Pacaran Katanya

7.5K 1.1K 56
                                    

"Toko buku?"

Rachel mengangguk mantap. "Ayo, Gem, temenin gue."

Kaki pendeknya memukul-mukul kasur Gemilang yang sudah dihak miliki oleh Rachel sejak dua jam yang lalu.

Gemilang menghela napas. "Tapi motor gue masuk bengkel kemarin."

Rachel berguling sambil kembali melihat art booknya. "Yaudah, kita naik busway aja. Lagian, motor lo kenapa bisa masuk bengkel?"

"Gatau, mungkin karna minggu lalu abis dari kuburan ada tuyul naikin motor gue."

Rachel gemas ingin mencakar wajah Gemilang sekarang kalau saja pemuda itu tidak sedang mengerjakan tugas.

"Tadinya gue mau minta tolong Juna, tapi dia baru balik dari Bandung lusa," gumamnya.

Gemilang berhenti dari kegiatan menulisnya. Ia berbalik dengan kursi putarnya dan bersedekap menghadap Rachel.

"Dapet apa gue?"

Rachel melotot. "Lang, kita itu udah temenan--" Rachel menghitung dengan jarinya. "Delapan bulan! Masa lo--"

"Besok gue futsal."

"Cappuccino latte starbuck!"

"Deal."

"Emang dari dulu harga lo tuh cuma sebatas kopi starbuck."

"Maaf ya, starbuck classy, lebih classy dari martabak coklat keju."

Rachel jadi tersulut mendengar makanan favoritnya ikut disebut.

"BERANI YA LO BANDINGIN MARTABAK MANG DIDIN?!"

"ADUH!"

Rachel berlari menuruni tangga, Gemilang sudah menunggunya di depan pagar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rachel berlari menuruni tangga, Gemilang sudah menunggunya di depan pagar.

"Sorri, Gem tadi gue ngasih makan Nana dulu." Gadis itu mengunci pagar rumahnya. "Lo nunggu--"

Kalimat Rachel berhenti di sana. Ia menatap sepatu yang di pakai Gemilang.

Gemilang mengerutkan keningnya dan mengikuti arah pandang Rachel, lalu menyadari satu hal.



"KOK BISA COUPLE SEPATUNYA?!"

"MANA GUE TAU."

Sepatu putih bertali dengan merek yang sama membuat Rachel dan Gemilang sama-sama terperanjat. Gemilang mencoba mengingat-ingat apa ibunya yang suka menjodoh-jodohkan itu memberi Rachel sepatu yang sama.

"Padahal gue beli tahun lalu," Rachel bergumam.

Gemilang menggelengkan kepalanya. "Udah, gausah dipikirin! Ayo nanti busnya keburu dateng, udah tau rame kalau hari libur."

Rachel pasrah ketika tangannya ditarik. Mereka menaiki bus yang menuju toko buku terbesar di kota dengan banyak restoran, peralatan musik, sampai peralatan melukis dan elektronik.




Eraser #YOURKIDUCE ✔Where stories live. Discover now