Chapter 1.3 [1/2]

398 88 67
                                    

Mereka tak membincangkan apa pun setelah menyibukkan diri untuk mengobati luka yang mereka dapat. Kirika sudah mengganti bajunya, maka mereka segera keluar dari mobil.

Sebenarnya tak perlu berlama-lama untuk mengelilingi gedung perusahaan ini. Namun, Silvis menyarankannya agar para pekerja mengenal wajah Kirika tepat sebelum pelantikan. Acara akan dimulai beberapa jam lagi, jadi mereka juga harus sedikit mengulur waktu.

"Semua tetap tampak sama," komentar Kirika ketika berkeliling. "Ayah sama sekali tidak merubah apa pun."

Langkah Kirika terhenti ketika mendapati hologram yang menampilkan foto-foto CEO terdahulu yang terpampang di salah satu dinding lobby utama. Dia memandangi cukup lama foto Hardy Alford. Alisnya sekilas naik ketika mendapati tanggal pelantikan Hardy yang sama dengan hari ini. Tangannya seketika tergerak menyentuh papan informasi yang tengah bergulir, ia justru menarik kembali informasi mengenai tanggal tersebut dan menahan teks tersebut.

Tidak ada yang dinamakan kebetulan, bukan?

Silvis memperhatikan punggung Kirika dalam diam. Tanpa menghampiri dan melihat lebih dekat, ia tahu benar apa yang sedang Kirika baca. Senyum sendu tak lama terukir samar di wajahnya. Senyuman itu tak lama memudar ketika mendapati bahu Kirika yang sekilas merosot. Dia bahkan sempat menahan napas sebelum Kirika berputar mengambil langkah.

"Bagaimana dengan para tamu?" tanya Kirika.

"Beberapa di antara mereka bahkan sudah berada di hotel dan akan hadir pada saat pesta selebrasi."

Kirika menyempatkan diri menoleh ke luar. Dia mendapati para pers yang tengah menunggu untuk diizinkan masuk. Para penjaga keamanan seperti benar-benar berhasil membuat mereka menyerah untuk mendesak masuk.

"Perintahkan para penjaga untuk mengizinkan mereka masuk. Segera alihkan ke ruang konferensi," titah Kirika sambil menatap jam tangan yang sudah ia ganti. "Konferensi pers akan dimulai satu jam setelah pelantikan, bukan?"

Silvis menurut. Kemudian ia memisahkan diri dari Kirika selagi wanita itu segera menjauh.

~*~*~*~*~

Pelantikan jabatan baru perusahaan Alford Corporation akhirnya tiba. Bersama dengan keluarga kehormatan, Kaisar juga turut diundang menghadiri pelantikan. Kaisar duduk di bangku paling atas, memperhatikan tiap-tiap para pekerja yang hadir dalam pelantikan. Tidak lupa, Perdana Menteri pun turut serta hadir dalam acara.

Memang bukan tugas Kaisar untuk mengurus masalah negara. Namun, perang saudara antara dua perusahaan militer yang terjadi enam tahun yang lalu menggerakkan Kaisar untuk mendesak Perdana Menteri agar turun tangan menangani tragedi. Pasalnya ia memang sungguh memperhatikan keamanan masyarakat. Bukan sebagai simbol pemersatu bangsa, tetapi karena kepedulian terhadap manusia.

Alford Corp. merupakan salah satu perusahaan yang terlibat dalam perselisihan. Mengetahui Alford Corp. mementingkan keamanan masyarakat, sesuai dengan keputusan sidang, Pemerintah Jepang berpihak penuh kepada mereka.

Tepat setelah CEO* terdahulu, Hardy Alford, mengurus perubahan status perusahaan, Alford Corporation juga dipercaya untuk melatih Pasukan Bela Diri Jepang. Sebagai imbalan, mereka diizinkan untuk meminjam kekuatan pasukan tersebut jika diperlukan.

Perusahaan ini juga berfokus kepada pengembangan biogenik dan elektronika. Semua divisi dibangun perlahan sedikit demi sedikit, jadi semata-mata investasi yang mereka peroleh tidak hanya berasal dari pemerintah atau pun divisi kemiliteran saja. Tidak hanya itu, mereka juga memanfaatkan dua divisi untuk bidang kemiliteran kelak.

Di sinilah peran utama Alford Corp. Sekali lagi mereka diharuskan untuk berhadapan dengan Oohara yang bersembunyi di dalam gelap. Oohara akan datang menyerang kapan pun ia mau, maka Alford Corp. harus siap siaga.

Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]Where stories live. Discover now