9. She's Dreaming

70 10 0
                                    

Exo - She's Dreaming












===========








Happy reading.....











==========



Gue melangkah keluar kamar hendak menuju garasi. Tujuan gue saat ini adalah ke rumah Natt. Sejak semalam gue terus memikirkan dia sampai tak bisa tidur.

Gue khawatir.

Beruntung gue dapat pesan dari salah satu teman se-fakultas yang memberitahu jika dosen yang mengajar sedang tak ada hari ini, hingga gue bisa langsung menuju ke rumah Natt.

Baru saja melangkah keluar, sebuah panggilan sukses berhasil menghentikan langkah gue. Gue menoleh dan mendapati Mama yang kini tengah melangkah mendekat.

“Ada apa, Ma?” tanya gue karena orang yang tadi memanggil tak lain adalah Mama.

“Bisa anter Mama ke butik?” tanya Mama.

“Kapan?”

“Sekarang.”

Gue menghembuskan napas pelan. “Ya udah, ayo.”

Akhirnya gue pun mengantarkan Mama terlebih dahulu sebelum datang ke rumah Natt. Mana mungkin gue tega menolak permintaan dari seorang ibu yang sudah melahirkan gue sendiri.

Iya, kan?

***

Gue meraih helm yang diberikan Mama. Terlihat Mama tengah menatap gue kesal saat ini.

“Kenapa sih, Ma?” tanya gue sembari menatap Mama dengan aneh.

“Mama kan udah bilang naik mobil aja. Kenapa malah maksa naik motor!” seru Mama dengan tetap mempertahankan wajah kesalnya.

Gue otomatis langsung tertawa mendengar ucapan Mama. “Gak apa-apa kali, Ma. Biar Mama nanti dikira emak-emak gaul sama orang-orang. Kan keren keliatannya kalo ada emak-emak naik Moge.”

Mama langsung berdecak sebal. “Mama jadi ragu pernah ngelahirin kamu.”

Gue hanya mencibir mendengar ucapan Mama. “Ya udah, Devin mau pergi dulu,” pamit gue.

“Eh? Ke mana?” tanya mama sambil menahan lengan gue yang hendak menyalakan mesin motor. “Mau ke kampus? Katanya dosennya gak masuk?”
“Mau ke rumah temen, Ma.”

“Ke rumah temen? Penting gak?” tanya Mama lagi.

Gue menggaruk tengkuk yang sama sekali tak terasa gatal, bingung harus jawab apa. Pasalnya, Natt sangat penting bagi gue. Tapi Mama kan sama sekali tak pernah tahu tentang Natt.

Gue harus jawab apa coba?

“Kok diam?” tanya mama lagi. “Berarti gak penting-penting banget, kan?”

Gue mendesah berat lalu memandang Mama. “Emangnya Mama mau apa sih?”

“Kalo kamu pulang sekarang, Mama pulangnya gimana dong?”

“Kan bisa naik taksi. Lagian Mama juga gak suka kan kalo naik motor Devin lagi?”

Mama manggut-manggut. “Iya juga sih,” ucapnya pelan.

“Ya udah, Devin mau pergi kalo gitu.”

“Eh, jangan!” larang Mama lagi.

“Apa lagi sih, Ma?” tanya gue dengan sedikit kesal.

Devino Xavier ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora