22|Menunggu

158 16 3
                                    


Don't forget to read the Holy Al-Qur'an first!

Vote and comment below!

💕💕💕


Menikmati setiap alunan bait-bait kalam yang dibaca merdu, mengingatkan ku pada murotal yang sering ku dengar dengan nada yang sama bahkan aku ingat letak titik koma alunan nya. Surah al-mulk dari Muhammad Toha.

Beranjak dari masjid setelah sholat dzuhur. "Misha!" Aku menghentikan langkah ku mencari sumber suara. Seseorang duduk dihalaman masjid sekolah, buru-buru mengikat tali sepatu, sesekali mengangkat kepalanya melihatku lalu Lagi-lagi menunduk, begitu menjaga pandangan.

"Kenapa Akbar?" tanyaku saat Akbar berhenti tiga langkah dihadapan ku.

"Antum kemarin gk masuk katanya sakit? Sudah sehat?" Dia malah balik bertanya pada ku. Dia pasti tau aku sakit dari Feby, mengingat kembali perkataan Feby tadi pagi.

"Iya alhamdulillah udah lumayan." Aku menunduk.

"Oh iya, katanya kemarin nyariin, kenapa ya?" lanjut ku.

"Kemarin mau balikin ini." Akbar mengulurkan tangan dengan flashdisk yang menggantung dijari telunjuknya. Dia meletakkan nya ditelapak tangan yang ku ulur.

"Syukron."

"Oh ya nanti ada rapat pergantian pengurus ya Sha pulang sekolah, laporan dibawa kan?"

"Afwan ya harus nya kemarin ya rapat nya? Jadi ketunda," Sesalku mengingat kegiatan yang semakin mepet harus nya rapat di lakukan kemarin.

"Enggak papa Sha, santai aja. Kegiatan juga masih ada Kaek nya sih bawa, nanti ana cek biasanya gak pernah keluar dari tas. "


💕💕💕

"Rincian keuangan udah kelar belum Sha? Kalau udah, sekalian buat slide PowerPoint, untuk laporan kita paparin," ucap Riyan sekretaris umum rohir dari seberang pembatas akhwat-ikhwan di masjid sekolah yang biasa kami gunakan untuk kegiatan rohis. hanya pengurus inti yang hadir kali ini hanya untuk fixasi kegiatan sebelum mengadakan rapat seluruh bidang.

"Dikit lagi selesai, insyaallah besok ana selesain PowerPointnya," ucapku.

"Iya, untuk konsumsi jangan lupa dirinciin juga, sekalian sama kegiatan akhir kita," suara Akbar mengingatkan.

"Iya siap, insyaallah nanti ana pastiin lagi."

"Okey masih ada tambahan lagi gk? untuk kegiatan dan pelaporan fix ya?" Akbar memastikan.

"Iya insyaallah sudah, calon nya juga sudah dihubungi kan?" ucap Tiani wakil ketua umum.

"Alhamdulillah sudah dari obrolan juga, yang akhwat gimana?" tanya Akbar.

"Insyaallah sudah siap, jangan lupa ikhwan tolong hubungi bidang-bidang buat ngumpulin SPJ," lapor Tiani sebelum kegiatan syuro' ditutup .

Syuro ditutup, aku keluar bersama Tania jalan beriringan menuju gerbang depan, kami berpisah saat melewati tempat parkir-an dimana motor Tania berada.

Tania menawarkan diri untuk mengantarku pulang, tapi kutolak. Rumah Tania dan rumahku berlawanan arah, tak ingin merepotkan Tania. Aku sudah terbiasa menaiki angkutan umum.

"Misha!" suara yang menyadarkan ku dari kesibukan ku mencari ponsel didalam tas yang entah nyelip kemana. Entah kenapa sering sekali aku mendengar nama ku di teriak pelaku yang sama disekolah ini,.

"Nungguin gue?" kata ku pe-de saat ku dapati Agung yang baru saja berdiri dari duduknya di post satpam mengobrol bersama pak Dodi satpam sekolah.

Kembali ke rutinitas tersibuk Saat-saat pergantian struktur organisasi. Membuat ku lupa tentang sakit kemarin yang baru pulih. Aktivitas membuatku lebih sehat daripada harus rebahan di rumah.

"Gak ada kerjaan banget nungguin lo-" ucap nya ketus menghampiri ku.

"Eh, ada Agung," sapa Tania memberhentikan motornya disampingku. Melirik Agung yang hanya tersenyum kaku.

"Iya," jawab Agung.

"Yaudah ana duluan ya Sha, kirain antum sendiri mau ana temenin nunggu bus, tadi," jelas Tania

"Iya ukh, gak papa." Anggukku mengiyakan.

Tania mengucapkan salam pada, aku dan Agung sebelum berlalu, melajukan motornya keluar gerbang sekolah.

"Kenapa lo belum pulang?" tanyaku pada Agung.

"Wifi-an gratis disekolah, tau-tau sore," kilasnya.

"Kan dirumah lo ada wifi."

"Suka-suka gue. Ayok pulang!" Aku menggerutu membiarkan Agung berjalan meninggalkanku, melanjutkan kegiatan ku mencari ponsel ku yang tertunda sambil berjalan perlahan menuju halte.

"Sha cepetan bus nya udah mau dateng." Aku berjalan cepat menghampiri bus yang sudah sampai di halte.

Perjalanan tanpa kata bahkan sampai rumah pun tak ada kata-kata yang terucap sama sekali. Hanya salam ketika kakinya sampai di depan gerbang rumahku berbalik badan menghadapku, setelah dia mendengar jawaban salam dia berlalu pergi menuju rumahnya.

💕💕

🙏🙏
Jazakumullah..

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Where Is My Calon Imam? Where stories live. Discover now