38. Perjodohan Carla.

471 71 6
                                    

Enjoy reading.






Kami akhirnya sampai di rumah sakit tempat Nenek Sulis dirawat, gue sampai heran ketika sampai rumah sakit, mereka menyewa satu lantai untuk Nenek Sulis, berlebihan adalah kata yang tepat untuk mendiskripsikannya.

Cuma orang tertentu yang dirawat di ruang VIP ini, tapi menyewa satu lantai adalah keterlaluan, walaupun secara finansial mampu.

Begitu kami masuk, ruang menjadi sesak, atau karena hati gue yang sesak.

Keponakan Nenek Sulis dan isteri mereka tampak langsung berdiri, sedang yang sakit menatap gue, sepertinya Nenek Sulis fokusnya pada gue.

Suasana tampak hening, tidak ada satupun yang bicara duluan.

Karena terlalu gerah dan tidak nyaman dengan kediaman ini, gue berinisiatif buka suara.

"Nenek Sulis sakit apa?" tanya gue pelan.

"Kecapean, biasa sudah tua," ujar Nenek Sulis.

"Ibu Sulis sudah agak baik," kata Om Utoro

Beruntunglah ada Om Utoro sehingga suasana tidak terlalu canggung.

"Lumayan, Damar, kamu sehatkan?" ujar Nenek Sulis malah menanyakan gue.

"Bisa kemari, berarti gue sehat," ucap gue.

"Oma minta maaf," ujar Nenek Sulis pelan.

Gue menganggukkan kepala, seorang yang bernama Sulis Diwangkara meminta maaf adalah suatu keajaiban.

"Kalau Nenek Sulis meminta maaf ke gue dan Mak Salmah, kami sudah memaafkan Nenek, tapi disini banyak orang tersakiti karena Nenek," ucap gue datar.

"Aku meminta maaf pada kalian semua," ujar Nenek Sulis sambil menghela napas.

Semua mata tertuju pada Nenek Sulis, gue juga yang lain pasti terkejut dengan apa yang terjadi sekarang.

"Kami semua memaafkan Ibu Sulis," kata Om Utoro pelan.

"Kamu yang gendut siapa namanya?" tanya Nenek Sulis.

"Saya Udin aka Gembor,'" ujar Gembor memperkenalkan diri.

Gue mau ketawa karena ucapan Gembor yang seperti itu, selalu percaya diri boleh sih tapi jangan lebay.

"Aku minta maaf karena perkataan ku kemarin, wanita cantik itu isteri mu kan?" kata Nenek Sulis.

"Sudah, jangan bilang Mbak May nggak pantas buat Gembor, walaupun memang nggak pantas," ucap gue asal.

"Dam, sebenarnya lu mau bela gue atau menghina gue?" tanya Gembor kesal.

Semua tertawa pelan, Nenek Sulis tampak tersenyum.

"Nenek nggak usah khawatir, kami semua memaafkan Nenek Sulis, termasuk Om Prasojo dan Om Bagus," ucap gue sambil menoleh ke mereka.

"Aku dan Bagus minta maaf terutama pada Mbak Salmah," kata Om Prasojo.

"Never mind, untung kampung Surga sudah nggak ada jadi kalian berdua tidak bisa kesana lagi," ujar Mak Salmah.

Tante Nur dan Tante Septi menatap ke suami mereka, Mak Salmah kenapa cari gara - gara.

"Tenang, suami kalian disana cuma minum - minum," ujar Mak Salmah menambahkan.

Tante Nur dan Tante Septi sepertinya masih tidak terima dengan berita itu.

"Harusnya kalian sebagai isteri itu mengerti bagaimana keadaaan suami, bukan cuma menghamburkan uang suami," ujar Mak Salmah.

Catatan Anak Pelacur (Selesai)Where stories live. Discover now