[3. Nama]

3.5K 375 61
                                    


Happy reading:)

📖📖📖

Rintikan deras turun sejak fajar menyingsing, menyapa dedauan yang tadinya kering, mengguyur kota kecil yang tadinya kering.

Namun, hujan tersebut tidak dapat menghentikan berlangsungnya ujian. Penentuan kenaikan kelas itu kini sedang berlangsung di dalam ruangan. Ditemani hujan, mereka harus menguras pikiran, hanya untuk menciptakan hasil yang memuaskan.

Hari ini pelajaran fisika dan bahasa indonesia mendapat bagian dalam mengisi ujian. Selama jam ujian pertama, semuanya berjalan sangat lancar seperti kemarin. Sekarang semua murid kelas 11 IPA sedang diperbolehkan istirahat sebelum jam ujian kedua menjemput.

Beberapa murid nongkrong di kantin untuk mengisi perut dan tenaga mereka agar lebih semangat menjalankan ujian nantinya. Ada juga yang memilih tetap di kelas dikarenakan hujan, mereka pun memilih membaca buku untuk pelajaran berikutnya. Beberapa murid lainnya memilih membaca buku di perpustakaan, agar mendapat ketenangan yang akan memudahkan mereka untuk memahami materi yang dipelajari untuk persiapan ujian nanti.

Seorang gadis duduk tepat di samping jendela perpustakaan yang menyuguhkannya pemandangan hujan dari luar secara langsung. Semilir angin menyapa pelan wajahnya yang diletakkan pada kusen jendela.

Gadis dengan rambut di bawah bahu berwarna hitam, mata below dengan bolanya yang kelam. Kulit putih pucat disertai bibir tipis yang juga pucat. Manis tapi berperawakan dingin. Yora namanya, dengan nama asli Ralfia Yora. Gadis biasa yang sederhana, tidak famous sedikit pun apalagi menjadi idola.

Ia melirik benda hitam yang melingkar pada pergelangan tangan, menunjukkan angka 9.29. Sebentar lagi kelas ujian akan dimulai, Yora tidak ingin terlambat masuk kelas. Dengan sigap ia membereskan buku-buku yang bertebaran diatas meja, padahal sama sekali tidak ia baca.

Yora berhenti saat seseorang di depan nya juga menghentikan langkahnya. Lorong antara dua rak buku yang ia lalui lumayan sempit, sehingga tidak memungkinkan dua orang lewat secara bersamaan. Sebisa mungkin, Yora mepet dengan rak buku agar ia bisa lewat dan tidak menyentuh cowok didepannya. Namun, disaat Yora berniat melewatinya, cowok itu malah bergeser ke kanan dimana Yora mengambil jalan untuk keluar.

Cowok itu menatapnya, sama hal nya dengan Yora yang menatap balik. Gadis itu kini mengambil jalan di bagian kiri, namun lagi-lagi si cowok beranjak ke arah kiri menutupi jalan Yora.

"Permisi," ucap Yora.

Dia-Diyo malah diam sambil terus menatap Yora dengan tatapan yang aneh.

"Boleh aku lewat?"

"Nama lo siapa?" tanya Diyo balik.

Yora menautkan kedua alisnya heran. Kenapa cowok ini malah menanyakan nama? Batinnya bingung.

"Maaf? Biarkan aku lewat!"

Diyo masih saja diam tak bergeming. Yora merasa risih ditatap seperti itu, alhasil ia memaksa lewat di jalan nan sempit tersebut. Biarlah bahunya menabrak cowok aneh yang bertanya siapa namanya tadi.

"Yora?"

Hal itu membuat Yora berhenti dan berbalik. Dia menatap Diyo heran dengan raut wajah yang jelas tampak bingung.

"Kamu tau darimana?"

"Badgename." Diyo melirik seragam milik Yora.

Sontak Yora menutup badgenamenya, dan dengan kesal ia melangkah pergi meninggalkan Diyo sendirian ditempatnya.

Smart or Genius ✓ Where stories live. Discover now