12. Siapa Dia?!

11.1K 361 2
                                    

Sebelum kuliah, pak Rizal mengirim sebuah pesan. Eitt...jangan salah ya? Pak Rizal punya nomor ku sejak kapan!? Nah... Maka ku ceritakan sedikit banget. Hehehe.. Semenjak aku jadi asdos, beliau lupa meminta nomorku. Akhirnya, beliau meminta nomorku pada saat beliau memintaku untuk membantu. Akhirnya, aku berikan saja nomor ponselku. Dan saat ini, aku melihat sebuah notifikasi pesan masuk.

WhatsApp

Dosen laknat : Selamat pagi. Maaf jika saya mengganggu pagi sekali. Saya minta kepada kamu, setelah kuliah selesai jam pertama, ke ruangan saya. Saya tunggu!

Cukup singkat sekali pak Rizal mengirim pesan padaku.

"Nih orang busyet dah, pagi-pagi gini ganggu orang tidur aja deh," ucapku yang sedikit kesal. Akhirnya, aku bangun dari tempat tidur, segera ku ambil handuk dan berlari kecil ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian...

Aku keluar dari kamar mandi, dan ku kenakan pakaian kesayanganku, warna hitam. Ya, memang warna favoritku adalah hitam. Jadi jangan heran, semua yang aku punya itu warna hitam. Kalau enggak hitam, enggak keren. Hehehe... Setelah selesai mengenakan pakaian, aku sarapan dulu dirumah. Soalnya aku punya penyakit maag. Dan aku segera menuju ke ruang meja makan. Disitu ada ayah dan ibuku. Ku sapa mereka berdua.

"Selamat pagi ayah, ibu."ucapku pada mereka.

" Selamat pagi sayang, "ucapnya berbarengan.

"Ini, kamu makan dulu. Ibu masak nasi goreng."ucapnya yang sudah menyiapkan makan untuk aku dan ayah. Dan langsung meletakkan di depanku.

" Iya bu."ucapku. Sehingga kami bertiga siap untuk menyantap masakan yang sudah dibuat oleh ibu yang enak sekali.

Aktivitas kami pun sudah selesai makan. Akhirnya, aku pamit pada ibu dan ayah untuk berangkat ke kampus.

" Aku berangkat yah, bu."ucapku yang sudah mencium punggung tangan mereka berdua.

" Hati hati ya. Belajar yang rajin."ucap ibuku.

" pasti bu. Ya udah, aku berangkat yaa?? Assalamu'alaikum.wr.wb."ucapku.

" Wa'alaikumussalam."ucapnya berbarengan.

Untuk saat ini, aku membawa sepeda motor. Dan entah kenapa aku ingin saja Membawa Sepeda motor. Akhirnya, aku segera meluncur ke kampusku.

Setengah jam kemudian...

Surabaya memang macet. Untung saja tidak telat. Dan akhirnya aku bisa bergerak cepat menuju ke kelas. Aku segera lari agar sampai di kelas. Dan akhirnya, aku sudah tiba. Dan ku lihat, dosennya belum datang.

"Alhamdulillah Lega aku. Dosen belum dateng. Hufft."ucapku yang sudah mengatur nafasku saat aku lari tadi segera menuju ke kelas. Aku menyapa Lida.

" Hai Lid,"ucapku pada temanku.

"Hai juga Yu. Untung kamu enggak telat loh. Kalau telat, bisa di keluarin kamu sama pak Bambang. Ucapnya padaku.

Ya, aku akui memang pak Bambang kejam. Dan jika telat sedikit saja, disuruh keluar. Dan untungnya, aku tidak telat dan merasa bersyukur karena Allah masih sayang sama aku. Hehehehe..

Ketika itu pak Bambang, selaku Dosen pengampu mata kuliah Bahasa Bantu, telah di dalam kelasku. Suasana mencekam. Akhirnya kami diam tanpa suara. Mata pelajaran dimulai.

Satu jam setengah...

Mata kuliah Bahasa Bantu sudah selesai. Pak Bambang sudah keluar dari kelasku. Dan akhirnya, aku hampir lupa kalau aku disuruh pak Rizal ke ruangan. Aku segera izin dengan Lida.

"Lid, aku ke ruangan pak Rizal dulu ya? Soalnya pak Rizal tadi WhatsApp aku, setelah mata kuliah selesai, disuruh keruangannya. Enggak apa-apa kan!?" ucapku padanya.

"Wah.. Setiap hari ketemu, entar ada benih-benih cinta nih? Hehehe.. Awas loh, jantung kamu deg-degkan nanti," dia menakutiku. Dan entah kenapa jantungku bertemu pak Rizal berdebar. Sudahlah, lupakan masalah cinta. Aku pernah gagal dalam cinta. Dan aku harus fokus kuliah.

"enak aja kamu kalau ngomong. Ogahlah aku suka sama dia. Dosen laknat. Udah ya, aku ke ruangannya sekarang. Ditunggu!" ucapku yang sudah keluar dari kelas.

"Ayu...Ayu... Memang sih, awalnya enggak. Entar kalau ada rasa, awas entar dia!" ucap Lida yang sudah menggeleng-gelengkan kepalanya. Akhirnya Lida keluar kelas, menuju ke kantin.

***
Aku terus ke ruangan pak Rizal. Dan hampir tiba di ruangan pak Rizal, aku sempat melihat wanita yang sedang berpelukan dengan pak Rizal. Dan ku rasa, wajah mereka sangat mirip. Kata orang, jika mirip itu jodoh. Dan yang paling ku kejutkan, pak Rizal mengacak rambutnya. Tapi kok deket banget ya? Kalau misalkan para fansnya lihat adegan ini, pasti yang ada mereka mundur.

Aku masih fokus dengan dua insan yang ku lihat lebih akrab. Dan wanita itu segera pergi dari pak Rizal. Dan sebelum pak Rizal masuk ke ruangan, pak Rizal sempat menoleh ke kanan. Dan dia melihatku, menghampiriku.

"Ayu, kamu sedang apa disini?" ucapnya yang sudah berdiri di depanku.

"Tadi saya disuruh ke ruangan bapak katanya!?" ucapku padanya.

"Oh iya. Ayo masuk." ucapnya yang sudah lalu pergi dan aku berada di belakangnya.

Aku sempat mikir, tadi wanita itu siapa ya?? Istrinya kek, apa pacarnya gitu? Ah, sudahlah. Toh juga aku enggak cemburu. Dan enggak ada hubungannya denganku.

Olala....

Huhuhu... Udah bisa update lagi coy.
WAW.. Sudah masuk bagian 13 ya? Enggak kebayang loh! Yang lihat udah 230. Padahal baru buat berapa bulan, udah banyak viewnya. Alhamdulillah deh pokoknya. Jangan lupa ya, terus baca cerita senku ini. Dijamin sukaaaa..

Yoyoyo... Udah dulu ya guys. Sampai jumpa.

Publisher ; 30 Januari 2019

Penulis ;
Sriwahyuolivm

SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi RevisiWhere stories live. Discover now