Pengakuan Junario

5.6K 979 125
                                    

Akhir pekan yang cukup untuk membuat rambut Gemilang tumbuh uban berlalu. Malam kemarin Junario sudah siuman, besok sore ia bisa pulang. Misa sudah tidak perlu lagi memiliki kantung mata karna menunggu Junario.

Tapi sampai pagi ini, Gemilang tidak melihat Rachel. Sejak kata-katanya dua hari yang lalu, rumah Rachel tidak lagi hidup.

Tidak ada suara barang yang jatuh karna kecerobohannya lagi, saat malam lampu rumahnya juga tidak menyala, bahkan hari ini kursinya kosong.





"SUARAAA DENGARKANLAH AKUUU, APA KABARNYA PUJAAN HATIKU?!"





Gemilang hampir mengumpat. Jemi menghampiri sambil menyikut Gemilang, sementara disampingnya Misa sudah cekikikan.





"AKU DISINI MENUNGGUNYA MASIH BERHARAP DI DALAM HATINYAAA"





Jemi sudah berjoget raya sambil memegangi sapu kelas sebagai mik. Padahal harusnya hari ini dia piket pagi, tapi malah jalan-jalan keluar kelas.

"Biarin, Mis si Gemi lagi galau anjir princessnya gak masuk hari ini," celetuk Jemi.

Misa menoyor kepalanya. "Kompor meleduk lo."

"Oh, ya, tapi lo beneran gak tau Rachel kemana, Gem?" Jemi kali ini serius bertanya.

Gemilang mengeleng. "Emangnya gue emaknya?" ujarnya menutupi kecanggungan saat ditanya.

Misa hanya mengangguk singkat. "Nanti lo ikut anak-anak besuk Juna kan?"

Hampir seluruh murid kelas X-1 memang akan menjenguk Junario hari ini sebelum ia diperbolehkan untuk pulang. Sehari setelah Junario keluar dari ruang oprasi, grup kelas seolah berubah jadi pasar malam, ribut membicarakan hari besuk.

"Gue ada urusan sama futsal sebentar Tapi nanti gue pasti nyusul kok."

Sebuah sedan hitam berhenti di depan bangunan rumah sakit tempat Junario dirawat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah sedan hitam berhenti di depan bangunan rumah sakit tempat Junario dirawat.

"Rumah sakitnya yang ini, non?" supir itu bertanya sambil menoleh ke kursi belakang.

Disana Rachel mengangguk. Ia tersenyum pada supirnya. "Di rumah sakit sini, ada tukang soto ayam yang enak. Kang Hendry ke sana aja sambil nunggu saya."

Rachel ingat kata Kak Nisa soal soto di dekat rumah sakit sewaktu memohon supaya doodle buatannya bisa dipajang di mading.

"Iya, non." Kang Hendry mengangguk.

Rachel segera turun dari mobilnya dan berjalan menuju kamar dimana Junario di rawat. Ponselnya yang dimatikan sejak kemarin mulai dinyalakan. Ia tersenyum melihat banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari Misa. Notifikasi dari grup kelas juga menimbun.

Dan satu panggilan tak terjawab dari Gemilang Raja.

Langkah kaki Rachel berhenti di depan ruang inap Junario. Gadis itu memasukkan ponselnya dan mengitip ke dalam. Tidak ada siapapun kecuali Junario yang tersenyum padanya.

Eraser #YOURKIDUCE ✔Where stories live. Discover now