Sepatu Futsal

9.9K 1.6K 109
                                    

Kelas X-1 yang biasanya–jarang–tenang dan damai, mendadak rusuh mendapatkan kabar burung bahwa pagi ini akan diadakan razia. Beberapa cewe segera menurunkan rok mereka yang sudah diatas lutut dan menaikkan kaus kaki yang dilipat. Sementara para cowo merapihkan rambutnya agar tidak terlihat panjang.

"WOY ANJIR TISSU DONG TISSU," Keesha ribut menarik siapapun yang mungkin membawa tissue untuk mengelap lip tintnya.

Beberapa bahkan rela menyembunyikan lip tint di tempat yang biasanya tidak diperiksa.

"Jemi gue nitip peripera gue di tempat makan lo dong!"

"Gue bawa rendang hari ini!"

Budi adalah yang paling rusuh mengitari kelas sambil terus mengibas poninya.

"POMADE WOY SIAPA YANG BAWA?" Budi menyambar kaca yang digunakan Keesha dan menyisir rambutnya kebelakang, sudah panik karna minggu ini belum potong rambut.

Katanya sih, X-1 tapi isinya 11/12 sama bumbu chiki.

Misa Amanda adalah gadis yang datang di tengah keributan kelas. Gadis dengan wajah manis khas asia timur itu diikuti seorang pemuda bertubuh atletis dengan rambut hitam yang terpotong rapih. Kacamata berbingkai tipis yang dikenakannya menambah kesan bahwa pemuda itu tidak hanya tampan, tapi juga cerdas.

Namanya tertulis rapih dengan sablon di seragamnya, Junario Bagaskara. Adalah pemuda itu yang pertama sadar bahwa bangku Rachel masih kosong.

"Gem, kok Aci belum dateng?"

Junario meletakkan tasnya di atas meja yang tepat berada di depan meja Gemilang.

"Gatau, ketabrak tiang listrik kali," jawabnya asal, membuat Misa gemas untuk tidak menoyornya.

Junario terkekeh membayangkan Rachel dan tubuh pendeknya benar-benar menabrak tiang listrik. "Gimana sih, lo kan tetangganya."

Gemilang hanya menggedikkan bahu dan kembali fokus pada bukunya ketika suara Rachel masuk ke dalam kelas terdengar.

"Eh ada apaan nih?!"

Cowo itu melotot ketika mendapati sepatu apa yang Rachel kenakan. Sepatu warna-warni dengan warna neon mencolok yang nyentrik.

"Lo kalau mau main sepatu roda jangan ke sekolah," hardiknya tepat.

Rachel menggeram kesal. "Sepatu gue di muntahin Nana."

"Terus gimana, Ci? Hari ini ada razia," ucap Misa.

"HAH?"

"WOY PAK JAY, PAK JAY," Budi buru-buru menaruh kaca milik Keesha dan melesat menuju tempat duduknya.

Seluruh murid X-1 segera duduk di kursi masing-masing dan menegang di tempat. Pasalnya, guru penegak disiplin seperti Pak Jay memang tidak pernah pandang bulu. Sementara di belakangnya, Miss Jessi membuntuti. Arah pandang cowo-cowo segera mengikuti gerak-geriknya.

"Yah, yaudah gapapa deh kalau rambut gue dicukur. Asal dicukur sama Miss Jessi," celetuk Budi yang langsung disusul tawa tertahan murid-murid X-1.

"S1 Pebucinan Miss Jessi," celetuk Keesha.

Tapi pada kenyataannya, malah Pak Jay yang menghadapi Budi.

"Kamu, yang poni rambutnya kaya kangen band, sini." Pak Jay menunjuk Lucas yang kini mengibas poninya ke belakang. Budi dengan pasrah maju ke depan diikuti sorak sorai murid X-1.

Sementara Miss Jessi berhenti di meja Rachel dan memandang sepatunya.

"You kenapa sepatunya warna-warni gini? You mau sekolah atau you mau ke mall, shopping shopping?"

Eraser #YOURKIDUCE ✔Where stories live. Discover now