🐇, 19.

6.3K 547 13
                                    

[ Jimin Side ]

Fajar telah terbenam beberapa jam lalu, kini pria yang baru saja keluar dari sebuah lift pribadi itu berjalan melewati private garden dan berhenti di sebuah pintu besar milik penthouse bernuansa abu-abu tersebut. Ia menekan bell berulang kali lalu menunjukkan wajahnya pada layar intercom seraya membenarkan surai berwarna ungunya. Tak lama, seorang wanita membuka pintu tersebut dan tersenyum manis pada pria bermarga Park tersebut, begitu pun sebaliknya.

"Dimana Jungkook?"Tanya Seulha.

"Malam ini ia terpaksa menginap di rumah orang tuanya, ia menyuruhku datang kesini untuk mengabarimu sekaligus mencicipi makan malam yang kau buat..."Jawab Jimin seraya tersenyum.

Seulha mengangguk seraya menyunggingkan bibirnya, ia mempersilahkan pria itu masuk dan mengikutinya.

"Jungkook bilang, dia sangat memohon maaf padamu karena tak bisa pulang untuk mengabarinya langsung, terlebih kau sudah membuatkannya makan malam..."

"Iya, tidak apa. Ku rasa malam ini aku bisa pulang ke rumahku saja..."Kata Seulha seraya mendudukkan tubuhnya setelas sampai di ruang makan.

Jimin mengikutinya,"Silahkan di makan, aku tahu kau belum makan..."Jimin tersenyum membuat matanya menyipit.

"Gomawo.."Seulha mengangguk lalu mereka sibuk memakan hidangan yang Seulha buat.

"Seulha~"Panggil Jimin setelah menenggak air yang berada di gelas besar di atas meja.

Seulha mendongak,"Ya?"

"Kau sangat khawatir dengan sekretaris Kim?"

"Ukhuk!"Wanita itu segera meraih gelas minumnya dan meminum air cukup banyak.

"Kau ini ada-ada saja, Jim. Aku membencinya tahu!"Elak Seulha, Jimin tersenyum.

"Tak apa bila kau mengkhawatirkannya, tapi ku harap kau hanya khawatir sebagai sahabat kecil bukan karena hal lain..."Seulha mengulum bibirnya.

"Kau itu milik Jungkook, seorang pasangan tidak boleh memiliki perasaan pada orang lain. Kau harus bisa membatasi dirimu..."Jelas Jimin.

"Aku tidak seperti itu, Jim!"Tegas Seulha, Jimin tersenyum hangat.

"Mian, aku terkesan menyudutkanmu. Aku hanya khawatir kau meninggalkan Jungkook, kau tahu kalau aku sudah menganggapnya seperti adik kecilku sendiri, kan?Maka dari itu sebisa mungkin aku melakukan segala cara agar ia bisa bahagia dengan pilihannya..."

Seulha tersenyum kecil,"Gomawo, kau telah mengingatkanku..."

•••

Pintu rumah yang terlihat seperti istana bergaya Eropa itu terbuka kala seorang pria mendorongnya lalu melangkah masuk menyusuri lorong yang cukup luas dengan hiasan dinding berlapis emas atau pun permata. Tak sengaja seorang maid melewati lorong tersebut, pria itu pun tersenyum sebagai sapaannya.

"Dimana, eomma?"Tanya pria itu.

"Park ahjjuma sedang mencuci piring di dapur, Jimin-ssi..."Park Jimin kembali tersenyum manis lalu meninggalkan wanita bersurai pendek itu. Kakinya bergerak beriringan memasuki rumah berdominasi putih dan emas tersebut. Ruang tamu terlihat sepi, hanya beberapa maid yang berlalu lalang, wajar saja karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, keluarga konglomerat itu pasti sudah tertidur dengan nyenyak di atas ranjang mahal.

Jimin memasuki area dapur lalu mendapati sang ibu tengah sibuk mengeringkan beberapa piring serta gelas wine. Jimin mendekat lalu berjalan perlahan agar tak tertangkap oleh ibu kandungnya.

"Eomma!"Sang ibu sedikit terkejut kala mendapati putranya kini berseru seraya memeluknya dari belakang.

"Kau membuatku kaget saja!!"Omel Park Sung Hyun, sang anak tersenyum dengan mata sipitnya.

"Kenapa eomma mencuci piring pukul segini?"Tanya Jimin keheranan, pasalnya keluarga Jeon itu makan malam hanya pukul delapan sedangkan saat ini sudah masuk pukul dua belas lewat tiga puluh.

"Keluarga Kang tadi datang setelah makan malam..."Raut wajah Jimin terlihat tidak baik, sang ibu meletakkan piring terakhirnya lalu berbalik.

"Bagaimana dengan Jungkook?"Tanya Jimin.

"Ku rasa dia membutuhkanmu saat ini..."

•••

Pria bersurai hitam itu kini tengah terlelap dengan dengkuran halusnya. Wajah sedikit berminyak karena ia sama sekali tak membasuh tubuhnya. Tangannya bergerak menggaruk rahangnya yang terasa gatal lalu matanya tak lama terbuka kala suara pintu kamar berusaha menarik perhatiannya. Seorang pria masuk ke dalam kamarnya, Park Jimin tersenyum setelah menutup pintu dan menghampiri ranjang king size sang tuan muda.

"Pukul berapa sekarang, hyung?"Tanya pria bermarga Jeon sambil memejamkan matanya.

"Dua belas lebih tiga pulu menit, gwaenchana?"Pertanyaan itu seakan menyadarkan Jungkook dari ambang alam bawah sadarnya.

Jungkook menghembuskan napasnya berat lalu membuka matanya secara perlahan,"Tidak mungkin, tidak ada yang perlu ku khawatirkan.."Kata Jungkook.

"Kau tidak baik-baik saja, Kook!"Sangkal Jimin, Jungkook tersenyum.

"Iya, pada awalnya memang aku marah besar pada eomma dan appa tapi setelah mengobrol dengan Hyein sebentar, ku rasa posisiku sekarang aman..."Jimin mengerutkan dahinya.

"Wae?"Tanya pria berbibir tebal itu.

"Hyein mengaku bahwa ia telah memiliki kekasih dan juga,











Orientasi seksualnya menyimpang sejak tiga tahun lalu..."

♪♪♪

Sayang banget Jimin sama Kookie, sama aku sayang gak ya?

Hari ini aku dabel apdet, yeay!(ga ada yg peduli)

‹ DI TUNGGU VOMMENTNYA YA❣️❣️SPAM KOMEN BIAR SEMANGAT LANJUTINNYA,HIHI!GOMAWO^•^ ›


-
Ceesway_
2019.

MY BABY BOSS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang