06. Masa Lalu

1.6K 92 9
                                    

Adi tidak menyangka Niken dan Bayu bisa tahu ada anak perempuan di rumahnya. Niken menuturkan, hanya orang berkemampuan spesial yang bisa melihat anak itu, dan Adi salah satunya.

"Lo enggak nyadar sama kemampuan lo sendiri, ya?" tanya Niken.

Adi menggeleng.

Bayu sempat bertanya penyebab kepala Adi diperban dan ia terkejut bahwa semua itu terjadi karena benturan. Adi mengaku setelah kepalanya terbentur, ia mengalami kejadian aneh. Seperti melihat sosok wanita pucat dan sosok nenek yang sedang duduk di kursi roda. Ia terus-terusan menyangkal sesuatu yang dilihatnya, namun setelah bertemu Bayu dan Niken, ternyata bukan hanya dia yang gila. Mereka juga!

Bayu dan Niken terlihat enjoy dengan kemampuan mereka, bahkan tidak takut dengan makhluk yang kerap muncul setiap hari. Adi menyadari benturan itu berdampak ke indera keenamnya, sehingga membuatnya terbuka lebar.

Bayu mengaku sudah terbiasa dengan mereka. Ia sudah sering lihat, jadi tidak takut lagi. Sementara Niken, dia masih gentar karena wujud mereka aneh-aneh. Niken benci dengan hantu yang muncul tiba-tiba saat bercermin atau berkendara. Kemunculan mereka yang mendadak itu membuat jantungnya hampir copot.

Penasaran dengan awal mula Bayu dan Niken bisa melihat hantu, Adi meminta mereka menceritakan masa lalu mereka. Bayu kemudian menawarkan diri untuk bercerita lebih dulu.

Dulu saat Bayu berusia lima tahun, ia sering diganggu nenek-nenek penunggu pohon mangga di belakang rumah. Bayu bilang, usia nenek itu delapan puluh tahun. Konon, di pohon mangga itulah tempat nenek itu bunuh diri. Sampai Bayu beranjak tujuh tahun, nenek itu masih terus mengganggunya.

"Bu, nenek itu terus gangguin aku, Bu!" keluh Bayu.

"Cukup, Bayu. Udah Ibu bilang itu cuma khayalan kamu!"

Stres dengan tingkah lakunya, ibu membawa Bayu ke psikiater. Berharap anaknya sembuh, namun hal itu tak membuahkan hasil. Faktanya, yang Bayu hadapi berkaitan dengan hal supranatural, bukan medis!

Satu hal yang membuat ibu percaya dengan Bayu, yaitu bekas cakaran di tangannya. "Nenek itu mau bawa Bayu. Tolong, Bu! Tangan Bayu sakit!"

Ibu jadi iba dan menatap lekat-lekat wajah Bayu. Tidak lama kemudian, air mata membasahi pipinya.

"Ibu, tolong!" Bayu berteriak.

Bekas cakaran di tangan Bayu semakin banyak. Lambat laun, sosok nenek itu muncul di hadapan mereka. "Aku kuambil anakmu dan kujadikan dia sebagai cucuku!"

Tubuh Bayu dibuat melayang oleh sosok nenek itu. Setelah kejadian itu, ibu mencari seorang paranormal untuk mengusir paksa sosok nenek yang mengganggu Bayu. Sosok itu berhasil diusir ke suatu tempat dan tidak akan kembali ke alam manusia.

Bayu mengaku bisa melihat makhluk halus sejak berusia lima tahun. Ibu sempat meminta kepada paranormal untuk menghilangkan kemampuannya, namun paranormal bilang kemampuan Bayu sudah ada sejak lahir dan tidak bisa dihilangkan.

Bayu sempat dikucilkan di sekolah dan dianggap gila oleh teman-temannya, karena mereka melihat Bayu bicara sendiri. Bayu membantah, namun semua percuma sampai akhirnya ia bertemu Niken yang juga bisa melihat makhluk halus. Mereka bersahabat dan saling berbagi keluh kesah betapa sulitnya hidup normal, sampai akhirnya mereka dapat menerima diri masing-masing.

Adi jadi terkesan dengan cerita Bayu. Bayu juga bilang kalau ia sudah dikucilkan selama dua tahun, sampai akhirnya bertemu Niken.

"Nah, sekarang giliran lu, Niken!" seru Bayu mencolek lengannya.

"Oke, ini cerita gue."

Niken mengaku dulunya ia tidak punya mata batin seperti Bayu. Niken buta sejak lahir. Karena punya kekurangan seperti itu, Niken dikucilkan. Niken kerap kali dikerjai hingga ia putus asa karena tidak kuat dengan sesuatu yang menimpanya. Ia juga menyalahkan Tuhan karena terlahir cacat.

Tangisnya pecah, hatinya sakit karena selalu menerima hinaan. Pernah suatu hari Niken hendak bunuh diri, namun ibunya sempat melihat dan menghentikan aksinya.

"Jangan, Nak!" teriak ibu, kemudian membuang pisau yang Niken pegang.

"Kenapa semua orang jijik sama Niken, Bu? Kenapa?!"

Ibu memeluknya dan berkata, "Ibu tidak pernah jijik sama kamu, Nak. Kamu itu putri kebanggaan Ibu. Jangan salahkan Tuhan dengan apa yang telah terjadi. Mereka pasti mendapatkan balasannya. Ibu yakin!"

Ibu mengusap air mata Niken yang benar-benar pecah hari itu. Niken enggan pergi sekolah karena pasti di-bully lagi. Ibu berusaha menghibur sampai Niken berhasil tersenyum.

Kabar baik datang. Ada seseorang yang bersedia mendonorkan mata untuknya. Operasi berhasil dilakukan, Niken berhasil melihat dunia sepenuhnya seperti yang ia bayangkan selama ini. Dunia benar-benar indah, bahkan diluar dugaannya.

Walau sudah tak cacat lagi, namun masih ada yang merundungnya. Amarah yang Niken pendam meluap begitu saja. Batu pun dilempar ke orang yang menghinanya. Miris, kepala anak yang tertimpa batu itu terluka parah.

Bukannya tenang, Niken dihantui rasa bersalah. Masalah semakin rumit ketika ia bisa melihat kematian melalui mata hasil donor itu. Ketika masalahnya dengan para perundung selesai, keadaan berakhir seperti semula. Niken tetap dikucilkan dan tidak punya teman.

Niken pikir setelah memiliki mata, ia dapat menyaksikan hal indah di dunia ini. Sayangnya bukan keindahan yang ia lihat, melainkan hantu dengan wujud mengerikan yang akan terus menggentayanginya.

Niken lalu melihat sekumpulan anak yang mengejek bocah laki-laki di taman. Berawal dari sinilah Niken bertemu Bayu.

"Hahaha... orang gila! Mending masuk rumah sakit jiwa sana!"

"Aku enggak sendiri! Aku punya teman! Kalian lihat aja sendiri!" bantah Bayu.

"Udah, pergi yuk. Nanti gilanya nular!"

Semua orang meninggalkan Bayu. Dari jauh, Niken melihat anak kecil duduk di samping Bayu. Kurang lebih, tinggi bocah kecil itu sama seperti Bayu. Dia mengenakan seragam SD, rambutnya dikepang dua dan tersemat pita merah muda di sana. Niken mendekati anak itu dan bicara, "Itu temen kamu?"

Mata anak itu berbinar-binar. Ia tidak menyangka ada anak lain yang bisa melihat teman gaibnya.

"Kamu bisa lihat dia?" tanya anak laki-laki itu.

Niken tersenyum dan menjawab, "Aku sama seperti kamu. Kita punya kemampuan yang sama."

"Nama kamu siapa?" tanya Niken.

"Namaku Bayu." Bayu menyambut juluran tangan Niken, kemudian menjalin persahabatan hingga sekarang.

"Berawal dari transplantasi kornea itulah yang menjadikan gue seperti sekarang. Gue bisa liat kematian dari mata orang yang udah meninggal ini. Gue berusaha cari tau siapa pendonornya, tapi enggak pernah ketemu. Ya udah, sebaiknya gue bersyukur bisa ngeliat dunia ini seutuhnya."

Niken menyudahi ceritanya dan lagi-lagi Adi terkesan. Ia tak menyangka mereka dapat melalui kehidupan sesulit itu hingga ceria seperti sekarang. Tak terlihat beban di wajah mereka, itu karena mereka berhasil menerima diri sebagai anak berkemampuan spesial. Mereka juga mendapat dukungan penuh dari orang-orang terdekat.

Terlintas sesuatu di benak Adi yang membuat mereka terdiam. Melihatnya tiba-tiba diam, Bayu dan Niken menegurnya. "Kenapa, Di?"

"Karena sekarang gue udah menyadari kemampuan gue, apa gue bakal ngalamin hal yang sama kayak kalian? Apa gue bakal dikucilin juga?"

MATA KETIGA [TAMAT]Where stories live. Discover now