Curang

5.6K 953 108
                                    

Rachel menyedot ingusnya seraya menggigit martabak coklat keju yang dibelikan Misa.

"Jorok banget sih, Ci." Misa jadi tak berselera makan dan memberikan selembar tissu pada Rachel.

Selepas mengunjungi Junario, mereka mampir ke martabak Mang Didin. Tentu saja diantar Kang Hendry. Biasanya Gemilang yang selalu traktir, tapi Misa pasrah saja demi menghibur sahabatnya.



Misa memainkan sedotan teh botol, raut wajahnya menunjukkan bahwa ia baru saja mendengar kabar buruk.

"Jadi ... sebenernya dari kemarin itu lo pergi ke Surabaya buat bantuin bokap lo mindahin barang?"

Rachel mengangguk. Rasa martabak favoritnya jadi berubah setelah pertanyaan Misa.

"Lo serius mau pindah?"

"Gue belum bilang setuju, Mis. Lagi pula gue masih harus selesaiin sekolah di Jakarta dulu sampe lulus."

Misa mengelus dada lega. "Gue baru ketemu lo setelah pisah pas SMP, kalau lo terima ajakan bokap lo, masa harus pisah lagi, gak terima gue."



"Terus Gemilang udah tau?"



Rachel menelan martabaknya dengan susah payah. "Belum."

Misa menghela napas. Lama-lama gadis itu jadi capek sendiri melihat dua sahabatnya yang saling berdiam diri tanpa ada yang mau memulai lebih dulu.

Ponsel Misa bergetar menandakan pesan masuk.

"Bentar, ci."



Abang : dek, gue hari ini lembur, kuncinya kebawa. Lo nginep di rumah temen dulu aja

Abang : mama sama papa kan masih di luar kota, nanti lo ngemper lagi di teras depan

Misa : satu dua Deril anjing
Misa : mampus kau anjing

Abang : EH NGOMONGNYA KASAR

Read.



Misa menghela napas. "Ci, hari ini gue nginep di rumah lo ya?"

"Boleh! Boleh!" Rachel mengangguk penuh semangat. "Gue perlu ke indomaret dulu kalau gitu, nanti lo tunggu aja di dalem mobil sama Kang Hendry. Baju pake baju gue aja, muat pasti."

Rachel mulai mengoceh sambil mengelap tangannya yang penuh coklat, buat Misa jadi gemas. Sahabatnya yang satu ini moodnya memang mudah naik turun.



-


Bulan April sudah hampir tiba, tapi hujan masih terus turun sejak Januari. Rachel sempat kesal dengan cuaca Jakarta yang sulit diprediksi saat pertama kali datang.

Bahkan sampai sekarang pun ia masih belum terbiasa. Rachel melirik keluar jendela indomaret yang berembun. Hujan turun dengan sangat deras, untung saja ia meminta Misa tetap berada di dalam mobil.



"Semuanya jadi tiga puluh delapan ribu ya, kak."

Rachel merogoh kantong jeansnya. Kemudian kantung bajunya. Seketika ia jadi panik




MAMPUS DOMPET GUE DI MOBIL!




"Ma-maaf mas, sebentar ya dompet saya ketinggalan di mobil."

"Oh? Iya sihlakan diambil dulu, kak." Kasir itu tampak tersenyum menertawakan dan menyingkirkan belanjaan Rachel.

Menahan rasa malu ditatap aneh oleh antrian di belakangnya, Rachel hendak melipir.




Eraser #YOURKIDUCE ✔Where stories live. Discover now