[43. END]

3.2K 230 24
                                    

Penghujung cerita☺😌
Happy reading💚

📖📖📖

Yora duduk di kursinya, karena bosan ia melipat origami yang berada dipangkuannya. Membentuk pesawat kecil yang kemudian ia tulis namanya di ujung sayap pesawat tersebut. Yora membuka kotak biru dan mengambil satu pesawat origami yang dulu dibuatkan Ayu untuknya saat SMP.

---

"Yora, mau berteman denganku?"

Yora mengangguk. Kebetulan ia belum menemukan teman di kelas barunya.

Ayu dan Yora menjadi teman sebangku dan selalu berdua kemana-mana.

"Yora, aku membuat ini untukmu." Ayu memberikan sesuatu.

"Pesawat?"

"Iya, kalau suatu saat kita terpisah, pakailah pesawat ini untuk bertemu," Ayu menengadah menatap langit.

"Pesawat ini? Pfftt??? Mana muat!" Yora tertawa.

"Ih kamu, maksud aku kita akan terbang dan bertemu di langit mimpi. Jadi, sebelum kamu tidur letak pesawat ini di samping kamu ya," ujar Ayu.

Yora mengangguk-angguk. "Apa kamu juga punya?"

"Tentu!"

Ayu memperlihatkan pesawat miliknya yang memiliki warna yang berbeda dengan Yora, namun di bagian pesawat masing-masing tertulis nama mereka.

"Waw!"

---
Yora meletakkan pesawat beserta kotak itu di sampingnya. Ia melirik tantenya yang sudah terlelap di sampingnya.

Yora membuka tasnya dan mengambil sebuah buku kecil tanpa garis. Di halaman paling depan, ia menuliskan tanggal dan bulan hari ini.

---
Yora baru saja sampai di rumahnya. Ia baru saja pulang dari rumah sakit.

"Kamu tunggu sebentar di sini ya, tante mau bersihin rumah dan beres-beres."

Yora mengangguk.

"Yora!"

Yora menoleh ke belakang dan memutar kursi rodanya. Namun kursi itu sangat sulit untuk dikendalikan. Diyo tersenyum dan menghampiri Yora lalu membantunya memutar kursi roda.

"Kamu ngikutin aku?"

Diyo menggeleng. Lelaki itu berjongkok di depan Yora. Dia mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya, sebuah buku berukuran kecil.

"Makasih udah jadi temen gue. Nih, buat lo."

"Buku?"

"Setiap hari, tulis tanggal dan bulan di satu lembar buku. Jangan sampai ada yang bolong."

"Buat apa?" Tanya Yora heran.

"Tulis aja."

"Hm? Sampai kapan aku harus nulis?"

"Sampai kita ketemu lagi."

Yora menautkan kedua alisnya. "Gimana kalau kertasnya habis?"

"Berarti kita gak ditakdirkan buat ketemu lagi," jawab Diyo sambil tersenyum.

"Kok gitu?"

"Hati-hati ya, jangan lupain gue." Diyo menepuk pelan kepala Yora.

Dia tersenyum, kemudian berbalik.

"Diyo!"

"Hm?" Diyo menoleh

"Thanks!" Ucap Yora.

Diyo mengangguk. Ia berpaling dan pergi dari hadapan Yora. Yora menatap buku kecil itu lagi.

📖📖📖
~ Manusia itu sumber kesalahan, meski tidak ada niat dari awal, tetapi ada saja hasutan yang membuatmu berpaling ke jalan yang salah~
~ Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, karena yang sempurna hanyalah sang pencipta~
📖📖📖
THANKS💚

Smart or Genius ✓ Kde žijí příběhy. Začni objevovat