Heart Shaker

345 17 87
                                    

"Haish, lelah akutu." Gumam Jinan.

Kini dirinya tengah berada di tempat latihan. Namun karena latihan baru akan dimulai 2 jam lagi, Jinan memanfaatkan waktunya tersebut untuk mengerjakan tugasnya. Sengaja dirinya tak pulang ke rumah terlebih dahulu setelah kuliah, karena nanggung menurutnya. Jadi langsung saja dia ke tempat latihan.

Kondisinya kini sudah membaik setelah terserang demam hampir satu Minggu lamanya. Jinan kapok, ia janji akan makan teratur dan tepat waktu serta meminum vitamin. Hm, sebenarnya ini ada hubungannya dengan Devi.

Semenjak putus, Jinan menjadi semrawut. Terlebih tentang makan dan kesehatannya. Seperti, Jinan sudah minum Boba atau es lainnya dua kali, namun dirinya belum makan nasi. Sehari hanya makan satu kali, itupun junk food.

Jinan terbiasa dengan warning dari Devi. Setiap dirinya bangun tidur, Devi akan membuat list kegiatan Jinan. Pastinya menyesuaikan dengan jadwal Jinan. Dan ketika jam makan, gadis itu akan mengecek apakah Jinan melakukan apa yang tertulis atau tidak. Kalau tidak, ia siap menceramahi Jinan.

Semua serba teratur ketika ia bersama Devi, jam makan, jam latihan, jam mengerjakan tugas, jam tidur, bahkan saking baiknya Jinan diberi jam main game. Meskipun untuk yang satu ini pasti dilanggar oleh Jinan. Ia selalu bablas.

Sekarang? Jinan harus mengatur semuanya sendiri. Tidak boleh bergantung lagi pada Devi. Karena memang tidak bisa.

"Wagelasehh, gue udah mau skripsi. Rasanya baru kemaren lulus SD."  Monolog Jinan.

Jinan kembali fokus pada laptop di hadapannya. Hingga dirinya tak sadar, seseorang masuk ke ruang latihan.

"Haaaahhh capek." Ucap pelan seseorang tersebut.

Jinan yang merasa mendengar sesuatu kemudian mendongakkan kepalanya. Ia temukan seorang gadis tengah duduk selonjoran sambil meminum air mineral.

"Chika?"

"Loh kak Jinan? Cepet banget datengnya kak?"

Seseorang yang ternyata Chika menghampiri Jinan yang tengah duduk di sudut ruangan sambil menyandarkan diri pada dinding di belakangnya.

"Sekalian dari kampus." Jawab Jinan dan Chika hanya membulatkan mulutnya.

Hening. Jinan sibuk dengan laptopnya, Chika sibuk dengan ponselnya.

"Kamu kenapa?" Tanya Jinan.

"Hah? Aku kenapa emang kak?" Chika sedikit terkejut dengan pertanyaan Jinan.

"Kayak capek banget gitu." Jawab Jinan yang masih fokus pada laptopnya.

"Oh, tadi jam terakhir pelajaran olahraga. Aku ngga suka. Mana suruh lari lagi. Jadi aku capek." Jelas Chika. Nafasnya terlihat masih tak beraturan.

"Oh."

Dih Oh doang. Jawab yang panjang dikit kek kak.

Selanjutnya yang terjadi hanya keheningan diantara keduanya. Jinan yang terlalu malas berbicara dan Chika yang tak punya topik pembicaraan makin memperparah keadaan.

Beberapa puluh menit berlalu, Jinan yang semula fokus mengerjakan tugasnya, kini perhatiannya teralih ketika merasakan beban di bahu kirinya.
Ia menoleh, dirinya sedikit terkejut ketika mendapati Chika yang tengah tertidur dengan bersandar pada bahunya.

"Capek banget kayaknya." Gumam Jinan. Ia rapikan rambut Chika yang menutupi wajah menuju sempurna sang gadis.

Ia kembali lagi pada tugasnya. Membiarkan bahu yang dulu menjadi tempat bersandar bagi Devi, sementara ini menjadi milik Chika. Benarkah sementara? Hmm.

FairytalesWhere stories live. Discover now