25. Keberangkatan KKN

7.9K 249 0
                                    

Pukul 06.15 WIB.

Hari ini, aku sudah siap membawa koper yang sudah aku siapkan dan siap untuk dibawa. Bapak dan ibu juga siap-siap mengantarkanku. Bukan karena aku anak manja atau apa ya? Karena memang ibuku dan bapakku sengaja menemani untuk salam perpisahan sementara.

Saat ini, aku sudah siap untuk berangkat ke kampusku. Karena jam 7 pagi sudah siap berangkat. Paling tidak, jam 8 berangkat. Biasa sih, orang Indonesia ngatainnya jam karet. Enggak bisa konsisten. Ya enggak guys! Setuju!? Dan saatnya, kami bertiga sudah siap meluncur.

Aku, bapak dan ibuku sedang membicarakan kegiatanku di daerah orang. Alhasil, aku sampai menjelaskan. Dan ibuku pesan, untuk  menjaga kesehatanku.

Setelah kami bertiga berbicara, akhirnya kami sudah tiba di kampus B. Aku langsung turun dari mobil— Mobilio. Segera aku menuju bagasi mobil untuk mengambil barangku. Di bantu oleh ibuku yang juga membawanya. Aku berkumpul di halaman kampus yang menurutku cukup luas. Karena kampus B terbatas untuk roda 4 jika ingin parkir. Sekilas aku menengok temanku—Lida, saat ini masih belum ketemu juga batang hidungnya.

"Kamu cari siapa ndok," ucap ibu padaku.

"Aku cari temenku buk, yang satu lokasi sama aku." segera ku jawab, dan hanya diberi anggukan oleh ibuku.

Seketika itu juga, aku celingak celinguk melihat Lida yang tak kunjung terlihat. Dan nampaknya, aku sedikit bingung, karena pak rizal menatapku dengan sulit ku artikan. Setelah itu, ia mengeluarkan ponsel dan segera mengirim pesan padaku. Suara notifikasi pesan itu langsung masuk ke dalam ponselku yang tak lain melalui WhatsApp.

Pak Rizal Laknat : semoga KKN  mu lancar. Nanti saya akan berkunjung di daerah sana untuk menengokmu. Jika itupun saya tidak ada kerjaan yang tidak begitu padat.

Me : enggak usah pak. Lagipula, bapak pasti sibuk. Jadi, tidak usah. Lagipula jauh pak.

Pak Rizal Laknat : tidak apa-apa. Saya ingin melihat kamu. Rasanya, rindu pasti!

Dang! Pintar sekali pak Rizal dengan kata rayuan gombal manisnya.

Me : ya sudah pak, Saya tidak memaksa bapak. Tapi kalau ada gosip satu universitas, bapak tanggung jawab!

Pak Rizal Laknat : iya. Saya akan tanggung jawab jika ada pembicaraan seperti itu.

Me : ya sudah pak. Ini saya mau cari Lida dulu. Bapak semangat untuk ngajarnya.

Rizal Laknat : ok. Semoga lancar kegiatanmu.

Hingga akhirnya, aku segera mengakhiri pesan dari pak Rizal. Aku masih menunggu Lida yang hampir sebentar lagi akan berangkat. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.45. Akhirnya, aku mencari kontak tertera nama "Lida cerewet". Nama panggilan tersebut, sudah tersambung.

"Halo Lid, kamu dimana? Ini sudah mau berangkat loh," ucapku yang saat ini masih setia menunggu temannya itu.

"Iya ini udah mau sampai kok Yu. Tadi macet tauuu. Kamu tau sendirilah ya, Surabaya kayak apa," ucapnya yang katanya sebentar lagi akan tiba.

"Ya udah. Aku tunggu deh. Aku udah sampai sekitar 15 menit yang lalu."

"Ya udah, ketemu di kampus. Bye cintaaa. Emuuachh!" sambungan telepon dari Lida sudah terputus. Aku segera meletakkan ponselku ke dalam tas. Ibuku masih saja setia menungguku. Dan bapak, menghampiri kami berdua. Seketika itu juga, aku melihat dari teman-teman ada yang di antarkan orang tuanya, kadang sendiri. Dan seketika itu juga, aku melihat Lida turun dari mobil yang di tumpanginya. Membawa barang-barangnya. Aku segera memanggilnya dengan keras.

"LIDAAA...." tanganku segera melambaikan ke arahnya. Dia mencari sumber suara. Dia berhasil menemukan suara itu. Segera ia menghampiriku, membawa barang-barangnya.

"Hehehe.. Maaf ya, lama." Lida hanya memberikan nyengiran kuda. Aku hanya menatapnya malas.

"Ya udah yuk kesana. Udah pada kumpul tuh!" ucapku yang saat ini sudah mau pamitan dengan bapak dan ibuku.

"Pak, buk, aku berangkat ya? Bapak sama ibuk jaga kesehatan. Kalau ada waktu, pasti aku bakal hubungi ibu sama bapak. Aku pamit bu," segera ku cium punggung tangannya. Lida juga berpamitan dengan kedua orang tuanya.

"Yah, Bun, aku berangkat ya? Semua udah pada ngumpul. Jadi pasti di absen dulu. Kalau gitu, aku pamit. Jaga kesehatan ayah sama bunda. Lida pasti hubungi kalian." ucap Lida. Sepertinya, meninggalkan orang tua hanya sementara, pasti akan rindu! Tapi ini tugas kuliahku. Aku harus ikut, dan tinggal selangkah lagi aku akan lulus.

" Ya sudah. Kamu hati-hati ya? Jaga kesehatanmu juga."ucap bundanya—Lida. Sehingga Lida segera memeluk Bunda, lalu berpindah ke ayah. Tak lupa mencium punggung tangannya. Aku juga tak lupa mencium punggung tangan kedua orang tua Lida.

" Mari om, kami berangkat."ucapku penuh sopan. Sehingga kami sudah berkumpul bersama Mahasiswa yang lain. Entah berapa bis yang di sediakan. Kalau tidak salah, sekitar 30 bus. Dan itu membuatku takjub. Unair adalah kampus negeri. Jadi, apa-apa tidak emanlah yaaa mengeluarkan badget senilai besarnya.... Hehehe!

Sehingga kami di absen dulu oleh dosen pendamping KKN kami. Jadi, setiap kelompok, ada dosen pendamping sendiri-sendiri. Hingga akhirnya, kami siap untuk berangkat. Tidak lupa, kami memanjatkan doa agar kami selamat sampai tujuan. Seketika itu juga, kami meninggalkan area kampus yang sangat membuatku nyaman kuliah disini. Aku juga tak lupa, melambaikan tanganku pada kedua orang tuaku yang setia menunggu sampai kami berangkat. Rasanya, akan rindu dengan rumah, keluarga, dan kampus juga.

Semua Mahasiwa akhirnya, tertidur di dalam bus. Aku pun juga sama. Karena perjalanan juga jauh. Memakan waktu dua jam lebih. Semoga KKN ini lancar.

Hihihi...

Duh.. Udah enggak sabar loh yaa.. Mau hampir selesai kalau menurut authornya! Mau dilanjut Apa gimana nih? Semoga bisa update terus yaa.. Doakan ya guys.

Jangan lupa Vote dan komentar cerita senku ini. Jangan lupa yaa..

Sampai jumpa di episode selanjutnya.

See you 😘

Publisher ;
4 Maret 2019

Penulis ;

Sriwahyuolivm

SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi RevisiWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu