Downpour

324 18 27
                                    

Jam menunjukkan pukul 7 malam, ketika hujan deras mengguyur kota Denpasar. Seorang gadis terduduk di lantai kamarnya sambil memeluk lutut. Sesekali ia menyeka air mata yang terus mengalir bersamaan dengan derasnya hujan.

Gadis yang tak lain adalah Devi, kemudian bangkit untuk menuju balkon kamarnya. Dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati seseorang yang masih berada di halaman rumahnya sejak 2 jam yang lalu.

Sedangkan di bawah sana, terlihat seorang gadis dengan pakaian yang telah basah kuyup sambil menggenggam tiga tangkai bunga matahari di tangan kanannya masih setia memandangi balkon kamar Devi.

Ia tersenyum manis sambil menunjukkan bunga yang dibawanya kala gadis yang sedari tadi ia tunggu muncul. Dengan harapan gadis itu mau menemuinya meski hanya sebentar.

Tadi ia sempat meminta ijin pada keluarga Devi untuk menemui gadis itu, namun dirinya lebih dahulu diusir oleh papa Devi sebelum ia dapat menemui gadis itu.

"Aku sayang kamu!" seru Jinan sambil menatap Devi di atas sana.

Devi yang mendengar seruan Jinan memutuskan untuk turun tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Saat ini ia hanya ingin turun, lalu memeluk sosok yang masih menempati posisi tertinggi di hatinya itu.

"Mau kemana, Dek?" tanya sang mama ketika Devi sampai di ruang keluarga.

Beruntung bagi gadis itu, papanya tak ada disana. Beliau sedang berada di ruang kerjanya.

"Boleh aku keluar? Dia ada ada di luar." ucapnya memohon.

"Siapa?" tanya mamanya.

"Kak Jinan."

Sang mama nampak terkejut mendengar ucapan putrinya.
"Di luar ujan, Dev. Ngga mungkin Jinan masih di luar."

"Mama, dia di luar. Tolong."

Devi menggenggam tangan wanita paruh baya tersebut, menatapnya dengan tatapan memohon.
Sang mama diam, kemudian menatap putri sulungnya yang sedari tadi hanya diam. Mendapati anggukan dari putri sulungnya tersebut, iapun mengijinkan Devi untuk keluar.

"Makasih, Ma. Makasih, Dea."

When this rain falls on my head
I'll get all wet even my heart
Stay with me
I still can't be
In the rain alone without you

Ia langsung berlari keluar menuju halaman rumahnya setelah mendapat ijin dari mama dan kakaknya. Ia membiarkan hujan membasahi tubuhnya, menatap seseorang yang berjarak satu meter di depannya.

Sosok itu tersenyum kemudian merentangkan kedua tangannya, membuat Devi berjalan perlahan ke arahnya dan masuk dalam pelukannya.

"Kakak kenapa masih di sini?" tanya Devi di sela tangisnya dalam dekapan Jinan.

"Karena aku mau ketemu kamu." jawab Jinan mengeratkan pelukannya pada Devi.

Mereka terdiam, masih mempertahankan posisinya masing-masing. Devi yang masih terus menangis dan Jinan yang berusaha menenangkannya.

"Jangan nangis." kata Jinan.

"Kenapa aku ngga boleh nangis?" Devi mendongak menatap Jinan.

"Karena ada aku." Jinan melepaskan pelukannya lalu menarik pipi Devi gemas.

Jika biasanya Devi akan memberontak, maka malam ini ia membiarkannya. Biar Jinan bahagia. Setelah puas, Jinan melepaskannya. Ia beralih pada bunga yang dibawanya.

"Ini bunganya. Tapi udah basah."

"Makasih, Kak."

"Harusnya kamu ngga turun. Hujan, nanti kamu sakit."

FairytalesWhere stories live. Discover now