6|Bukan Benci

961 41 5
                                    

Jangan lupa baca Al-Qur'an!

💕🏡💕

"Bolehkah aku berharap pada ciptaan Mu? Semakin aku berharap, semakin aku takut kehilangan. Padahal Dia bukan apa dan siapa - siapa. Aku juga takut jika kau cemburu karena berharap selain pada Mu."

-Misha

💕🏡💕

"Kenapa bulan Juli masih aja sering hujan yah?" gerutu Intan membersihkan sisa Air hujan yang menempel di lengan dan jilbabnya, seolah debu yang bisa diusir terbang.

Berhenti di depan rumah gubuk kecil di pinggir jalan yang nampak kosong, berteduh. Sepeda kami biarkan terkena hujan di halamannya. Setengah perjalanan pulang hujan kembali mengguyur deras. Saling menjaga jarak aku berdiri di samping Intan. Hasan dan Husen pun berdiri semeter dari kami di ujung gubuk.

Aneh rasanya ketika mendengar orang-orang menggerutu hanya karena hujan turun. Aku menghela nafas. Dan berucap, "alhamdulillah Tan, harus bersyukur. Saat hujan, pikirkan yang baik-baik, dan jangan lupa berdoa—"

"Sebab, ada banyak malaikat yang akan membantu mengaminkan doa." Aku melirik Husen yang melanjutkan ucapanku. Buru-buru kualihkan pandangan saat wajah Husen bergerak ke arahku.


Apa dia dan Hasan begitu sehati? Sampai setiap ucap sama. Sudah lama aku tak mendengar kata-kata itu dari Hasan, dan sekarang malah Husen.

"Iya, Abi pernah bilang begitu. Tapi aku enggak suka main Hujan." Aku melirik Hasan. Mereka begitu dekat dengan Abinya, selalu mengingat ucapan itu. Apa mereka juga bisa bertukar tempat? Seperti di cerita novel, kembar identik yang bisa saling tukar tempat. Hasan jadi Husen atau Husen jadi Hasan. Bagaimana bisa? Aku terlalu banyak baca novel trailer. Lagian untuk apa mereka melakukan itu.

"Padahal hujan itu bagus loh. Sengaja terkena hujan yang jatuh langsung dari langit itu, sunnah Rasulullah ... Hujan itu rahmat dari Allah, dan enggak boleh dicela. Bahkan dijelaskan dalam Al-Qur'an surah An-Nahl ayat 10. Yang artinya, "Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu .... " Aku dan Intan terdiam mendengar ucapan panjang Husen. Aku baru tau Husen bawel.

"Coba—" Husen berhenti, diam. Menatap kami bergantian. Dan telapak tangan kanan mengusap naik turun beberapa kali di belakang kepala sambil tersenyum kaku.

"Waahh, aku baru denger Husen ngomong sepanjang ini." Aku berdecak, menghela nafas lagi, mendengar ucapan Intan. Padahal Dia baru di sindir untuk tidak mengeluh saat hujan.

"Sampe berhenti hujannya denger kamu ceramah." Hasan menepuk pundak Husen. "Hayok pulang," ajaknya lebih dulu mengeluarkan sepeda dari halaman.


💕🏡💕

Where Is My Calon Imam? Where stories live. Discover now