[4. kecelakaan kecil]

3.2K 346 13
                                    

Happy reading:)

📖📖📖

Pagi ini rada gelap dan mendung, cuaca sedikit tak mendukung, sejak tadi awan gelap lah yang menyambut aktifitas pagi semua orang.

Tak terasa lima hari sudah berjalan begitu saja, diisi oleh berbagai ujian berbeda mata pelajaran. Pagi ini para peserta ujian disambut oleh mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang akan dimulai beberapa menit lagi.

Diyo berjalan pelan ke kamar mandi laki-laki. Pagi ini dia terlambat bangun, karena itu matanya terlihat masih sayu dan sedikit mengantuk.

Desiran air terdengar menggema pada kamar mandi yang kosong itu tatkala Diyo menghidupkan kran pada wastafel. Ditampungnya air tersebut menggunakan kedua telapak tangannya dan mengusapkan pada wajah perlahan. Diyo menghela nafas, ia begadang tadi malam dikarenakan rumahnya kedatangan tamu yang super berisik.

"Huhh."

Diyo mengusapkan tisu perlahan ke seluruh sudut wajahnya. Matanya meneliti sejenak penampilan dirinya pada cermin wastafel, tidak terlalu buruk. Tidak ada mata panda atau lengkungan hitam di bawah kelopak mata.

Cowok itu berbalik untuk pergi ke ruangan ujian. Namun, tiba-tiba ia teringat akan percakapan yang tak sengaja ia dengar saat di WC beberapa waktu lalu. Sempat kembali penasaran, Diyo melangkah lagi ke arah wastafel. Kembali ditempelkannya telinganya pada dinding kamar mandi, tapi kali ini dia tidak mendengar apapun.

Sifat ingin tahu Diyo kini sedang merajalela, ia melangkah keluar dan memutari WC 90 derajat hanya untuk mencari ruangan apa yang berada di sebelah kamar mandi itu. Langkahnya terhenti ketika sampai di sisi samping WC pria, hanya ada dinding disana, tidak ada pintu. Bahkan jendela atau ventilasi tidak terlihat wujudnya pada dinding polos itu.

Diyo menghela nafas, ia harus memutari 180 derajat lagi bangunan ini untung mengecek sisi sebelah yang berlawanan. Yaitu sisi bagian kiri dari WC.  Namun, lagi-lagi hanya ada dinding polos disana. Diyo mengerutkan kening tidak paham, ia tidak percaya sedikitpun bahwa tidak ada ruangan yang bersebelahan dengan WC pria.

Apa ia harus meragukan pendengarannya? Tidak mungkin, bahkan percakapan mereka terdengar begitu jelas dan nyata. Tidak mungkin kan Diyo menghayal di dalam WC? Bahkan ia masih mengingat dengan jelas sepenggal percakapan mereka.

"Bagaimana bisa?"

"Saya tidak mau tau! Kamu harus mengerjakan tugas kamu dengan mulus!"

"Tapi saya hampir ketahuan tahun lalu, dan akibatnya akan sangat parah jika tahun ini kecurigaan mereka ternyata benar"

"Kamu dibayar, dan kamu harus mengerjakan TUGAS DARI SAYA!"

"Hei!"

Diyo tersadar dari lamunannya, ia langsung menoleh ke samping di mana orang yang memanggilnya tadi berdiri.

"Kamu ga denger bunyi bel?" tanya cowok itu.

"Hah?" Diyo tidak mendengar apapun tadi.

"Kenapa kau malah menatap dinding sambil melamun, jangan aneh-aneh, sekarang masih pagi!"

"Gua gak ngelamun," sanggah Diyo.

"Jelas-jelas kamu ngeliatin dinding sambil ngelamun. Asal kamu tau, para ustad dan anak rohis sedang berlibur dari urusan mereka. Kalo kamu kesurupan, ga akan ada yang mau nolong kamu."

Smart or Genius ✓ Where stories live. Discover now