11. Sri Rahayu

1.2K 76 0
                                    

Namaku Sri Rahayu. Aku tinggal di pohon mangga, yang tumbuh di halaman rumah Fahri. Aku mengakhiri hidupku tepat di pohon itu. Belasan tahun aku terjebak, tenggelam dalam kesedihan karena menunggu suamiku pulang.

Aku bukan sosok jahat. Aku melindungi rumah Fahri agar tidak dimasuki orang jahat, bahkan hantu-hantu jahat sekalipun. Aku lebih suka dipanggil Ayu, karena dulu suamiku sering memanggilku begitu.

Dulu aku punya rambut indah, panjang, dan bergelombang. Sekarang kecantikan itu hilang karena aku nekat mengakhiri hidupku sendiri. Rambutku kasar layaknya sapu ijuk. Gaun indahku telah berubah menjadi kain putih panjang.

Dulu, di tahun 1994, aku hidup bahagia. Aku menikah dengan pria idamanku, yang bernama Ajie. Namun, aku tak sepenuhnya bahagia. Keluargaku menentang hubunganku dengan Ajie karena masa laluku yang kotor. Saat umurku 13 tahun, aku dinodai dua pria bejat. Aku disekap, kemudian dijadikan pemuas nafsu mereka. Karena kejadian itu, aku merasa hina karena kesucianku telah direnggut.

Sebenarnya, aku tidak sanggup menceritakan semuanya. Itu masa lalu paling menyakitkan buatku. Aku berusaha keras menutup hal itu dari suamiku, karena takut ia marah.

Bila Mas Ajie mengatakan, "Yu, mau sampai kapan kau menunda? Ayah ingin punya cucu. Mengertilah," namun aku selalu menolaknya dengan alasan, "Tidak sekarang, Mas. Aku sedang haid."

Aku masih takut, juga trauma. Karena selalu kutolak, Mas Ajie berubah. Ia selalu pulang larut malam dan sikapnya jadi dingin.

"Mas, ada apa? Kenapa kau berubah?" tanyaku.

"Orang-orang bilang kau pernah diperkosa. Benarkah itu?" Mas menatapku serius.

Pertanyaan yang tidak kuharapkan kini aku dengarkan langsung darinya. Aku terdiam, tak tahu harus bersikap apa.

"Jawab aku, Sri!" Mas meninggikan suaranya.

Hatiku hancur. Aib yang selama ini kututup telah terbongkar. "Maafkan aku, Mas."

"Kenapa kau tidak pernah jujur padaku? Mana anak yang pernah kau kandung dulu?!"

"Aku terpaksa mengugurkannya. Aku pikir kau tidak akan menerimaku karena aku telah kehilangan kesucianku, juga anakku. Semua aku lakukan demi kamu, Mas." Aku terisak mengatakan hal itu. Hatiku sakit.

"Bodoh sekali kau! Aku malu punya istri sepertimu!"

"Mas, dengarkan aku! Biar kuperbaiki semuanya!"

"Sudah terlambat, Sri," ucapnya.

Pada akhirnya, Mas Ajie meninggalkanku karena ia tidak bisa menerima masa laluku. Aku merasa bodoh karena tidak jujur padanya. Aku juga merasa bodoh karena tak mampu menjaga diri saat kecil dulu. Aku selalu menyalahkan diriku dan tenggelam dalam ingatan lalu. Sakit hatiku semakin diperparah kala Mas Ajie menceraikanku dan menikah dengan wanita lain.

Karena tidak sanggup menyaksikan semuanya, kuakhiri hidupku. Kematian yang kupikir membuahkan ketenangan justru sebaliknya. Dunia pun tak menerimaku.

Dendamku memuncak kepada dua pria bejat itu hingga muncul niatku mencelakai mereka. Membalaskan dendam mungkin dapat membuatku tenang. Satu persatu telah kucelakai. Kuakui, puas rasanya melihat darah mengucur dari tubuh mereka. Kadang aku sedih, kadang tertawa melihat kematian mereka yang tragis.

Seandainya aku jujur pada suamiku. Seandainya aku dapat membicarakan hal itu baik-baik. Namun, semua sudah terlambat. Aku tak bisa memutar roda kehidupan yang lalu karena hidup akan terus maju. Yang dapat kulakukan sekarang hanya menyaksikan suamiku bahagia bersama istri barunya.

Jika kamu terganggu dengan tangisanku, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud mengganggu, hanya saja aku belum bisa lupakan masa laluku. Maka dari itu, aku selalu menangis ketika mengingat suamiku. Aku merasa Mas Ajie masih milikku, dan aku akan terus menunggu sampai ia datang menjemputku.

MATA KETIGA [TAMAT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat