🐇, 20.

6.2K 591 40
                                    

Suasana menjadi hening, Park Ji Min menatap Jungkook tak percaya. Pria itu hanya tersenyum menanggapi sang asisten sekaligus supir pribadinya tersebut. Jujur saja, Jimin -dan juga ibunya- merasa khawatir karena keluarga Kang menghampiri kediaman mereka itu tandanya rencana dua tahun lalu akan di laksanakan. Namun, tanggapan pria tersebut tidak seperti ekspetasi mereka, Jungkook tenang; Seakan tak ada yang terjadi di kemudian hari. Tapi mendengar pernyataan pria berusia 25 tahun itu membuat Jimin sedikit lega, ada kesempatan Jungkook lepas dari ruang lingkup orang tuanya, walaupun hanya sedikit tidak sebebas apa yang anak itu harapkan.

"Apakah noona sudah tidur?"Tanya Jungkook memecah keheningan.

"Aku mengantarnya pulang ke rumah..."Jawab Jimin.

"Flatnya?Untuk apa?"Jimin menggidikkan bahunya.

"Sepertinya aku tidak bisa tidur disini!"Jimin mengerutkan dahinya.

"Kau ingin menghampirinya?"Tanya Jimin, Jungkook bangkit seraya meraih sweater hitam lalu berjalan menuju ambang pintu.

"Jangan terlalu mengekangnya..."Jungkook diam saat memegang knop pintu kamarnya.

Jungkook menoleh ke arah pria tersebut,"Aku tidak mengekangnya, hyung!"Sangkal Jungkook.

"Kau membatasi ruang geraknya, kau seperti orang tuamu..."Lirih namun Jungkook masih dapat mendengarnya, ia berbalik menatap Jimin.

"Aku hanya tak mau kehilangannya, aku ingin melindunginya.."Kata Jungkook, mata mereka kini bertemu lalu Jimin tersenyum.

"Lalu bagaimana jika orang tuamu beralasan seperti itu?Apa kau mau menerimanya?Apa kau tetap berada di sisi mereka?Mengikuti apa perkataan mereka?Apakah kau tidak merasa muak lalu meninggalkan mereka begitu saja?"

~•~

Langkahnya berjalan dengan santai, matanya melirik pada tangan yang terangkat menunjukkan jam Rolex berwarna hitam yang kini menunjukkan pukul satu malam. Sedikit cemas sesuatu akan terjadi pada salah satu unit gedung flat ini, tapi semoga saja apa yang menjadi kecemasannya berlalu begitu saja. Ia kembali mendongak namun tak sengaja matanya melihat pria yang berjalan dari lawan arahnya. Matanya membulat saat menyadari siapa pria berkaos panjang putih, topi putih dan juga masker hitam di wajahnya. Kedua pria itu saling terkejut menatap satu sama lain, namun tak lama pria berkaos putih itu menunduk hormat.

"Apa yang kau lakukan disini?"Tanya Jeon Jungkook to the point.

Pria itu tersenyum setelah membungkuk,"Saya baru saja mendatangi flat Min Seulha-ssi untuk memberikkan sedikit makanan kesukaannya.."Jelas Kim Taehyung.

"Dalam rangka apa kau tiba-tiba menghampirinya?"Tanya Jungkook lagi.

Taehyung terkekeh kecil lalu tersenyum,"Hanya ucapan terima kasih karena telah menemani saya siang tadi..."Jelas Taehyung.

"Menemani?"Jungkook tahu pria itu tengah tersenyum kemenangan.

"Daepyonim tahu bahwa siang tadi saya tidak bisa menggantikan anda untuk rapat bersama Bighit Ent, sebelumnya saya meminta maaf karena mengganggu waktu anda..."Taehyung membungkuk.

Ia kembali tersenyum saat mendongak,"Dan dengan sukarela Min Seulha-ssi merawat saya yang sedang sakit di dalam pantry..."Lanjutnya.

Tangan Jungkook mengepal, pria bertubuh kekar itu memilih meninggalkan Taehyung yang kini sedang terkekeh sinis.

"Permainan akan semakin seru jika Seulha tak bisa menaruh hati padanya..."

~•~

Min Seul Ha

Tangan kiriku sibuk menekan tombol remote televisi berulang kali, mencari siaran yang bagus untuk menemaniku memakan odeng yang kini berada di tangan sebelah kananku. Tadi, Taehyung datang kesini. Ia membawakanku satu bungkus odeng yang di jual oleh kedai favoritku (dengannya). Sebenarnya aku sedikit ragu menerima makanan tersebut, hanya saja aku tak mungkin menolaknya karena ia telah membelikannya untukku. Jarak antara flatku dengan apartemennya cukup jauh, aku tidak tega menutup pintu dengan keras membiarkan ia menggedor-gedor agar mau menerima bungkusan yang ia bawa.

Tok!Tok!Tok!
Mataku melirik ke arah lorong flat, apa Taehyung kembali?Kenapa ketukkannya keras dan brutal sekali, sih?!Aku pun berjalan menghampiri pintu lalu membuka kunci dan menarik knop berwarna emasnya.

Mataku membulat,"Kenapa kau kesini, Kook?"Tanyaku pada pria bersweater hitam.

"Kenapa?!"Tanyanya balik dengan nada yang meninggi.

Ada yang tidak beres.

"Ayo, masuk dulu..."Aku tak mungkin membiarkannya mengamuk di lorong gedung flat. Kami berjalan menuju ruang tamu, sejujurnya aku malu menunjukkan rumah kecilku yang terlihat terlalu sederhana.

"Mau?"Tanyaku setelah ia duduk(Aku saja belum sempat duduk tapi dengan wajah tanpa dosanya ia malah duduk menguasai sofa kecilku), Jungkook melihat odeng yang berada di piring berwarna putih.

"Tidak!Aku tahu siapa yang membelikanmu makanan itu!"

Ah, ia melihat Taehyung pantas merajuk.

"Lalu kenapa kau datang kemari?"Tanyaku berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Dia menatapku sebal,"Sejak tadi noona menanyakan itu terus, noona tidak suka, ya?!"Belum seminggu menjadi kekasihnya tapi sudah tak terhitung berapa kali ia merajuk hanya karena hal kecil.

Aku mendudukkan tubuhku di tangan sofa dan memeluk lehernya dengan tangan kiri,"Bukan begitu, sayang. Kau seharusnya menginap di rumahmu, kenapa tiba-tiba datang kesini, hmmm?"Tanyaku seraya mengusap surai hitam berantakannya dengan tangan kanan.

Sepertinya aku sudah cukup mahir dalam menaklukan bayi kelinci ini!

Benar saja, ia menyusupkan kedua tangannya di perutku lalu menyandarkan kepalanya di dadaku,"Aku mencemaskan noona, dan benar saja ternyata si brengsek itu datang kesini!"Cerocosnya, aku hanya tersenyum.

Ia mendongakkan kepalanya dengan bibir yang mencebik,"Dia bilang kau menemaninya siang tadi di pantry, benar?"Tanyanya.

Aku mengangguk seraya menunduk menatap wajah bayinya yang ku yakini 100% ia belum mencuci muka karena sempat tertidur.

Matanya sedikit berkaca-kaca,"Kenapa?Kenapa noona berhubungan lagi dengannya?"Tanyanya, aku benar-benat tak tega melihatnya.

Aku tersenyum lalu mencoba memberikan pengertian,"Kook, bagaimana pun ia pernah menjadi teman kecilku, aku hanya iba padanya lagi pula kami tidak melakukan apa-apa yang patut kau cemaskan..."Jelasku.

Jungkook menggigit bibir bawahnya,"Aku takut!"Katanya.

Dahiku berkerut,"Kenapa?"

Matanya kembali berkaca dan menatapku dengan pandangan kesedihannya,"Dia akan merebutmu dan noona meninggalkanku, Kookie tidak mau!"

♪♪♪

Goyah gak ya, kalo phonya macem Kim Tae Hyeong?

‹ DI TUNGGU VOMMENTNYA YA❣️❣️SPAM KOMEN BIAR SEMANGAT LANJUTINNYA,HIHI!GOMAWO^•^ ›




Ceesway_
2019.


MY BABY BOSS ✅Where stories live. Discover now