09. Rindu yang terbalaskan

1.5K 109 2
                                    

Taehyung termenung menatap kosong televisi didepannya yang menyala sedari tadi. Jimin yang melihat Taehyung yang sedang termenung langsung saja menghampiri sahabat sekolahnya dulu itu.

Jimin menyadari akan sifat Taehyung yang akhir-akhir ini menjadi pendiam, para member lain juga menyadarinya. Mereka sudah berkali-kali agar Taehyung kembali terbuka seperti dulu lagi, tapi pria itu hanya tersenyum sambil berkata 'semuanya baik-baik saja'.

Jimin menepuk pundak Taehyung lalu duduk dipinggir pria itu, Taehyung yang menyadari itu langsung menengok kearah Jimin. "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Jimin melihat kearah tv yang menyala itu, lalu melihat kearah Taehyung lagi.

"Tak ada." jawab Taehyung sekenanya.

"Itu jawaban yang tak ingin aku dengar, ayolah.. Terbuka saja padaku. Kita ini sudah berteman sangat lama, kita juga sudah tinggal satu atap hampir 7 tahun. Apa kau masih tak percaya denganku?"

"Ani.. Bukan seperti itu.." lirih Taehyung menatap Jimin tak enak.

"Lalu? Kau merindukan Yoonra?"

Taehyung seketika diam, "aku.."

"Taehyung-ssie, Jimin-ssie cepatlah bersiap. Kalian lupa jika kita diundang dalam acara Jimmy?" Namjoon yang tiba-tiba datang memotong ucapan Taehyung.

Mereka berdua hanya mengangguk saja, lalu pergi kekamar mereka untuk berganti pakaian.

Setelah itu mereka sibuk pada kegiatan masing-masing.

Didalam mobil tampak hening, fokus pada ponsel masing-masing. "Hyung, kapan kita akan kembali ke Seoul?" tanya Taehyung pada Namjoon, kebetulan dia satu kursi dengan Namjoon.

Namjoon yang tadinya fokus pada ponsel, kini beralih menatap kearah Taehyung. "Setelah urusan kita selesai, setelah ini kita akan promosi album." jawab Namjoon lalu kembali fokus pada ponselnya lagi.

"Jadi, kau tak tau kapan kita akan kembali?"

Namjoon hanya mengangguk saja, Taehyung menghembuskan nafasnya pelan.

***

Yoonra melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung bertingkat itu, kini ia telah sampai di Ilsan.

Yoonra disambut dengan hangat oleh para karyawan kantor, sedangkan Yoonra hanya tersenyum saja membalas sapaan hangat mereka. Bisik-bisik para karyawan juga mulai terdengar ditelinga Yoonra, contohnya seperti ini.

"Wah.. Apakah itu Nona Kang? Dia bertambah sangat cantik."

"Iya kau benar, terakhir dia kesini saat dia masih remaja. Aku jadi iri pada wajah dan tubuhnya."

"Cantik sekali, nona Kang itu. Andai saja aku dijodohkan dengan dia."

Yoonra yang mendengar bisik-bisikan itu hanya menggeleng-geleng pelan, "mereka terlalu berlebihan." gumamnya pelan.

"Silahkan nona umumkan sekarang." ujar sekertaris appa nya, ah tidak sekarang sudah menjadi sekertaris dirinya.

Yoonra hanya mengangguk, sekertarisnya itu bertepuk tangan mengintruksi agar karyawan yang lain tak berisik. "Silahkan, nona."

Married with Bias ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu