama satria menjelang nikah ya cuman gini aja. Kalo nggak tidur ya jalan jalan. Males banget, ya kalo jalan jalan keluar gapapa. Nah ini? Cuman jalan jalan ke area rumahnya aja.

.

"Satria bangun! lo belum makan dari tadi pagi" Udah berkali kali gue bangunin dia tapi dia nggak bangun juga. Enaknya diapain ya biar bangun? Enaknya lagi kalo dia gue geyur pakek air aja kali ya?.
"Jangan rencana jelek sama calon suami kalo nggak pengen masuk neraka." Tiba tiba Satria langsung membuka mata dan duduk sambil melipat kedua tangannya di ada. "Nantang?" Tanya gue juga sambil melipat tangan di dada. Sementara Satria senyum sinis dan langsung ke kamar mandi dan cuci muka. Gue ke dapur terus berpikir mau masak. Eh ternyata kagak ada satupun sayuran di sana cuman ada bungkusan instan, alkohol, sama buah.

.
.
.
.
.

1September2018
Vote follow akun gue

Bangsat VSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang