Cantik Kok

7.9K 1.3K 83
                                    

Junario meletakkan Rachel dengan hati-hati di atas kasur UKS, seolah gadis itu adalah kaca yang mudah pecah.

Rachel merintih pelan, ia masih meremas ujung baju Junario dengan tangan mungilnya, membuat Junario jadi mengambil tangan Rachel dan membiarkan gadis itu meremas tangannya.

Tepat saat itu, Miya datang membawa obat maag.

"Ini yang sakit maag ya?"

Junario spontan mengangguk. "Eh, iya, Kak."

Pemuda itu tertenggun sambil menunggu Miya membuatkan teh hangat.

Kapan terakhir kali Junario melihat punggung kecil Rachel yang meringkuk sedekat ini?

Oh, itu pasti setengah tahun yang lalu. Saat pertama kali Junario bertemu dengan Rachel di dalam bus yang berdesakan. Tubuh Rachel yang pendek hampir tidak bisa menggapai hand grip yang menggantung di atas bus.

Saat itu, pandangan Junario jatuh pada map lapor diri yang dipeluk Rachel. Jelas menunjukkan brosur milik Epik High School.

Kalau Junario memberi tahu namanya, apa mereka akan bertemu di EHS?

Enggak, mungkin saja gadis itu tidak akan ingat.

Tapi pada akhirnya, Junario menjatuhkan keputusannya dengan pulang basah kuyup dan membiarkan payung biru itu dipakai Rachel.

"Eh, sori, siapa namanya?"

Miya membuyarkan lamuanan Junario.

"Juna, kak."




Gemilang memakai jaket kulitnya dan meraih kunci motor dari saku jaket. Ia melirik bangku Rachel yang masih kosong. Gadis itu masih di UKS sejak pagi tadi.

Gemilang jadi lebih khawatir ketika membayangkan seandainya Rachel dipulangkan dari sekolah sebelum gadis itu sembuh total, siapa yang akan mengurusnya di rumah kosong dan cuma ada seekor kucing itu?

"Gem, lo gak jenguk Rachel?"

Gemilang menoleh. Itu Misa, sedang tersenyum penuh arti menatapnya.

"Lho, Rachel enggak pulang tadi?"

Misa menggeleng. "Tadi sih, disuruh pulang sama Kak Miya, tapi Rachel tetep mau di UKS."

Gemilang tertenggun. Tentu saja, Rachel akan sendirian.

"Ada Juna di UKS?"

Misa terkekeh sambil melirih. "Yang ini begonya udah kelewatan." Ia berdehem, berpura-pura membersihkan tenggorokan. "Juna hari ini latihan basket. Jadi Rachel sendirian."

Gemilang mengangguk, kemudian melirik lantai koridor tempat UKS berada lewat jendela kelas.

"Jangan diliatin doang, kalau lo ngerasa lo perlu ke sana, jangan nunda-nunda. Nanti kalau Junario abis balik dari latihan basket terus ke UKS gimana?"

Celetukan Misa membuat Gemilang jadi segera mengalihkan pandangannya. Pemuda itu menghela napasnya.

"Lo juga."

"Hah?"

"Lo gak apa-apa kalau Junario ke sana?"

Misa terkejut. Ia tahu betul maksud pertanyaan Gemilang, tapi memutuskan untuk berpura-pura tidak mengerti. Gemilang berjalan mendekat dan menyodorkan plester luka.

"Tangan lo. Tadi jatoh kan pas nangkep Rachel."

Misa hanya bergeming, tak mengambil plester luka itu. Gemilang menarik lengan Misa dan membuka kepalan tangannya dengan lembut, meletakkan pleser luka di atasnya.

Eraser #YOURKIDUCE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang