Curhatan Anak Salah Jurusan

801 47 0
                                    

Ini salah satu cerita dari orang yang memang salah jurusan.

Oke, anggap saja namanya Ano karena orang aslinya nggak mau diungkap namanya.

Ano ini salah satu anak jurusan IPS sewaktu SMA namun menaruh minat pada bidang psikologi untuk urusan jenjang pendidikan berikutnya.

Singkat cerita setamat SMA mencobalah ano untuk mengambil tes-tes mandiri yang diadakan di universitas kebanyakan. Nah, dari tes itu sebelumnya juga mengikuti SNMPTN serta SBMPTN.

Banyak tes yang telah diikuti hingga tibalah tes di suatu universitas swasta dan disana lolos masuk jurusan ilmu komunikasi, padahal itu jurusan pilihan kedua aku.

Pertimbangan orang tua yang memang tidak mengizinkan alhasil aku coba lagi, di universitas swasta yang sama.

Alhasil ano memilih jurusan lain, namun jurusan psikologi masih aku ambil sebagai yang utama.

Lagi-lagi aku lolos namun di pilihan kedua. Kali ini parah, ano lolos di jalur ke-IPA-IPAan.

Pada saat itu dengan pertimbangan pasti yang ini masuk, sementara pengen nyoba lagi tapi di jurusan lain dan univ lain. Alhasil ano masuk ke jurusan yang IPA banget.

Gimana?
Bayangin!

Anak sosial, ekonomi, geografi belajar IPAan. Belum lagi sempat di remehkan oleh beberapa orang yang mereka bilang, "Kamu yakin? Kami aja yang dari IPA di jurusan ini rada susah loh. Apalagi kamu yang dari IPS."

Beberapa semester awal menjelang ujian, Ano menangis. Mengadu ke orang tua karena nggak tahu mau ngisi apa saking bingungnya. Terlebih sistem kuliah aku berbeda dengan yang lain, lebih padat dan cenderung cepat.

Hingga di semester 3 karena aku sudah terlalu sering menangis kepada orang tua. Ibu Ano bilang, "Kamu gapapa? Pindah aja nak ke Psikologi, coba lagi kalau nggak sanggup kuliah di jurusan itu."

Aku bilang, "Sayang, sudah setengah jalan."

Alhasil masih dijalani hingga ada teman Ano yang bertanya, "Apa yang membuat kamu bertahan kuliah disini?"

"Aku kuliah disini karena universitasnya mendukung aku untuk menjadi orang yang lebih baik,"

"Kalau dari jurusannya sendiri gimana?" katanya lagi.

"Kalau untuk jurusan, memang hampir aku tertekan terus haha. Tapi toh juga sebentar lagi."  sahutku lalu kami kembali mendengarkan materi.

Hayoo gimana? Ada yang kayak gini juga?

Ini cerita temanku dari beberapa waktu lalu mengenai dia masuk ke jurusan yang beda banget dari dia.

Semoga menjadi bahan pertimbangan kalian juga ya buat berhati-hati dalam memilih jurusan kuliah :)

Semangat, jangan lupa sedekah!
Alhamdulillah.

Catatan Kuliah Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang