23. Oeg !!! Oeg !!!

1.5K 34 0
                                    

.
.
.
.
.

"Mas Ngek ! Perut aku kok sakit yah?" Ujar Viola memberanikan diri. Padahal mengatakan itu ke Satria malah membuatnya malu. "Kamu mau lahiran kah?" Tanya Satria sambil membelalakan matanya. Lalu Satria langsung menggendong istrinya ke mobil.

.
.

"Mas sakit banget sumpah!" Desah Viola ketika merasakan ada sesuatu di perutnya yang menyeruak ke luar. "Aww sakit Sat! Sumpah. Aku nggak kuat!" Ujar Viola ke sekian kalinya. Sudah beberapa kali dia 'mbuka' dalam arti akan melahirkan.

"Tahan ya mbak! Taruk nafas !! .... Keluarkan!!" Suster itu membantu Viola menetralkan dan menenangkan Viola. Dalam tahan kelahiran anaknya Satria selalu setia menunggu anaknya dan istrinya dalam kadaan tetap sehat.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

1 jam kemudian.

"Oeg !! Oeg !!" Akhirnya setelah perjuangan yang dikerahkan Viola, anaknya lahir dengan selamat. Namun karena sakit yang luar biasa itu membuat Viola tak sadarkan diri.

"Viola nggak papa kan sus? Saya takut ada apa apa sama dia!" Tanya Satria kepada salah satu suster pribadinya. Lalu Suster itu menjawab hanya dengan gelengan.
"Selama dia tertidur dan anda tidak membangunkannya. Dia akan baik baik saja. Kita tinggal menunggu Viola sadar" Jelas suster itu.

Lalu suster itu meninggalkan ruang rumah sakit itu membawa anaknya untuk dibersihkan. Ternyata anaknya laki laki dan tampan pastinya. Hampir sama seperti Satria namun bibirnya mirip dengan bibir sexy milik Viola.

.

"Viola bangun dong! Nggak capek apa tidur mulu? Udah 3 hari kamu nggak bangun sayang. Please bangun aku khawatir!" Rengek Satrua sambil memegangi dan sesekali menciumi tangan istrinya itu. Mamanya yang menunggu di belakang Satria juga turut khawatir. Takut jika sesuatu yang tidak akan mereka semua inginkan terjadi pada Viola.

"Udah sayang. Tenang aja. Om Radit kan udah mengusahakan. Berdoa aja ke Allah SWT. semoga anak sama istri kamu sama sama sehatnya!" Ujar mamanya menenangkan. sementara Papa Satria sedang mengurua administrasi di Rumah Sakit itu.

"Ya ma. Satria udah berdoa. Tapi kenapa Viola nggak sadar, Satria takut kalau Viol ..." Belum selesai dia berbicara Om Radit, dokter yang di maksud itu masuk ke ruangan Viola.

"Hmm. Sebelumnya minta maaf, tapu sepertinya kami hanya bisa sebatas ini. Viola tidak bisa kami bangunkan dengan segala cara" Terang Radit. "Lo jangan jadi pecundang dong. Gue disini bayar Om! Kalau sampek istri gue nggak balik. Lo yang bakal gue dendam!" Bentak Satria dan menekal kerah baju kerja Radit. Radit dan mamanya yang sama sama terlonjak kaget langsung menenangkan Satria.

"Sat udah Radit nggak salah sayang. Kita berdia aja sama Allah. Biar istri.kamu sadar ya ! Satria kan baik. Kamu harus dengerin mama ya!" Bujuk mama Satria sementara di hati kecil terdalam Satria. Dia sudah ..

Sangat hancur.

.
.
.
.
.

"Vodka 2 botol!" Pesan Satria pada pelayan yang ada di cafe itu. Saat ini Satria sedang beradandu Cafe dekat kota untuk menenangkan diri. "Ini pesanannya tuan dan ini tagihannya" Ujar.oelayan itu dengan ramah. Satria hanya mengangun dan memberikan uang 100.000 tiga lembar. "Ambil aja kembaliannya!" Ujar Satria selanjutnya. Lalu pelayan itu pergi dan Satria mulai memuaskan nafsunya.

Disisi lain.

"Jack! Itu bukan Satria ya? Gila dia mabuk berat loh! Mending kita samperin aja yak!" Ujar Devan dan Jack mengiyakan sambil beranjak mendekati Satria. "Satria lo gila ? Habis sebanyak ini bakal ngerusak hidup lo! Percuma lo tangisin orang yang udah pergi jauh dari lo! Dia disana nggak bakalan tenang kalau lo nggak ngiklasin dia!" Jelas Devan.

"Jangan pernah bilang gitu lagi di deoan gue atau mulut lo yang akan bayar semuanya! Viola nggak mati. Dia cuma lelah dan tidur. Pasti dia juga sadar kok!" Lalu Satria berusaha bangun dan parahnya dia hampir terjatuh karena efek memabukan dari vodka itu. Untung Jack langsung menangkapnya dan membawa Satria ke mobil.

.

"Lo yang sabar. Gue yakin kok dengan kehadiran anak lo, lo makin bisa jadi lebih baik. Lo nggak oerlu mabuk buat ngelanpiasin semuanya. Lo bahkn bisa berbagi sama kita! Kita temen lo!" Ujar Jack ikut menangkan. Di dalam mobil Satria hanya menangis dan menangis sesekali dia juga tertawa karena kebodohan dia menghamili Viola ketika belum saatnya dia bisa.

.
.
.
.
.

Tring!!

.
.
.
.
.

Hanphonr Satria bergetar menandakan ada telepon masuk. Dengan segera Jack mengangkatnya dan berbalas cakap dengan suara wanita pruh baya di sebrang sana.

"Beneran Mom? Yaudah aku, Devan sama Satria kesana sekarang juga" Ujar Jack. Lalucdia memutuskan untuk beranjak dan mengambil alih Devan di posisi setir. Lalu dia membawa mobilnya ke Rumah Sakit tempat Viola di rawat.

.

Sampainya di depan ruangan Mama papa Satria sudah menunggu di depan pintu. "Kamu mabuk?" Tanya Mamanya dengan marah. Tanpa menjawab Satria langsung masuk ke ruangan Viola untuk terakhir kalinya.

"Viola ..."

.
.
.
.
.

18September2018

Bangsat VSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang