Demo Buat Apa?

465 28 0
                                    

Assalamualaikum..

Semoga kalian dalam keadaan sehat dan mungkin juga tahu kabar terkini dari para mahasiswa hampir di seluruh indonesia. Terutama bagi kalian yang kuliah di pulau Jawa.

Demo atau aksi penolakan yang dilakukan berbagai mahasiswa terutama pake hesteg #Gejayanmemanggil dimana sudah gencar dilakukan pada senin malam wilayah Yogyakarta merupakan penolakan pengesahan dari UU KPK yang 'kontroversial'.

Hmm.. berhubung saya tidak terlalu mengerti hukum tapi saya sarankan kalian menonton mata Najwa tentang Kiamat Pemberantasan Korupsi. Gemas sendiri ketika tahu polemik dan sudut pandang dari orang-orang terkait.

Selain demo yang menjadi trending topik di twitter indonesia tentunya kita juga tahu bahwa Indonesia terutama di pulau Kalimantan dan Sumatera tengah dilanda bahaya dari asap kebakaran hutan, bahkan di Jambi terjadi peristiwa langit merah karena konsentrasi debu polusi yang sangat tinggi. Bahkan tak ayal menyebabkan penyakit seperti ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut melanda orang-orang.

Alhamdulillah namun di beberapa daerah Kalimantan bahkan Sumatera beberapa waktu lalu yang saya lihat di instagram (khususnya) terjadi hujan. Tak mudah memang memadamkan api terutama di musim kemarau saat ini.

Saya yang perantauan dari pulau Kalimantan juga tentunya khawatir dengan kondisi lingkungan belakangan ini. Kalian juga tentu tahu bahwa tanah di Kalimantan kebanyakan merupakan lahan gambut atau tanah basah yang terdapat berbagai macam senyawa organik dan asalnya berasal dari sisa tumbuhan yang membusuk.

Lahan gambut sendiri berisi banyak unsur karbon dan tentunya keanekaragaman hayatinya. Akhir-akhir ini lahan gambut disebut berkurang karena lahan digunakan untuk perkebunan yang luasnya berhektar-hektar itu. Hmm..

Belum lagi kebakaran di hutan Amazon yang juga sempat mewarnai berita internasional. Hmm.. jadinya kedua sumber paru-paru dunia saat ini tengah krisis.

Balik lagi ke demo..

Ya demo, emang buat apa?

Intinya untuk menyampaikan aspirasi kami dari mahasiswa yang bertujuan untuk 'menyadarkan' pihak-pihak tertentu karena ketika 'nyinyiran' di dunia maya tidak berhasil maka kami 'mencoba membuka mata dan telinga pihak itu' agar mereka berpaling dan melihat kami.

Kami dari mahasiswa tentunya ingin Indonesia menjadi lebih baik, karena masa depan estafet itu ada di tangan kami. Kami juga yang nantinya merasakan karena kami menjadi bagian dari masyarakat.

Kami tahu kalau revisi itu berat, iya tahu.

Tapi jika revisi itu malah menghancurkan sistem pada bangsa sendiri, kami dan rakyat jualah yang terkena dampaknya. Sepertinya mereka perlu ibaratnya 'dosen pembimbing' yang kritis..

Kami juga tahu kalau kalian dipilih rakyat, tapi apakah perwakilan rakyat lantas semena-mena itu terhadap rakyat?

Apakah pantas jika pengesahan undang-undang itu hanya di hadiri sekalangan dari banyaknya anggota DPR RI?  FYI anggota DPR RI ada 560 orang (kompas.com)


Ya sudah itu dulu untuk hari ini dari saya yang kurang kritis ini, hanya sebagian pendapat kecil saya. Tapi saya juga tertarik dengan antusiasme dari mahasiswa yang sempat berjualan es teh bahkan free wifi diantara demo kemarin. Belum lagi kalimat-kalimat epic seperti mengikutsertakan kata skincare.

Untuk demo di Jakarta hari ini juga luar biasa, sisanya marilah kita mendoakan semoga Ibu Pertiwi yang tengah 'sakit' ini keadaannya semakin membaik dan sehat. Aamiin, aamiin, ya rabbal alamin.

Ada tanggapan lain? Kalian boleh komentar di bawah..

Bagi teman-teman yang kepo komentarnya apa, silahkan baca komentarnya.

Sekian, semoga kalian dalam lindungan Sang Maha Pencipta. Aamiin..

Wassalamualaikum.



Catatan Kuliah Bagian 1Where stories live. Discover now