22. Sembilan Bulan

1.5K 33 0
                                    

"Gak lah! Mas Ngek itu. Mas Sangek! Bukan Mas Ngengek. Dipikir situ tai apa?"

.
.
.
.
.

Tak terasa kehamilan Viola sudah memasuki sembilan bulan. Dan sebentar lagi dia juga akan melahirkan. "Sayang bangun!" Teriak Viola ketika setelah dibangunkan Satria malah memeluk Viola erat dan menaruh mukanya dilekuk leher Viola. "Dasar suami pemalas. Kayaknya anak kita mukanya kaya kamu deh. Soalnya aku benci banget sama kamu!" Bentak Viola dengan nada meninggi. Bukanya malah beranjak, Satria kembali memeluk Violaa erat dan meninggalkan kissmark di leher Viola.

"Dasar MasNgek!" Ujar Viola. Mendengar panggilan itu (Mas Ngek) Satria langsung bangun dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Viola. "Mas Ngek apaan Yank? Mas Ngengek kah?" Pertanyaan Satria sagat absurd. "Gak lah! Mas Ngek itu. Mas Sangek! Bukan Mas Ngengek. Dipikir situ tai apa?" Ujar Viola dengan memutar bola matanya malas.

"Yaudah lah iya. Kita kan udah nyiapin kamar sama oerlengkapan bayinya. Terus persiapan kamu persalinan gimana?" Tanya Satria hati hati. Karena Viola pernah mengatakan dikehamilan mudanya dia hanya takut saat melahirkan. "Ya gak gimana gimana lah. Kalo aku mati ntar tinggal ngubur. Bingung amat. Mppphmm!" Setelah Viola selesai ngawur Satria langsung mempekap mulut Viola dengan mulutnya dan melumatnya. Sampai nafas keduanya benar banar tercekat.

"Apaan sih Mas Ngek!" Teriak Viola sambil memukul dada Satria dan mengusap bibirnya bekas kejahatan Suaminya. "Kalo ngomong jangan suka ngawur. Aku nggak suka. You Know?" Ujar Satria dengan nada dan wajah yang sama sama seriusnya. Lalu Viola hanya mengangguk dan mengusapkan wajahnya ke dada Satria. Dan Satria berlanjut memeluknya.

"Mesra banget deh. Padahal nikah sama ketemuan aja dadakan. Bisa jadi langsung sah!" Ujar Satria. Dan Viola yang teringat masa lalunya dengan Juna hanya mendengus kesal. "Kalau aja kmu nggak datang. Pasti aku masih pacaran sama Juna dan nikah sama dia. Bukan sama Mas otak Mesum kaya kamuh!" Ujar Viola memanasi. "Oh gitu. Jadi ceritanya gak minat hubungan sama aku nih?" Tanya Satria.

"Terserah!" Ujar Viola malas. Lalu kembali memeluk Satria, tapi Satria tidak membalas pelukan Viola. "Ih! Kok nggak dibales pelukannya sih Mas Ngek! Sebel tauk!" Rengek Viola sambil memukul dada Satria. Namun Satria menahan sakitnya dan hanya diam saja.

"Kalau jodoh pastinya balik! Kalaupun aku nggak datang saat kamu lacaran sama Juna. Toh bakalannya kalau aku jodoh kamu kamu naliknya juga sama aku .huuh!" Malas Satria. Lalu Viola mencium pipi Satria dan Satria kaget.

"Ceritanya semburu hmm? Aku sayang sama kamu loh! Nggak sama Juna. Toh aku juga nganggep dia sebatas temen. Maaf sayang ! Please !" Jelas Viola. Satria yang merasakan ketulusan Viola lalu memeluk dan menciumi tubuh istri mudanya itu.

.
.
.
.
.

"Sayang !! Mama pulang !!!!!!!" Teriak mama Satria dari luar sana sambil berlatmri menuju Viola dan Satria yang sedang duduk santai di depan TV. Satria kaget dan langsung membalikan badannya.

"Mama kok sampek sini?" Tanya Satria kaget. Bukanya menjawab oertanyaan anaknya. Tapi mamanya justru malah menciumi anak semata wayangnya dan menantu kesayangannya. Dan menarik tangan Viola lebut dan mama Satria mengajak Viola duduk di ruang tamu.

"Sayang. Mama itu udah nyiapin perlengkapan mandi, perlengkapan makan, terus sama baju bajunya juga loh!" Ujar mamanya dengan antusias. Sementara di sisi lain Satria hanya duduk malas di depan TV karena tak di anggap ada oleh mama dan istrinya.

"Mama jangan repot repot. Kan Satria juga udah siapin semuanya. Viola nggak enak sama mama kalau mama keseringan bantuin Viola" Ujar Viola hati hati karena takut menyakiti hati mertuanya dan takut mertuanya salah paham. "Nggak papa sayang. Kan mama juga menyambut cucu pertama mama. Mama mau yang terbaik buat kamu sama anak kamu." Jawab Mama Satria.

"Anaknya sendiri aja nggak di anggap!" Sindir Satria. Lalu mama dan Viola mendekat ke Satria dan menghibur hati ayahnya yang sedikit malas dengan kebersamaan sang mama dengan menantunya. "Baby mama cemburu? Kamu itu udah gede sayang. Anak kamu aja udah hampir keluar. Masa papanya malah ngerengek minta perhatian?" Ledek mamanya.

Tanpa Satria sadari papanya sudah berada di belakangnya. Dan merangkul anak semata wayangnya khas lelaki. "Kamu anak papa satu satunya. Dan jangan bikin keluarga sama istri kamu kecewa. Dan ingat! Sifat kamu itu keturunan papa waktu seumuran kamu!" Sontak semuanya ketawa. "Iya sayang! Bahkan dulu papa kamu play boy. Untung nggak nular ke kamu!" Ledek mamanya.

.
.
.
.
.

17September2018
Jangan lupa vote komen share and follow akun gue!

Bangsat VSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora