19. Memanggil Anna

1K 61 1
                                    

Sebenarnya ada keraguan yang mengusik benak Fahri. Ia teringat dirinya yang skeptis dan juga sompral. Dulu ia menuding teman-temannya berhalusinasi, tapi sekarang, ia justru melihat sahabat lamanya yang dulu dianggapnya teman imajinasi.

"Kalau sompral adalah penyebabnya, kenapa gue udah bisa lihat Jane sejak kecil?" tanya Fahri kepada dirinya sendiri.

Fahri sadar, sompral bukanlah kesimpulan yang tepat untuk menjelaskan penyebab ia peka. Fahri peka karena Jane, sebab dahulu perempuan Belanda itu sering membawanya ke alam gaib. Banyak orang mengalami kasus seperti Fahri, yang setelah jiwanya kembali dari alam gaib, bisa melihat sesuatu tak kasatmata. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang pernah mati suri. Apalagi bila berteman dengan orang berkemampuan supranatural, maka sensitivitas akan semakin meningkat. Dengan bertemu Jane, Fahri membuka kembali gerbangnya dan menjadi seseorang yang bisa melihat hantu seperti teman-temannya.

"Jadi sebenarnya, gue juga punya kemampuan itu?"

Tepat begitu Fahri menyadari dirinya punya kemampuan khusus, indera pendengarannya meningkat. Fahri mampu merasakan kehadiran demit yang hendak mengusik dan menguasai pikirannya.

Fahri buru-buru mengunci rumah, kemudian bersembunyi di balik selimut. Entah memang ditakdirkan hidup sial, Fahri tidak mengerti kenapa ia juga harus menerima anugerah seperti teman-temannya.

"Ini bukan anugerah. Ini kutukan!"

Tidak mengerti cara menyelaraskan kemampuannya, Fahri terus-terusan mengumpat dan menyesal kenapa harus dipertemukan dengan Jane.

Mendadak masa lalu keluarga Beenhouwer terlintas di benak Fahri. Ia putuskan bangkit dari tempat tidur dan memenuhi tujuan awalnya, yakni mengutuhkan cerita Jane yang menggantung.

"Apa ini akan membantu?" Fahri menatap potret jembatan yang searah dengan rumah keluarga Beenhouwer.

Di satu sisi, Fahri menggenggam papan Ouija yang ia pinjam dari temannya. Papan kuno itu disertai medium berbentuk segitiga, yang berfungsi sebagai penghubung dengan makhluk yang ingin diajak komunikasi.

Lilin disusun melingkar, papan Ouija diletakkan dan ritual memanggil arwah dilaksanakan. Sembari memandangi foto jembatan, Fahri memanggil sosok "yang mungkin terpotret" di foto itu.

"Aku bermaksud memanggil anggota keluarga Beenhouwer di foto ini. Aku punya sahabat bernama Jane. Apa kamu mengenalnya?"

Segitiga yang dipegang Fahri tiba-tiba bergerak ke kata YES.

"Dengan siapa aku bicara?"

Segitiga bergerak lagi dan Fahri diarahkan menuju abjad yang tertera.

A N N A

"Aku mewakili Jane ingin tahu apa yang terjadi padamu dan Michael di malam itu. Bisakah kamu memberitahuku?"

Segitiga bergerak ke kata YES.

Fahri menengok foto jembatan itu lagi dan ajaibnya, ia melihat figur perempuan. Awalnya figur itu transparan, namun lama-kelamaan, bentuknya memadat. Penampakan Anna persis seperti yang Fahri lihat pada saat Jane menceritakan masa lalu keluarganya. Rambutnya berwarna cokelat, lurus seperti Michael, sedang bola matanya abu-abu seperti milik Maria.

Tiba-tiba tubuh Fahri seperti terhisap, masuk ke foto itu. Seketika Fahri jadi basah kuyup diterjang hujan deras. Buru-buru Fahri masuk rumah, dan ia menemukan lampu sorot lagi.

"Aku berhasil!" seru Fahri.

"Jane!!" Anna berteriak, tidak sanggup melihat adiknya meninggal di tangan Michael.

"Apa yang kamu teriakkan lagi, Anna? Dia sudah tiada."

Anna kemudian mengambil apa saja yang bisa digunakan sebagai senjata. Ia mengambil kapak, lalu melambungkan benda itu ke perut Michael. Tidak berdaya menahan rasa sakitnya, Michael ambruk.

Michael mengumpat. "Anak s-setan!"

Melihat Anna keluar, Fahri ikut keluar. Anna berusaha meminta tolong, namun karena hujan deras, suaranya tidak terdengar. Dengan kapak yang masih tertancap, Michael bangkit dan berupaya menyusul anak itu. Anna yang takut berlari tunggang-langgang. Bagaimanapun juga, ia harus menyelamatkan diri agar tidak dibunuh Michael.

"Mustahil dia masih hidup. Padahal kapak sudah tertancap di perutnya," batin Fahri.

Tidak punya pilihan lagi, Anna menerjunkan dirinya ke bawah jembatan. Fahri berniat menghentikan aksi itu, namun tiba-tiba saja, tubuhnya tidak sengaja bertabrakan dengan Michael.

Kalimat peringatan dari Jane pun terlintas dalam benaknya.

"Kamu akan baik-baik saja selama tidak bersentuhan dengannya. Kuperingatkan padamu, jangan lakukan apapun! Jangan libatkan perasaan kasihanmu. Tetap diam di tempatmu."

Michael Beenhouwer, seorang pembunuh dari masa lalu yang energi jahatnya dikuasai iblis, menangkap entitas tidak diundang dan bukan bagian dari ceritanya.

"I CATCH YOU!!"

Fahri berlari sekuat tenaga setelah keberadaannya diketahui. Jiwanya tidak lagi terperangkap di dalam foto dan kembali ke realitas. Lilin mulai padam dan komunikasinya dengan Anna terputus, digantikan Michael Beenhouwer sang pembunuh.

"Gue harus akhiri permainan ini!"

Rumah Fahri bagai disapu angin. Semua barang-barang jatuh berserakan. Kondisi semakin parah ketika Fahri gagal mengambil segitiga penghubung itu.

"Di mana, ya? Oh Tuhan!"

Tampaknya sosok Michael sengaja memporak-porandakan rumah untuk mengagalkan Fahri mengakhiri permainan Ouija-nya. Hanya sedikit waktu yang tersisa dan setelah berhasil menemukan segitiga itu, Fahri pun meletakkannya ke papan Ouija.

"Permainan sudah berakhir. Sekarang kamu harus pergi!"

Tiba-tiba tangan Fahri dipelintir oleh sosok tak kasatmata. Ia gagal mengakhiri permainan, lalu tidak sadarkan diri.

MATA KETIGA [TAMAT]Where stories live. Discover now