🐇, 07.

8.3K 871 31
                                    

   Tangan kekar itu menumpu sebuah nampan berwarna hitam berisi sebuah mangkuk dan juga segelas air putih. Ia pun memasuki sebuah kamar yang kini terdapat dua orang insan tengah terlelap dalam satu ranjang. Park Ji Min tersenyum hangat kala mendapati sang adik manis tengah memeluk erat seorang wanita. Jimin meletakkan nampan itu di atas nakas, baru saja ia ingin menegakkan tubuhnya, Jimin melihat gerak-gerik wanita itu yang terlihat tak nyaman dengan dahi berkerut.

"Seulha-ya!Ireona~"Kata Jimin seraya menepuk bahu wanita itu, Min Seul Ha mengerjapkan matanya lalu menatap Jimin kaget seraya mendudukkan tubuhnya.

"Ji —huek!"Seulha menutup mulutnya dan memegang perutnya, Jimin menarik tubuh Seulha beranjak dari ranjang dan menuntun wanita itu menuju kamar mandi.

Sesampainya di hadapan wastafel, Jimin segera mengurut leher belakang wanita itu membuat Seulha menunduk,"Huek—Huek~ "Seulha mencuci mulutnya lalu menegakkan tubuhnya.

"Jimin?"Pria itu menangkap wajah pucat Seulha dengan mata yang memerah.

"Kau semalam terlalu mabuk.."Balas Jimin seraya menjauhkan tangannya dari leher Seulha.

Seulha berbalik,"Aku dimana?"Tanya Seulha,Jimin tersenyum.

"Penthouse Jungkook..."Jawab Jimin,mata Seulha membulat.

"K —kau serius?"Jimin mengangguk mantap.

"Kenapa bisa?"Tanya Seulha lagi.

"Kajja, kita bicarakan di bawah..."Jimin berjalan lebih dulu meninggalkan kamar mandi tersebut. Seulha mengikutinya lalu mendapati seorang pria tengah tertidur dengan lelap. Jeon Jung Kook, mantan atasannya.

Seulha mengikuti langkah Jimin yang kini menuruni anak tangga seraya memijat kepalanya saat pusing melanda, mereka kini telah sampai di sebuah mini bar yang berada di balik ruang tamu.

"Duduklah, aku akan membuatkan minuman untukmu..."Seulha menurut lalu menduduki sebuah bar stool berwarna merah. Matanya tak lepas menangkap setiap gerak - gerik yang Jimin lakukan.

Jimin membawa sebuah gelas berisi jus alpukat kesukaan Seulha,"Apa yang terjadi semalam?"Tanya Seulha saat Jimin menduduki bar stool di seberang mejanya.

"Semalam Jungkook menelponku, dia bilang kau berada di club milik temannya dan tidur bersamanya..."Seulha melipat bibirnya ke dalam.

"Kenapa kau melakukan itu?Maksudku, kenapa kau menghabiskan dua botol soju ?Kau tidak pernah semabuk itu sebelumnya, Seulha-ya!"Seulha menunduk.

"Mungkin hanya sedikit depresi..."Lirih Seulha.

"Kenapa kau terus memendam kesedihanmu?Kau menyakiti dirimu sendiri, Ha-ya!"Kata Jimin sedikit meninggi.

"Mianhae..."Lirih Seulha lagi.

"Kau tahu bagaimana Jungkook kemarin?"Seulha menegakkan kepalanya.

"Dua orang sekaligus masuk ke rumah sakit karena kepergianmu ..."Seulha terkejut tanpa melepaskan pandangannya pada mata sipit pria bersurai merah muda tersebut.

"Kim Tae Hyung dan Kim Min Gyu kini berada di rumah sakit yang sama dan juga di sebabkan oleh pria yang sama..."

"Jungkook?"Tanya Seulha dan Jimin pun mengangguk.

"Seulha kau tak menyadari bahwa dia begitu membutuhkanmu?Dia benar-benar kacau saat membaca semua suratmu, terlebih saat itu Taehyung datang di waktu yang tidak tepat..."Jelas Jimin lagi.

"Aku tak bermaksud seperti itu, Jim!Aku hanya tak mau Jungkook merasa tidak nyaman atas kehadiranku, lagi pula aku juga tak nyaman dengan adanya Taehyung dan juga orang kantor yang memandangku sebelah mata sejak hari itu..."Jimin menghembuskan napasnya berat.

"Kau tak menyadari bahwa Jungkook mencintaimu?"

~•~

   Kini wanita itu terdiam menatap Jimin yang sejak tadi menjelaskan segalanya pada dirinya. Seulha hanya diam seakan tersadar apa yang selama ini terjadi. Benarkah Jungkook mencintainya?Kenapa bisa Jungkook mencintainya?Apakah ia pantas untuk Jungkook?Jujur saja, ia pun menyukai Jungkook. Sekadar menyukai karena ia berpikir realistis, dirinya tak mungkin menggapai pria yang terlahir dan di besarkan dengan sendok perak tersebut. Tak ada istimewanya seorang wanita perantau dari desa seperti dirinya, pikir Seulha selama ini.

"Sekali pun benar ia mencintaiku, mungkin kami tak bisa bersama, Jim..."Wanita itu membuka suara.

"Kenapa?Kau tidak mau membalas perasaannya?"

"Aku dan dia berada di kasta yang jauh berbeda, dan juga orang tuaku dan Taehyung sudah memutuskan sejak dulu bahwa kami akan menikah pada saatnya nanti..."Jimin membulatkan matanya.

"Tapi kalian sudah saling tak mencintai, tidak mungkin kalian akan di jodohkan dengan perasaan yang berbeda!"Keukeuh Jimin.

Seulha menggeleng,"Mereka mengatakan padaku, sekali pun kami sudah tak mempunyai rasa satu sama lain, setelah menikah nanti, kami akan kembali mencintai. Dan juga, akan menjadi beban jika aku bersama Jungkook, aku akan menyusahkan hidupnya. Jujur saja, aku selalu berpikir jauh apa yang akan ku lakukan!Jika kami bersama dan hubungan kami menjadi lebih jauh, apakah kedua orang tua kami akan merestuinya?Aku yakin orang tua Jungkook sama kolotnya dengan orang tuaku jika menyangkut masa depan kami..."Seulha menghela napasnya panjang.

"Aku tidak mau nantinya kami merasakan sakit yang begitu besar, bahwa kami tak bisa bersama untuk selamanya..."

~•~

   Pria itu berjalan cepat menaiki tangga dan menuju kamarnya, ia membanting pintu lalu bersadar pada dinding berwarna putih. Beberapa menit yang lalu,  dengan jelas dan tegas wanita yang kini meninggalkan rumahnya itu berkata bahwa tak mau bersama dirinya. Apa salah Jungkook?Ia tak bisa berharap sedikit lebih bahagia bersama wanita yang  mengisi relung hatinya?Kenapa semua orang seperti itu padanya?Ia sudah menjadi apa yang mereka mau!Tapi kenapa mereka tak menerima kehadirannya?

"Noona, kau berhasil menjadi orang yang jahat..."



















Jeon Jung Kook,
pria yang selama ini mempertahankan keangkuhan dan ketegasannya, kini tengah menangis tersedu karena seorang wanita biasa yang tak membalas perasaannya.

♪♪♪


Ada yang mau cup-cup in dede?Tebak, kenapa aku update pagi, hehe.

‹ DI TUNGGU VOMMENTNYA YA❣️❣️SPAM KOMEN BIAR SEMANGAT LANJUTINNYA,HIHI!GOMAWO^•^ ›


Ceesway_
2019.

MY BABY BOSS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang