My Beloved Bad Girl

313 15 44
                                    

"Made Devi Ranita!!" Suara tegas tersebut membuat seorang gadis berhenti berjalan dan menoleh.

"Ah, iya ada apa pak?" Tanya sang gadis sambil melepaskan earphone nya.

Pria yang tak lain adalah Pak Rhoma, guru BK tersebut berdecak.
"Heh, kamu lihat ini sudah jam berapa?!"

"Jam 8 Pak." Jawab gadis tersebut santai.

"Ya terus kenapa kamu baru berangkat Devi! Bel masuk kan jam 7!" Pak Rhoma mengerang frustrasi.

Made Devi Ranita, seorang siswi di SMAN Slytherin yang lebih sering masuk ruang BK daripada ruang kelasnya. Ia kini duduk di bangku kelas 2. Sudah pasti jurusan IPS.

"Bapak Rhoma yang ngga pake Irama, di ruang BK aja ngomelin sayanya. Di sini panas, ntar Bapak item." Ucap Devi.

"Heh, sembarangan kamu! Saya capek ngomelin dan menghukum kamu. Ngga guna, yang ada saya malah darah tinggi." Pak Rhoma memijat kepalanya.

Devi hanya nyengir saja.
"Jadi gimana nih, Pak?"

"Sana masuk kelas dan ikuti pelajaran!" Tegas Pak Rhoma.

"Wah seriusan? Makasih Bapak." Devi segera mencium punggung tangan Pak Rhoma dan kemudian berlalu.

"I love you 3 juta Pak!" Devi memberi love sign.
Sang guru hanya menggelengkan kepala.

Bukannya masuk kelas, Devi malah pergi ke rooftop. Ia duduk di sebuah sofa bekas yang berada di sana. Ia kemudian menyalakan sebatang rokok dan mulai menghisapnya.

Devi adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Kakak Devi bernama Aya, yang merupakan seorang mahasiswi. Devi dan kakaknya sangat berbeda. Aya cenderung lembut, pintar, dan penurut sangat berbeda dengan Devi yang sering dibilang urakan.

Namun, Devi seperti ini bukan tanpa sebab. Devi sangat sering dibandingkan dengan Aya oleh orangtuanya. Bahkan perlakuan orangtuanya pun berbeda pada dirinya dan pada sang kakak. Meskipun begitu Aya sangat menyayangi Devi, begitupun sebaliknya.

Devi mendongak ketika melihat sepasang sepatu dihadapannya. Seorang pemuda mengambil rokok dari tangan Devi kemudian membuang dan menginjak rokok tersebut.

"Ngga sopan kamu." Ucap Devi tersenyum miring.

"Makan dulu nih." Pemuda tersebut memberikan dua buah roti dan air mineral dingin pada Devi.

"Ngga." Jawab Devi.

"Mau dibeliin yang lain?"

"Aku ngga laper. Udah sana turun, belajar buat olimpiade biar menang."

Dinan Adinatha, pemuda tampan, cerdas, dan populer. Ia juga merupakan seorang ketua OSIS. Dia adalah teman sejak masih TK, sekaligus pacar dari seorang badgirl sekolah, Devi.

Dinan tak menanggapi ucapan Devi, ia duduk di sebelah gadis tersebut. Dinan menatap wajah samping Devi, ia terdiam ketika menyadari sesuatu.

"Aku turun dulu, tunggu sini." Ucap Dinan kemudian.

Devi hanya memandang Dinan heran.
"Mau kemana?"

"Tunggu aja." Dinan kemudian berlalu.

Tak lebih dari sepuluh menit Dinan kembali, lengkap dengan membawa ranselnya. Ia kemudian duduk di samping Devi.

"Heh! Kamu mau ngapain? Ini belum jam pulang!" Devi menatap Dinan tajam.

Percayalah, meskipun Devi hobi telat dan membolos, dia tidak akan membiarkan Dinan mengikutinya.

Dinan tak menjawab. Ia mengeluarkan saputangan kemudian membasahinya dengan air hangat yang tadi dibelinya.
Devi masih tak mengerti dengan apa yang Dinan lakukan. Ia hanya membiarkan.

FairytalesWhere stories live. Discover now