The Detective and The Mafia [1] (Kim Seokjin)

46 4 50
                                    

P.S: Cerita ini tidak berkaitan dengan dunia nyata sedikitpun, semua yang terjadi dalam cerita ini tak berkaitan dengan realita, semua yang terkandung dalam cerita ini (terutama cerita tokoh perempuan) hanya sekadar imajinasi author. Maaf bila tanpa sengaja menyinggung pihak tertentu.

˙˚...˙˚

"Ada anak baru hari ini?" tanyanya heran, karena tiba-tiba sahabatnya menghampirinya di ruang kerja dan berkata ada anak baru.

"Ne, kau yang membimbingnya."

"Nan?! Wae? Aish, jinjja! Pekerjaanku telah banyak Namjoon-ah." keluhnya.

"Jin hyung, dia akan membantu kasus-kasus mu juga. Lebih seperti sekretaris daripada anak magang." 

"Yeoja?" tanya Seokjin, hanya direspon anggukan oleh lawan bicaranya.

"Aish, lebih menyusahkan." gerutu Seokjin.

"Tidak akan, kudengar dia yeoja yang berkom--"

"Bagaimana kalau dia malah terpana dengan ketampananku ini? Nanti dia malah terpana dan merayuku." gerutunya kembali dengan ucapan kelewat percaya diri, membuat Namjoon melakukan respirasi semaksimal mungkin, berharap emosi itu akan terbuang bersamaan dengan embusan kasar napasnya. Bisa saja ia merutuki lawan bicaranya, tapi mau bagaimana, ia tetap menghormatinya.

"Hyung, tolong kurangi rasa percaya dirimu. Bisa-bisa nanti malah kau yang terpana dengan kecantikannya" ujar Namjoon setelah menghela napas kasar.

"Tidak mungkin, aku yang kelewat tampan ini sulit jatuh cinta dan tak akan terlibat cinta kantor. Dan ju--" 

"Annyeonghasibnikka." sapa sebuah suara yang menghentikan ucapan Seokjin, kedua namja itu menoleh kepada yang menyapa.

"Kau anak baru itu?" tanya Namjoon.

"Ne. Jeoneun Wan Raein ibnida. Senang bertemu dengan kalian." ujarnya dan membungkuk.

"Berapa usiamu?" tanya Namjoon.

"26 tahun." ujarnya.

"Oh, kalau begitu panggil aku Namjoon. Dan dia..." ujar Namjoon mengacu pada Seokjin, karena Seokjin menatap Raein cenderung melamun, Namjoon menyikutnya.

"A-ah, ne. Joneun Kim Seokjin. Aku polisi sekaligus detektif yang akan bekerja denganmu. Aku harap kau bekerja dengan baik. Dan siapa namamu tadi?" ujar Seokjin, sepertinya perkataan Namjoon yang tadi menjadi kenyataan, justru Seokjin yang terpana dengan kecantikkan yeoja itu. Bagaimana tidak, rambut perak messy bun nya, manik matanya yang sehitam malam kelam, hidung kecilnya, pouty lips nya, kaki jenjang, dimata Seokjin itu sempurna!

"Wan Raein. Saya akan berusaha sebaik mungkin." ujarnya.

'Wan Raein? Marganya terlalu langka.' pikir Seokjin.

"Arraseo, aku ada pekerjaan. Hyung, ajari dia dengan baik." ujar Namjoon dan keluar dari ruang kerja Seokjin.

"Raein-ssi, ada beberapa peraturan yang perlu kau ketahui. Pertama, tentu saja jangan telat. Kedua, Tau waktunya serius dan bercanda, aku memang orang yang suka membuat lelucon, tapi ketika turun ke lapangan, aku tak akan main-main, paham?" jelas Seokjin, dan hanya diangguki oleh Raein.

"Arraseo. Ketiga, kau harus berani ketika kita ke TKP, jangan ragu-ragu. Keempat, kau harus siap jika tiba-tiba kau kutelpon pagi-pagi atau ketika kau terpaksa lembur. Aku harap kau mematuhi peraturan itu."

"Ne, Seokjin-ssi. Untuk masalah peraturan ketiga jangan khawatir, saya bahkan pernah latihan menembak. Saya bisa menggunakan pistol." ujar Raein.

BTS Short StoryWhere stories live. Discover now