16|Baper Jangan

220 18 0
                                    


Jadikan Al-Qur'an tetap yang utama.

Jangan lupa vote dan comment! 🙏

🕊🕊🕊

Anda, Hasan, Hari dan Fauzan menyetujui dan malah girang ketika ditawarkan Agung untuk menginap dirumah Agung.

Alhamdulillah tak ada komplain dari mereka seperti yang aku khawatir kan karena tak bertanya lebih dulu

Setelah sholat isha sepulang dari masjid kompleks perumahan mereka mampir dirumah untuk makan malam seperti perjanjian karena mereka adalah tamu rumah ku dan disini lah mereka sekarang setelah makan malam.

Ruangan yang biasa nya sepi, walau berpenghuni ini sekarang penuh dengan gelak tawa dan celoteh unpaedah dari Anda yang duduk berdampingan dengan Hasan diatas ambal yang tegelar di depan antara sofa dan tv yang sedang menyala mengoceh sendiri tak ada yang perduli. Setiap orang dengan kesibukan masing-masing. Hasan yang sesekali menimpali ocehan Anda dengan canda garing yang tak mau kalah.

Dan pula ditambah Intan yang selalu heboh dan ambekan ketika mendapat bully-an dari Anda maupun Hasan.

"Alah Nda kamu mah emang pelor, nempel langsung molor."

"Yee kok aku, itu mah si Intan. Lupa kamu San?" dalih Anda sambil mengedip-ngedip kan mata pada Hasan mengajak bersekongkol. sepertinya.

"Apa-apaan bawa-bawa gua, jangan mulai deh!" sahut Intan yang paham kejailan Anda.

"Oh, iya yah betul kata kamu nda, hahaha." Hasan mulai mendrama.

Aku tak begitu paham bagaimana awal dari apa yang mereka bahas

"Enak aja ...," jeda Intan berdalih lalu melirik Agung. "Eh. gung hati-hati kamar lo bisa banjir karena numpangin nih anak dua ... Kalau gk ileran paling ngompol," ucap Intan tak mau kalah, "suruh tidur luar aja. "

Agung yang duduk bermain dengan Nino pun ikut menanggapi Intan. Agung sudah terlihat akrab dengan Hasan dan Anda juga dengan yang lain. sepertinya

"Intan sama Anda diam-diam saling perhatian yah, hati-hati loh," ucap Agung polos. Nyengir penuh arti. Sedangkan orang yang di bicara kan semakin mendumel komat kamit, cemberut. Siapa lagi kalau bukan Intan. Anda dan Intan saling bantah mengerti ucapan Agung

Cika duduk anteng disamping ku bersandar dan sesekali berbisik bercerita tentang anak-anak dikampung dan menunjukkan beberapa poto kegiatan di kampung tak memedulikan kesibukan yang lain.

Adik kecil yang menggemaskan ini, bahkan dia tak segan bercerita menunjukkan poto seseorang diantara gerombolan orang yang berpoto grupy di layar ponsel nya.

"Kak nanti aku cerita-in detailnya yah, masih panjang ceritanya," kata Cika yang aku angguki dengan senyuman. Mengingat kebiasaannya saat di kampung menyempatkan waktu datang kerumah hanya untuk bercerita atau tanya-tanya ini itu.

Fauzan duduk juga disofa yang berbeda dengan aku, Cika dan Intan. Fauzan duduk di sofa bagian L bersama Hari. Dia hanya tertawa dan tersenyum memerhatikan obrolan Anda, Hasan, Intan dan Agung tak ada suara lain selain tawa akibat ulah Anda cs.

setau ku Fauzan memang orang yang hemat bicara, terkesan cuek tapi peduli. hanya pada hal-hal tertentu dia akan mengeluarkan semua ide, argumen-argumen nya dan akan banyak bicara.

Contohinya seperti kegiatan kelas dia cukup cerdas dan bisa di andalkan dalam setiap kegiatan kelas atau organisasi.

Dia bukan ketua mungkin karena dia bukan orang yang terlalu obsesi untuk sebuah jabatan. bukan hanya sumbang sih pikiran, tapi juga kretivitas dan tindakan dalam melakukan sesuatu dengan sempurna. Yaa, bisa di bilang perfectionist gitu lah kalau kerja.

Where Is My Calon Imam? Where stories live. Discover now