03. Gelap

2.1K 108 9
                                    

Adi dan Fahri berjumpa dengan Pak Imran. Mereka meminta bantuan padanya untuk membantu Salsa yang dirasuki.

"Tolong, Pak, sekarang keadaannya berbahaya sekali!"

"Baik, saya segera ke sana."

Mereka bergegas menuntun Pak Imran ke tempat kejadian. Situasi masih sama, semua bahu-membahu mengeluarkan sosok yang bersemayam di tubuh Salsa.

Tangan Nara luka tertusuk pisau. Sosok itu berhasil melukainya.

"Mati!"
"Mati!"
"Mati!"

Angin berembus kencang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Angin berembus kencang. Suasana kian mencekam lantaran lampu kelas berkedap-kedip dengan sendirinya. Pak Imran kemudian merukiahkan Salsa dengan ayat suci Al-Qur'an. Tidak lama, sosok itu merintih kepanasan.

"Panas!"
"Panas!"

Sosok itu menyeringai, lalu berkata, "Kamu nggak akan bisa hentikan saya!"

Setelah bicara seperti itu, mendadak Salsa tidak sadarkan diri.

"Gimana sekarang, Pak? Apa dia sudah pergi?" tanya Adi.

"Dia masih ada di sekitar kita. Bentengi diri kalian, jangan biarkan pikiran kalian kosong! Dia berusaha merasuki badan kalian!"

Adi berusaha agar pikirannya tidak kosong. Ia tidak mau sosok itu merasukinya. Nara yang sejak tadi merintih kesakitan tiba-tiba memegang pisau.

Aaaarggghhh!!

Semua orang terlempar, termasuk Adi. Hidungnya berdarah, tangannya terluka. Makhluk itu kuat sekali hingga sanggup melempar orang. Jendela pun retak olehnya.

"Lo baik-baik aja?" tanya Fahri.

Adi menggeleng. Fahri menjulurkan tangan dan membantunya berdiri.

"Pak Imran?"

"Dia juga kelempar, tapi masih berusaha ngeluarin makhluk itu."

Sekarang Nara yang dirasuki. Tubuhnya dikendalikan untuk menyakiti dirinya sendiri. Pak Imran masih bertahan dengan melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Usaha berhasil, makhluk itu keluar. Adi pun menghampiri Nara karena sejak tadi ia penasaran dengan memar itu. "Kamu yang di taman tadi, kan?"

Rupanya makhluk itu belum pergi. Adi menjauh lantaran Nara tiba-tiba membuka mata. Adi kehilangan akal. Seharusnya ia tidak melibatkan diri, seharusnya ia tidak usah penasaran siapa yang menciptakan memar itu. Makhluk itu lantas mencegatnya. Adi berusaha melepaskan cengkaman, namun ia telanjur lemah. Makhluk itu memelototi Adi dengan niat merasuki.

Aaaaaaa!!!

Pak Imran memanfaatkan kelengahan makhluk itu dengan mengalungkan tasbih ke lehernya. Makhluk itu menjerit, kemudian melempar Adi ke dinding. Kepala Adi terbentur keras dan pandangannya mengabur sehingga jatuh ke lantai.

MATA KETIGA [TAMAT]Where stories live. Discover now