I'll Try [2] (Min Yoongi)

83 5 68
                                    

Flashback on

Sehari sebelum pernikahan.

Nayla mengurung dirinya di kamar, tidak membiarkan siapapun masuk, bahkan orangtuanya yang sering melakukan kekerasan.

Mereka berdua tidak akan berani memukulku, besok hari penikahanku, pikir Nayla. Beberapa jam sekali ayah atau ibunya bergantian mengetuk keras pintu kamar Nayla, namun Nayla tidak menjawab, ia malah menggunakan earphone dan mendengarkan lagu favoritnya sambil terkadang menari mengikuti alunan musik. Ia bahkan tidak sarapan atau makan siang, hanya beranjak dari tempat tidur untuk ke kamar kecil.

Di lantai bawah.

"Anak itu keras kepala sekali!" ujar ibu Nayla.

"Ya itu kan salahmu sendiri tidak mendidiknya dengan benar." ujar ayah Nayla.

"Apa katamu?! Aku susah payah merawatnya! Tidak sepertimu, selalu pulang larut!" ujar ibu Nayla.

"Merawatnya?! Kau justru pergi ke mall dan berkumpul dengan teman sosialita mu itu! Nayla kau serahkan pada pembantu!" ujar ayah Nayla.

"Hah! Ya terserahku lah! Apa gunanya uangmu itu kalau tidak kupakai! Alasanku ingin menikah denganmu itu cuman karena uangmu." ujar ibu Nayla.

*Ting-tong*

Ibu Nayla langsung menuju pintu utama rumah itu tanpa memperdulikan ayah Nayla. Ia membuka pintu itu.

"Nak Yoongi? Tumben kau datang kemari." ujar ibu Nayla ramah.

"Aku ingin menemui Nayla boleh?" ujar Yoongi.

"Ah, kebetulan. Entah kenapa Nayla mengurung dirinya di kamar dari pagi, ia juga belum makan. Ia di kamarnya." ujar ibu Nayla.

"Baiklah." ujar Yoongi. "Tidak becus sebagai orangtua." gumam Yoongi.

"Barusan nak Yoongi bilang apa?" tanya ayah Nayla yang tidak mendengar perkataan Yoongi.

"Ah, tidak ada. Kalau begitu saya izin ya." ujar Yoongi dan menuju kamar Nayla.

"Nayla..." panggil Yoongi dari luar kamar. Cukup lembut, namun masih didengar Nayla.

"Apalagi?" tanya Nayla dingin dari balik pintu. Yoongi cukup terkejut, pasalnya Nayla biasanya bersifat hangat.

"Aku Yoongi, biarkan aku masuk ya." ujar Yoongi lagi.

"Aku tidak ingin bertemu siapa-siapa." ujar Nayla. Yoongi terdiam beberapa saat, ia tau Nayla tidak akan membukakan pintu. Ia memikirkan cara agar Nayla mau membuka pintunya.

'Ah, itu dia!' batin Yoongi menemukan caranya.

"Yasudah kalau kau tidak mau membukakan pintu. Aku batalkan pernikahannya." ujar Yoongi. Tidak ada jawaban dari Nayla, baru saja Yoongi membalikkan badannya, Nayla membuka pintunya.

Cklek!

"Masuklah." ujar Nayla. Yoongi tersenyum kecil dan masuk ke kamar Nayla, meletakkan sekantung makanan di atas meja dan duduk di sofa.

Nayla rebahan di tempat tidur kembali mendengarkan musik setelah sebelumnya mengunci pintu, ia tidak memperdulikan Yoongi di kamarnya.

"Nayla." ujar Yoongi lembut, Nayla tidak merespon panggilan Yoongi, akhirnya Yoongi terpaksa berjalan menuju Nayla. Ia membuka earphone sebelah kiri Nayla, membuat yeoja itu terganggu. "Apa sih?" tanya Nayla kesal.

"Ayo makan. Kau belum makan dari pagi kan? Aku sudah membawakan makanan untukmu." ujar Yoongi.

"Aku tidak nafsu makan. Kau saja yang makan." ujar Nayla.

BTS Short StoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora