Five Seconds of Kiss (1)

6.2K 985 27
                                    

Gemilang terbangun karna ponselnya terus berdering. Ia melirik jam digital di nakasnya yang menujukkan pukul setengah satu siang. Tidak ada siapapun di rumahnya.

Demamnya tidak kunjung turun. Gemilang bisa merasakan kepalanya ditusuk-tusuk dan berputar. Udara yang dirasa dingin membuat tubuhnya menggigil, padahal AC kamar tidak dinyalakan.

Ponselnya kembali berdiring, disusul dengan ketukan pintu rumah. Dengan susah payang Gemilang turun dari tempat tidunya sambil membawa selimut. Pemuda itu berpegangan pada tembok demi menyanggah tubuhnya agar tidak tumbang.

Itu pasti kakaknya. Gemilang yakin 98% karena ibunya sekarang masih berada di Jogja. Ia membuka pintu rumah, siap memarahi kakaknya yang terlampau lamban.


"Lintang, kenapa lama banget sih, kepala gue tuh udah--"




Gemilang langsung lupa dengan kepalanya yang berdenyut sakit ketika melihat siapa yang datang. Ia hampir berpikir mungkin saja yang di hadapannya sekarang hanya halusinasi karna demam tinggi.



"Hai."



Tapi, itu benar-benar Rachel.

"Sok jagoan sih kasih-kasih payung ke orang, demam kan lo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Sok jagoan sih kasih-kasih payung ke orang, demam kan lo. Mana tinggi banget lagi!"

Rachel sempat panik saat Gemilang hampir kehilangan keseimbangan saat melihatnya datang. Ia segera merangkul Gemilang kembali ke kamarnya. Gadis itu jadi kesal dan mengomel dengan raut wajah yang khawatir. Untungnya hari ini pulang cepat karna ada rapat guru.

"Lain kali, kalau tau gak bisa mandi hujan jangan sok-sokan ya lo," semprot Rachel sambil mengganti kompres Gemilang.

"Iya, maaf."

Sementara Gemilang hanya bisa menjawab singkat. Setelah makan bubur dan meminum obatnya Gemilang berbaring setengah sadar. Rachel menarik selimut Gemilang sampai menutupi seluruh tubuh pemuda itu. Gemilang tidak tahu mau sampai kapan Rachel menemaninya, tapi Gemilang tak ingin Rachel cepat pergi.

Dan dia masih belum ingin tidur meski kantuk menyerang. Gemilang masih ingin menikmati pemandangan di hadapannnya. Rachel, duduk di sisi kasurnya sambil membalik halaman novel. Rambut hitamnya yang panjang menjuntai jatuh dari pundak. Bibir merahnya berkomat-kamit kecil membaca setiap kalimat.




"Achel."




Rachel mengerutkan kening dengan nama panggilan barunya. Tetapi, dia masih tetap menoleh.

"Kenapa? Mau minum? Sebentar--"

Rachel segera bangkit, namun pergerakannya tertahan saat Gemilang meraih pergelangan tanganya.










"Jangan pergi."



"Hm?"

Rachel kembali duduk dengan raut wajah yang kelihatan terkejut dan bingung. Apa Gemilang meracau?

Eraser #YOURKIDUCE ✔Where stories live. Discover now