15. Jatuh

1.8K 39 0
                                    

.
.
.
.
.

Devan
Hallo. Tadi gue udah cari dia kemana mana tapi dia nggak ada.

Satria
Pokoknya dia harus ketemu.

Panggilan terputus.
'Kok dia lebih perhatian sama Tasya kenapa ya? Kemarin aja Vio ilang dia santai aja. Malah tiduran sama Tasya.

"Ada apaan sih? Kok khawatir banget?" Tanya Vio ke Satria. Lalu Stev dan Cika datang mendekat. "Tasya hilang dan semua pencar. Terus gimana bisa kumpul lagi coba? Gimana kalau Tasya celaka? Kalo dia pingsan dan nggak ada yang tau gimana?" Racau Satria.

"Kemarin aja Vio hampir mati lo santai. Sekarang gimana bisa lo kebingungan sendiri waktu Tasya hilang?" Bentak Cika mrnambah. Bukan maksud Cika merusak hubungan mereka. Tapi Cika tau aoa.masalah yang Vio hadapi dan Cika nggak mau Vio merasakan semuanya lagi.

"Udah lah Ci biarin aja. Toh itu tadi malem kan Satria juga pasti capek. Dan sekarang kan Tasya juga temen kita." Lerai Vio. "Ceweknya pengertian cowoknya otak setab"  Ujar Cika langsung menarik tangan Vio dan Stev menjauh dari Satria.

Sebenarnya di lubuk hati Viola menyumpan kecemburuan. Tapi Viola menahannya agar tidak menimbulkan masalah baru. "Lo kok ngelamun Vi?" Tanya Stev dan Viola yang ditanya kaget lalu mendongakkan kepalanya. "Hmm. Gapapa kok. Bingung aja gimana keadaan Tasya sekarang" Jawab Viola bohong. Padahal dia melamun karena memikirkan Satria yang makin tidak memperhatikan Viola.

.

Akhirnya setelah beberapa lama senua mencari Tasya, Tasya ditemukan jatuh di samping air terjun. Dan sekarang Tasya dilarikan kerumah sakit terdekat. Semua anak sekarang berada di rumah sakit. Dan yang mengurusi perlengkapan di bukit adalah Cika, Viola dan Stev. Jangan tanya Satria kemana. Pasti dia sedang mengkhawatirkan keadaan Tasya saat ini.

.

"Barangnya berat banget. Kalian kuat nggak? Kalo nggak kuat gue suruh pelayan biar kesini." Tanya Stev. "Kuat kok. Cuma barang bawaan beberapa aja. Kalai Cika entar keberatan lo aja yang bawa entar gue bantu juga." Jawab Viola. Lalu mereka berjalan menuruni bukit itu. Saat di tengah tengah. Viola merasakan sakit di bagian perut sebelah kirinya

"Lo kenapa Vi?" Tanya Cika kaget. Sebab dari tadi Viola membawa bawaan berat dan dia memegangi perut kirinya. "Gak papa. Yuk lanjutin aja" Setelah sampai di bawah. Mereka menaikan barang bawaannya ke mobil milik Satria dan membawanya ke Cafe. Setelah daru Cafe mereka menurunkannya lagi. Dan bergegas ke Rumah Sakit.

.

"Gimana keadaannya Tasya?" Tanya Viola kepada Satria. Satria hanya menatap malas dan menjawab dengan mengangkat bahunya saja. Satria malas menunggu kabar tak pasti dari Tasya.

Brugh

Viola jatuh dan pingsan. Cika panik dan memanggil suster untuk mengangkutnya sementara dilihat Cika, Satria hanya menatap Viola malas.

"Maksud lo apa?" Bentak Cika sambil mendorong bahu Satria. Satria sedikit terlonjak karena perlakuan Cika. Stev yang melihatnya langsung membawa Cika menjauh dari Satria. "Udah Ka biarin aja. Toh dia bakal sadar sendiri nantinya" Ujar Stev menenangkan Cika.

"Gimana gue tenang, Viola itu sahabat gue. Gue tau apa yang dia rasain dulu salpai sekarang. Dia nggak bahagia. Dia nahan cemburu karena Tasya. Dan gue tau itu. Gue merasa Satria salah besar disini ! Gue benci sama Satria yang udah buat sahabat gue kaya gini. Terserah lo mau ngomong apa. Sekarang gue mau Viola sadar dan sehat. Nggak kayak gini !!" Racau Cika. Sedangkan Stev diam saja. Mereka tak menyadari bahwa Satria mendengar bentakan Cika.

"Tadi aja lo tau kenapa Vio pegangin perutnya? Dia punya tukak lambung. Dan dia tadi siang belum makan. Tapi semua orang nyuruh gue lo sama Vio buat ngurus perlengkapan Bukit. Kenapa nggak yag cowok aja? Kenapa harus Viola? Gue nggak pernah lihat temen sebrengsek mereka. Nggaknpernah Stev." Ujar Cika sambil menangis. Stev langsung memeluk Cika supaya sedikit tenang.

"Udah lah Ka. Biar mereka sadar sendiri." Ujar Stev menenangkan. Sebenarnya Strv memang suka dengan Cika. "Loading kesadaran mereka nyelakain sahabat gue. Dan gue gak terima" Jawab Cika.

.

"Gue salah" Gerutu Satria ketika sedang di dalam kamar mandi.

.

"Viola. Buka mata lo. Gue janji bakal turutin semua keinginan lo. Gue janji. Lo pernah bilang lo mau coklat sekerdus lengkap sama bunganya kan? Gue beliin asal lo bangun" Racau Cika disamping tempat tidur Viola. Ya hanya Cika yang selalu menemani Viola. Karena Cika tau setiap penderitaan Viola adalah penderitaannya juga.

.

Viola pov

Sekarsng gue ada di taman yang indah banget. Gue rasa alamnya sejuk dan tubuh gue sangat ringan. Gue lihat didepan sana ada wanita jubah putih bersihdan bersinar. Lalu gue deketin dia. Seperti dia merasa gue mendekat. Dia langsung membalikan tubuhnya. Dan dia adalah Mama kandung gue.

Gue menangis ngelihat dia. Antara bahagia dan tak mau kehilangannya lagi.

"Mama kenapa Viola selalu nggak bahagia? Vio pengen ikut mama aja di syurga" Ujar Viola lalu mamanya menggeleng.

"Viola kan anak mama yang baik. Kalau nggak ada Vio terus gimana nanti sama Satria sama Cika juga? Viola nggak mau kan teman Viola ngerasain sama kaya Viola?" Ujar mamanya. Sementara Viola hanya menggeleng

Lalu Viona merasakan tubuhnya menegang.

.

Tiiiiiiiiiiiiiiit

Sontak Cika kaget dengan apa yang dia ihat. Monitor kotak di sebelah Cika menandakan Viola meninggal.

"Dokter Viola kenapa?" Teriak Cika kepada dokter yang sedang jalan santai. Dokter itu lari mendekat dan mendapati Viola sudah meninggal.

Semua teman teman Cika perada di luar kamar Viola kecuali Jack yang mengunggu dikamat Tasya menggantikan Satria.

Setelah itu dokter keluar "gimana dok?" Tanya Satria cemas.

"Nona Viola kita nyatakan meninggal"

Deg

"Nggak mugkin" Ujar Satria lalu menerobos masuk ke dalam kamar Viola. Sedangkan Cika disana sudah tak sadarkan diri.

.
.
.
.
.

8September2018
Vote ya.

Bangsat VSOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz