12. Kuingin Kamu Tahu

1.1K 73 6
                                    

Pukul sembilan malam, Adi menerima telepon dari Fahri. Kali ini ia melaporkan kalau ia diganggu lagi. Padahal semalam Niken sudah "membersihkan" sosok-sosok yang terundang karena kesompralannya, namun tanpa diduga, masalah kembali berlanjut. Fahri mengaku baru saja mendengar televisi menyala, padahal sudah dimatikan. Melihat kondisi sekarang larut malam, Adi mengurungkan meminta bantuan kepada Niken dan Bayu. Fahri disarankan bertahan dulu di rumah dan lebih banyak berdoa agar tidak diganggu lagi. Adi berjanji akan datang besok bersama teman-teman untuk membereskan masalah ini. Adi mengerti keadaan di seberang sana mengkhawatirkan, akan tetapi, kali ini ia terpaksa menolak mengirim bala bantuan karena lelah.

~oOo~

"Nggak biasanya ada kejadian begini setelah pembersihan. Biasanya kalau sudah diusir, nggak akan berani ganggu lagi," kata Niken yang saat itu tengah berbincang dengan Adi.

Bayu yang saat itu ikut berkumpul mencari-cari keberadaan Fahri. Beruntunglah mereka, karena sosok yang dicari-cari akhirnya tiba. Niken pun memberi kode agar Fahri segera bergabung supaya masalahnya bisa didiskusikan. Melihatnya terlambat datang, Adi jadi aneh, sebab biasanya anak itu yang paling awal datang. Fahri tentu punya alasan kenapa hari ini ia terlambat. Bagaimana lagi kalau bukan karena gangguan mistis yang dialaminya semalam.

"Lo nggak ada sompral-sompral lagi, kan?" tanya Bayu memastikan.

"Sumpah, nggak ada! Gue itu diganggu sehari setelah Niken ngebersihin rumah gue. Baru tadi malem kejadiannya," jawab Fahri.

"Kalau begitu, kita bakal dateng ke rumah lo sekali lagi. Kita lakukan pembersihan ulang," cetus Niken.

Mereka semua sepakat datang ke rumah Fahri untuk melakukan pembersihan ulang. Ketika malam tiba, Adi dijemput Niken dan Bayu, lalu menuju rumah Fahri. Setelah sampai di sana, mereka tidak merasakan energi negatif seperti yang Fahri rasakan. Untuk memastikan sesuatu, gerbang komunikasi dengan makhluk astral pun dibuka. Niken memanggil sosok yang sekarang "nyangkut" di rumah Fahri.

"Tolong jangan usir saya!"

"Kalian denger?" tanya Niken kepada Adi dan Bayu.

Keduanya menggangguk.

"Kamu di mana? Ngobrol sama kami, yuk! Kamu yang gangguin Fahri bukan?" tanya Niken kepada sosok yang barusan ia dengar suaranya.

"Tempat tinggal saya memang di sini dan saya tidak mengganggu siapapun."

"Sekarang semuanya masuk akal. Selama pembersihan semalam, gue nggak ngerasain energi negatif makhluk lain selain sosok yang Fahri sompralin. Sosok ini nggak jahat. Dari dulu tempatnya memang di sini."

"Secara spesifik, dia tinggalnya di mana?" tanya Bayu.

"Itu di pohon mangga." Niken menunjuk halaman rumah Fahri yang ditumbuhi pohon mangga.

Terganggu dengan suara cakaran dan benda elektronik yang tiba-tiba menyala sendiri, Fahri minta sosok itu diusir. Namun sayangnya, Niken tidak bisa memenuhi permintaan itu. Setelah masa lalu Kuntilanak itu ditelusuri, Niken menemukan fakta bahwa tanah tempat Fahri tinggal sudah lebih dulu ditinggali oleh sosok bernama Sri Rahayu. Dia memang tinggal di pohon mangga, karena di situ lokasi terakhir ia bunuh diri.

Masa lalunya menyedihkan. Sri selama ini dibayang-bayangi wajah para pelaku pemerkosanya. Seumur hidup Sri mencoba menutup-nutupi masa lalunya, juga penderitaannya. Namun sepandai-pandai membungkus, yang busuk berbau juga. Kebohongan perihal kesuciannya selama ini telah terendus oleh suaminya. Berita mengenai masa lalu Sri telah diketahui semua orang, entah bagaimana. Di balik terbongkarnya aib Sri yang sudah tidak perawan, pasti ada dalangnya. Sebetulnya Niken juga penasaran siapa yang menyebarkan berita itu, namun karena energi Sri sudah melebur bersama nestapa yang terlampau dalam, ia tidak bisa mengulik lebih jauh lagi. Kerinduan kepada sosok suami yang mendominasi, serta rasa sakit setelah kesuciannya direnggut menyulitkan Niken membantu Sri berproses. Menyedihkan, memang. Keadilan tidak pernah berpihak kepadanya.

Niken menjelaskan ke Fahri kalau semua suara, maupun benda elektronik yang didengarnya itu merupakan tanda. Semua tanda yang diberikan bukan dalam maksud mengganggu, melainkan agar Fahri tahu kalau Sri ada.

Mau tidak mau, Fahri harus membiasakan diri hidup berdampingan bersama Sri. Setelah Niken berhasil membuat kesepakatan dengan Sri supaya Fahri tidak terganggu, Fahri jadi lebih tenang. Itu artinya ia tidak akan menerima tanda kemunculannya seperti semalam. Baginya mengetahui ada "yang lain" di rumah itu sudah cukup.

MATA KETIGA [TAMAT]Where stories live. Discover now