"Ibu, aku tak ingin menikahinya" ujar Nayla takut kalau ibunya akan marah.
"Aku orangtuamu! Jangan membantah ku! Bersyukurlah aku mau melahirkan mu di dunia ini, kalau tidak mungkin kau tidak ada sekarang ini." ujar ibu Nayla sarkas, entah apa penyebab kedua orangtuanya tidak memberikan sedikit kasih sayang pun untuk Nayla.
"Tapi, bagaimana kalau dia tidak mencintaiku?" tanya Nayla khawatir.
"Kau berharap untuk dicintai? Jangan harap! Kau tidak pantas untuk dicintai." ujar ibunya.
"Tidak ada tapi-tapian lagi, kembali ke kamarmu, jangan ada di hadapanku. Muak sekali aku melihatmu." ujar ibunya. Nayla pun kembali ke kamarnya dengan perasaan campur aduk, antara marah, sedih, tersakiti dan masih banyak lagi.
Saat ia akan menuju kamarnya, ayahnya lewat. "Temui aku di ruang kerja" ujar ayahnya dingin. Dengan begitu pun, Nayla berputar arah, menuruni tangga menuju ruang kerja ayahnya.
Ruang kerja.
"Aku tidak mau basa-basi, intinya menikahlah dengan putra keluarga Min, baik kau atau aku akan diuntungkan." ujar ayah Nayla.
"Tapi ayah... Aku tidak ingin kekayaan, aku ingin cinta juga." ujar Nayla mengelak.
"Tch! Jangan sok rendah hati dan tidak ingin harta. Biaya untuk mengurusimu itu mahal!" ujar ayah Nayla.
"Sebagai gantinya, menikah dengan putra keluarga Min, apa susah nya sih? Hanya mengucap janji dan tanda tangan surat nikah." ujar ayah Nayla.
"Hah... Iya, benar. Sangat mudah. Apa susahnya kan? Memang orang yang tidak menghargai pernikahan itu bilangnya mudah" ujar Nayla sedikit menyeringai.
"Baiklah! Aku terima pernikahannya. Kalau dia jatuh cinta padaku, maaf saja hubungan kita berakhir walaupun itu membuatku berdosa" ujar Nayla berani. Ia kemudian keluar dari ruang kerja ayahnya dan menuju ke kamarnya.
Layaknya peribahasa 'rambut sama hitam, isi hati siapa tau', Nayla berkata tanpa keraguan sedikitpun, terselip keberanian yang besar dalam nada bicaranya, namun hatinya sakit, tak rela terhadap pernikahan ini.
Disaat bersamaan ia heran sekaligus kecewa dengan ayahnya, 'Kenapa ayah mau menikahi ibu?' Pertanyaan itu terus terputar di kepalanya.
• • •
Beberapa hari sudah berlalu, hari ini pertemuan kedua pihak keluarga. "Hari ini penting, keluarga Min akan makan malam di rumah kita, jangan sampai kau berbuat yang tidak-tidak" ujar ibu Nayla memberi peringatan. Sebelum berbalik keluar dari kamar Nayla, ibunya berkata lagi "Jangan lupa rias wajahmu. Gaunnya yang kemarin ku berikan." ujar ibu Nayla, tanpa menunggu jawaban Nayla, ia segera meninggalkan kamar anaknya.
~~~
Malam hari. Tidak lama lagi keluarga Min akan tiba di rumah Nayla, sesuai yang ibunya perintahkan, Nayla menggunakan make-up natural dan memakai gaun yang diberikan ibunya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
