6. Gue Kecolongan!

86 8 0
                                    

Saat ini gue tengah berduduk santai di depan TV. Kebetulan hari ini gue hanya ada kelas sore, makanya bisa bersantai seperti ini.

“Kak Devin!” panggil April membuat fokus gue yang tengah menonton kartun Marsha And The Bear teralihkan.

“Apa?”

“Anterin gue sekolah yuk!”

“Mager ah!” seru gue sambil kembali fokus menonton Marsha yang tengah berenang bersama pinguin.

“Ih Kak Devin! Gue berangkat sama siapa dong?”

“Ojek Online aja. Gampang, kan?” seru gue sambil kini mulai menyantap cemilan yang tadi sempat diambil dari lemari es.

“Gituan deh!” seru April. “Awas lo ya, gue gak akan mau lagi dengerin curhatan lo tentang Kak Natt nanti.”

“Bodo!”

“Ih Kak Devin! Kok nyebelin sih?!”

“Bodo!”

“Kak Devin!”

“Bodo!”

“Sialan!”

“Bodo!”

“Kak Dev—”

“Pril?” sela seseorang yang berhasil menyela ucapan April. Gue pun langsung menoleh menatapnya, begitu pun dengan April.

“Lo kok belum berangkat?” tanya Juna.

April mendesis. “Nih Kak Devin! Gak mau anterin gue!”

“Lo minta jemput aja gih sama Adin,” balas gue acuh.

“Gak mau gue!” seru April lagi.

“Ayo gue anterin. Sekalian gue juga mau pergi,” seru Juna. Sementara gue hanya diam mendengarnya. Toh tak penting juga kan buat gue?

“Emang mau pergi ke mana?” tanya April.

“Ada deh! Lo gak perlu tau.”

***

Saat ini jam menunjukkan pukul 13.00. Gue pun bergegas bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Walaupun kelas masih lama, tapi gue berniat pergi ke toko buku dulu karena buku yang gue cari tak diemukan waktu itu di perpustakaan.

Akhirnya, gue pun menjalankan motor dan bergegas mencari toko buku terdekat. Setelah sampai di toko buku, gue langsung masuk dan mencari beberapa buku yang membahas tentang bahasa pemrograman. Namun, langkah gue sukses terhenti begitu mendapati seorang gadis yang sangat gue kenali tengah berdiri di jajaran tempat buku Novel.

Natt? Ngapain dia di sini?

Akhirnya gue memutuskan untuk berjalan mendekat. Terlihat Natt yang tengah sibuk memilih beberapa buku Novel Romance.

“Kebiasaan, milihnya novel Romance terus,” seru gue yang berhasil membuat fokus dia teralihkan jadi memandang gue. “Kenapa sih lo sukanya novel yang genre kaya gitu? Biar ikutan baper pas bacanya, ya?” seru gue lagi.

Natt malah mendelik kesal ke arah gue.

“Kasian banget hidup lo. Kelamaan gak ada yang baperin, makanya yang baperinnya cuma naskah novel!” seru gue sambil memasang wajah memelas dan geleng-geleng kepala.

Tiba-tiba, Natt malah memukul bagian belakang kepala gue dengan keras hingga refleks kening ini mengenai rak buku.

Astaga! Natt melakukan KDRT lagi ke gue!

Sebelum gue mengeluarkan bacotan mercon, Natt malah langsung berlari meninggalkan gue. Gue pun langsung ikut mengejarnya.

“Woi Donat, kurang ajar lo! Jidat gue sakit pe’a!” teriak gue yang sukses membuat pengunjung toko buku kini menatap gue dengan tatapan aneh.

Dan, gue kini malah dibuat terkejut ketika melihat Juna yang tengah berdiri di belakang Natt.

Natt pergi dengan Juna? Jadi, yang dimaksud urusan oleh Juna adalah pergi bersama Natt?

Sial! Gue kecolongan!

“Oh! Lo di sini?” tanya Juna.

Cuih! Jijik gue ditanya seperti itu oleh Juna.
Gue pun langsung menatap Juna dengan tatapan mengejek.

“Kenapa kalo gue di sini? Ini bukan termasuk wilayah bokap lo, kan?”

“Mm... tentu saja. Kalo ini wilayah bokap, gue gak akan biarin sembarang orang untuk menginjakkan kakinya di sini,” seru Juna lagi.

“Gue tau, lo cuma bakalan ngijinin orang yang punya hubungan darah aja sama lo kan yang boleh menginjakkan kaki di wilayah bokap lo? Cih, nempel terus di ketek bokap!” seru gue anarkis.

Gue lihat Juna mulai terpancing emosi. Lihat, kan? Dia yang memulai permainan, tapi dia sendiri yang kalah. Akhirnya, kami hanya saling beradu tatap dengan tatapan yang berapi-api.

“Kak, udah kan nyari komiknya? Yuk pulang sekarang,” seru Natt sembari menarik pelan tangan Juna untuk segera menjauhi gue.

Gue sukses terdiam melihat Natt yang memegang tangan Juna.

“Vin, gue duluan!” seru Natt lagi lalu segera pergi dari hadapan gue bersama Juna.

Sial! Juna sudah selangkah lebih cepat dari gue!

***

Devino Xavier ✔Where stories live. Discover now