8|Diam Dan Mengikhlaskan

742 31 2
                                    

Assalamu'alaikum..

Jangan lupa baca Al-Qur'an!


💕🏡💕

Tetapi tetap diam dan tak berharap adalah satu-satunya cara mengikhlaskan apapun yang akan terjadi diantara kami.

Misha

💕🏡💕

Ketukan pintu, dan suara salam kompak terdengar bersama pintu yang perlahan terbuka.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarrakatuh."

Intan, Hasan, Husen, Anda dan Hari muncul satu persatu dari balik pintu yang mulai terbuka.

"Ehh, ada Kak Aqil," Sapa Intan sambil menyalami nenek bergantian dengan Hasan, Husen, Anda dan Hari yang hanya menangkupkan tangan didada mereka masing-masing.

Aku lihat Husen yang terus memandang kak Aqil, wajah datar tanpa ekspresi. Mungkin dia bingung, wajar sih kalau Husen bingung. Tapi biarkanlah yang penting jangan su'uzon aja. "Astagfirullah," gumamku sambil mengusap mukaku sendiri, tanpa sadar aku yang sudah su'uzon duluan.

"MaasyaAllah, repot-repot jengukin nenek ... apa jengukin Fath yang gk sekolah ini?" ucap nenek dengan nada bercanda pada teman-temanku. Nenek sudah cukup mengenal mereka karena berada di lingkungan dan sering datang kerumah.

Aku berdiri menyambut Intan yang membawa buah tangan dan meletakkannya di nakas. Aku mengambil karpet. Menggelar di samping ranjang Nenek sebagai alas tempat duduk. Rumah sakit hanya menyediakan satu kursi plastik dan satu sofa yang lebih tepat seperti tempat tidur satu orang.

"Jengukin Nenek, lah ngapain jengukin Fath." Intan tersenyum mengejek ke arahku.

Aku hanya mendengus sebal, hari ini aku jadi bahan becanda mereka. Tapi aku senang suasana jadi lebih baik sekarang, Nenek jadi banyak tersenyum.

"Alhamdulillah, terimakasih sudah repot-repot." Nenek perlahan duduk dengan sandaran bantal di punggungnya.

"Gak Nek ini kan kewajiban kita sebagai muslim bersaudara menjenguk saudara yang sedang sakit dan mendoakan," ucap Hari sok bijaknya keluar.

"Mendoakan apa?" ucapku menantang.

" lLaa ba'-sa thahuurun insyaa Allah
Artinya :Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa-dosa, insyaAllah ... Hadits riwayat Bukhari," Hari menggerakkan tangan, seperti sedang praktek ngajarkan hadits pada anak-anak TPA seperti biasanya, kami tertawa sambil mengaminkan doa.

Hari memang paling bisa menyampaikan ayat, hadits ataupun kebaikan disela obrolan dengan siapa saja dia bicara.

"Kalian bawa apa?" Aku membongkar bawaan yang di bawa Intan dan teman-teman. Aku menghentikan pergerakan tanganku dan tersenyum ke arah Intan, Hasan, Husen, Anda dan Hari.

"Makasih ya Tan. Tau aja kesukaan aku." Aku tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaanku mengeluarkan kotak kue dari plastik untuk diletakkan sebagai hidangan tamu dan beberapa gelas aqua mineral.

Where Is My Calon Imam? Where stories live. Discover now